Sabtu, 31 Mei 2008

Keanehan dan Keistimewaan Negeri Ini

Banyak keanehan dari sikap orang-orang pribumi di negeri ini. Ini menurut pengalamanku dan penuturan teman-temanku tentang negeri ini. Contohnya hari ini. Temanku seorang india (sopir) bernama Muhammad Ali pergi mengantar anak majikan ke rumah sakit. Berangkat sekitar jam 16:30. Baru datang lagi jam 21:45. Waktu yang cukup lama bukan?

Temanku india yang lain (seorang sopir juga) yang bernama Jabir dari tadi menunggu datangnya mobil tersebut. Karena dia perlu mobil itu untuk melaksanakan tugasnya. Dia bercerita bahwa anak majikan itu memang rada "hebat". Dia suka ingin tahu banyak hal. Alasan kenapa lama di rumah sakit yaitu karena anak tersebut selalu saja cari-cari "informasi" keliling rumah sakit. Padahal urusan dia dengan dokter sudah beres dan bisa segera pulang. Setiap kali ada pasien yang datang, apalagi pasien yang terluka akibat kecelakan, dia pasti bertanya ini itu kepada orang-orang sekitar. Makanya jadi terlambat datangnya. Jika saja Jabir yang mengantar, dia tidak akan menuruti keinginan anak tersebut.

Rasa keingintahuan anak-anak disini rata-rata memang cukup besar. Dan itu kebanyakan didukung oleh orang tua mereka. Contohnya aku pernah lihat beberapa kali seorang ayah "mengajarkan" anaknya yang masih kecil untuk mengendarai mobil. Sekadar iseng atau apa aku tak tahu. Yang aku tahu itu sangat berbahaya, apalagi di jalanan yang cukup ramai. Juga aku pernah lihat seorang pengemudi mobil sambil membaca koran, sambil minum, sambil lihat handphone dan kegiatan lainnya yang seharusnya tidak dilakukan pada saat mengemudikan mobil.

Aku sering lihat orang-orang yang sengaja atraksi mobil berputar-putar. Itu dilakukan di jalanan yang ramai. Memang sih seramai-ramainya jalanan besar disini tidak seramai di jalanan besar di Indonesia. Tapi hal itu tetap saja berbahaya. Jalan utama disini memang sangat lebar dan mulus kondisinya. Setiap sisi jalan memiliki empat jalur yang bisa dilalui oleh kendaran. Hal itu memungkin seorang pengemudi menjalankan kendaraannya dengan cepat. Walaupun jalanan disini tidak terlalu ramai, bisa saja tiba-tiba datang mobil yang lain dengan kecepatan tinggi.

Suatu ketika aku pernah lihat orang yang kecelakan akibat ulahnya sendiri beratraksi ria. Tepat di jalan depan kantorku dia melakukan atraksi memutar-mutarkan mobil. Dengan kecepatan yang cukup tinggi dia melakukan atraksi. Tujuanya ingin "unjuk gigi" eh tahu-tahunya malah celaka. Dia lepas kendali. Brak! Mobil itu menabrak pagar besi yang membentengi proyek pembangunan rumah sakit. Pagar besi itu sampai rusak sepanjang kurang lebih 6 meter. Untung saja pengemudi itu tidak terluka apa-apa. Sungguh beruntung sekali. Di dalam mobil tersebut juga terdapat dua orang wanita. Mereka semuanya selamat. Semoga saja bisa dijadikan pelajaran supaya tidak mengulangi keanehan dan kebrutalannya lagi.

Selain keanehan yang dimiliki, juga terdapat keistimewaan dari negeri ini. Ikuti kelanjutannya…

Bersambung…

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia

Ada 3 Objek wisata yang masuk nominasi dari 7 Keajaiban Dunia yaitu: Danau Toba, Krakatau dan Pulau Komodo. Namun sampai saat ini ketiganya masih berada dalam rating rendah. Silakan Baca: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/31/time/143737/idnews/948174/idkanal/10.

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia lewat alamat situs resmi: http://www.new7wonders.com/nature/en/liveranking/

Rabu, 28 Mei 2008

Masjid Haram 10 Tahun ke Depan, Masjid dengan Lapangan Terluas di Dunia



Arab Saudi mulai mengerjakan enam proyek real estate sebagai bagian dari proyek perluasan Masjid Haram di Makkah. Proyek yang menelan biaya 50 milyar riyal ini baru akan selesai sampai 10 tahun ke depan dan bakal mengubah wajah kota Makkah.


Sesuai perintah Pelindung Dua Masjid Suci, Raja Abdullah, proyek ekspansi Masjid Haram disertai dengan pembangunan proyek pembangunan sarana pendukung lainnya, seperti perumahan, sarana transportasi dan fasilitas lainnya bagi warga setempat maupun jamaah haji.


Untuk membuat ruang terbuka yang dekat dengan Masjid Haram, dibuat Proyek Shamiya, karena proyek ini banyak mengambil wilayah Shamiya. Sedikitnya 1.000 bangunan di wilayah Shamiya digusur untuk keperluan proyek tersebut dan pemerintah Saudi menyediakan dana sebanyak 6 milyar riyal untuk dana kompensasi bagi warga yang bangunan miliknya kena gusur.


Proyek Shamiya didisain untuk menyediakan tempat salat yang lebih luas di sisi utara Masjid Haram, dilengkapi sarana transportasi bagi para jamaah haji. Beberapa hotel besar dan apartemen juga akan dibangun di kawasan itu berikut fasilitas publiknya.


Proyek lainnya yang akan dilakukan di dekat masjid Haram adalah Proyek Jabal Khandama di sisi timur masjid. Proyek yang akan dibangun di atas lahan seluas 150 ribu meter persegi ini, 15 persennya akan dialokasikan untuk penduduk Makkah.


Di sisi barat daya Masjid Haram akan dibangun Proyek Jabal Omar. Bukit-bukit yang terdapat di area ini diratakan dan dibangun komplek untuk keperluan tempat tinggal, hotel serta pusat-pusat belanja. Proyek Jabal Omar akan menyediakan fasilitas tempat tinggal dan tempat salat berpendingin udara yang bisa menampung 100 ribu orang serta tempat salat terbuka untuk 120 ribu jamaah.


Proyek pembangunan juga dilakukan di sisi tenggara Masjid Haram, di sekitar Rumah Sakit Ajyad. Di lokasi ini akan dibangun rumah sakit modern dan pusat kesehatan yang dilengkapi dengan fasilitas gawat darurat.


Untuk kelancaran transportasi ke Masjid Haram, akan dibangun jalan baru King Abdul Aziz Ring Road. Jalan lingkar sepanjang empat kilometer dengan lebar 80 meter ini, akan tersambung dengan jalan Jeddah Expressway.


Sementara di selatan Masjid Haram, sedangan dibangun kawasan Hijrah. Dengan pembangunan kawasan ini, tempat untuk salat di sisi selatan masjid luasnya bertambah dari 1.170 meter persegi menjadi 30 ribu meter persegi. Di tempat juga disediakan lahan parkir untuk 1.000 mobil.


Proyek perluasan Masjid Haram lainnya yang masih dalam perencanaan adalah proyek di pintu gerbang utara masjid, berupa proyek pembangunan menara dengan ukuran besar.


Total luas wilayah yang digunakan untuk membuat ruang terbuka dalam proyek perluasan masjid ini dipekirakan lebih dari 40 ribu meter persegi, yang bisa menampung sedikitnya 100 ribu jamaah. Dengan demikian, Masjid Haram di Makkah akan menjadi masjid dengan lapangan terluas dan terpenting di dunia. (ln/arabnews)


Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8528155453-masjid-haram-10-tahun-ke-depan-masjid-dengan-lapangan-terluas-dunia.htm

Selasa, 27 Mei 2008

Kapolri Tak Mau Minta Maaf

SINGLE FIGHTER: Mahasiswa melempari para polisi yang akan membubarkan aksi mereka di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, kemarin (26/5).


Anggap Penyerbuan ke Unas untuk Jamin HAM Masyarakat

JAKARTA - Penyerbuan Universitas Nasional (Unas) yang dilakukan oleh polisi telah memunculkan protes dari berbagai kalangan. Komisi III DPR yang membidangi hukum, misalnya, langsung membentuk panja (panitia kerja) yang mengusut kasus tersebut. Sebelumnya, Komnas HAM juga membentuk tim investigasi.


Menghadapi tekanan publik yang memojokkan korps kepolisian, Kapolri Jenderal Pol Sutanto kemarin menggelar jumpa pers khusus di Mabes Polri terkait insiden penyerbuan kampus Unas. Menurut dia, polisi bukan mengebiri demokrasi, tapi mengawal demokrasi sesuai koridor hukum. Untuk itu, tak ada permintaan maaf.


"Tiap demo, sesuai dengan UU yang dibuat pemerintah dan DPR, ada aturannya, yakni sampai pukul 18.00. Tugas kami melayani dan mengamankan supaya unjuk rasa bisa tertib dan kami tidak diperlengkapi alat (mematikan, Red)," katanya.


Kapolri didampingi jajarannya. Misalnya, Irwasum Komjen Pol Jusuf Manggabarani, Kabareksrim Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman, Deops Polri Irjen Pol Rubiani Pranoto, dan Kadiv Humas Irjen Pol R Abubakar Nataprawira.


Kejadian di Unas pada Jumat (23/5) itu berawal dari demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. Para pendemo tersebut membakar ban bekas dan sempat menutup Jalan Sawo Manila, Jaksel, di depan Unas. Terjadi bentrok saat polisi membubarkan demo tersebut.


Lantas, Sabtu pagi, polisi menyerbu kampus Unas untuk membubarkan demo yang tetap berlanjut. Polisi menyeret dan memukuli sejumlah mahasiswa sehingga kampus itu berdarah. Selain itu, kaca dan kondisi kampus banyak yang berantakan.


"Yang terjadi di Unas kan demo sampai malam dan masyarakat setempat merasa terganggu. Kita sudah nego dan bertahan, tapi tidak bisa. Jadi, yang kami lakukan itu menjamin hak asasi masyarakat luas. Ini garis bawahi betul," jelas Kapolri.


Menurut dia, polisi punya kewajiban melindungi hak asasi masyarakat yang lebih luas dibanding demonstran yang terbukti melanggar hukum.


Saat disinggung apakah perlu polisi meminta maaf atas segala kerusakan dan kekerasan yang terjadi di Unas pada Sabtu kelabu itu, Kapolri menjawab, "Saya minta rekan-rekan pahami, demokrasi baik jika dikawal penegakan hukum yang kuat. Kita harus memperkuat. Termasuk Saudara-Saudara (wartawan) juga memperkuat." Menurut dia, juga tak ada pelanggaran HAM dalam peristiwa itu.


Menurut lulusan Akpol terbaik angkatan 73 itu, polisi bukannya tidak berbenah diri. Selain protap pengendalian massa saat ini, dan polisi dilarang membawa senjata api, juga ada sejumlah perbaikan, seperti pemberian materi HAM sejak pendidikan polisi di level awal. Karena itu, tidak mungkin polisi di lapangan melakukan perusakan. Tapi apa pun, polisi akan mengevalusi kejadian semacam itu supaya tidak terulang kembali.


Pascabentrok Unas, sesuai protap, Irwasum dan Propam turun ke lapangan. "Jangan sampai (kasus) ini dimanfaatkan pihak ketiga," tegasnya.


Mantan Kapolda Sumut itu menengarai peristiwa tersebut tak lepas dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan kondisi bangsa. Buktinya, dimulai kabar tertembaknya mahasiswa UI, Budi Darma, saat demo di gedung MPR/DPR Rabu lalu (21/5).


Juga isu melalui SMS akan ada kerusuhan besar di Jakarta pada Jumat sampai Minggu (23-25/5) dan isu hilangnya tiga mahasiswa Unas pascabentrok (24/5). Polisi juga masih menyelidiki siapa pemilik dua granat nanas yang ditemukan di Unas pascabentrok. Namun, Kapolri yang akan pensiun pada September 2008 itu tidak menyebutkan siapa pihak yang hendak memancing di air keruh tersebut.


Sementara itu, Irwasum -usai jumpa pers yang berlangsung 30 menit- mengatakan, pihaknya masih memeriksa sejumlah anggota polisi yang terlibat dalam bentrok berdarah itu. Karena itu, dirinya belum tahu hasil pemeriksaan. Termasuk apakah harus ada yang bertanggung jawab, mulai level Kapolrestro Jakarta Selatan Kombespol Chairul Anwar atau bahkan hingga level Kapolda.


Namun, apakah polisi dibenarkan menganiaya? "Upaya paksa yang dilakukan polisi seimbang dengan tekanan yang dia terima. Jadi, kalau (pelaku) ngamuk, ya harus dilumpuhkan dan baru dibawa ke kendaraan," jawab Jusuf yang pernah tersandung kasus UMI Makassar dan dicopot dari jabatan Kapolda Sulsel pada 2004 lalu itu. Bukti tayangan TV yang memperlihatkan aksi anarkis sekelompok polisi menggebuki mahasiswa Unas belum bisa dijadikan pedoman.


Begitu pula sikap Kapolda Metro Jaya. Dia membantah informasi yang menyebutkan bahwa dirinya telah menonjobkan Kapolrestro Jakarta Selatan. "Tidak benar itu. Tidak semudah itu. Kita tunggu hasil pemeriksaan internal," tambahnya. Pihaknya juga belum langsung mengganti kerugian yang diderita Unas dengan alasan belum tentu anak buahnya yang merusak.


Sumber koran ini di lingkungan Mabes Polri mengatakan, salah satu skenario untuk memperbaiki citra Polri sebagai buntut kasus Unas adalah mengambil tindakan di level Kapolrestro.


Mendiknas Bambang Soedibyo pun sepenarian dengan Kapolri. Dia memahami apa yang dilakukan mahasiswa. Namun, seharusnya aksi tersebut tidak anarkis. "Caranya jangan melanggar," kata Mendiknas usai rapat kerja bersama Komisi X di DPR kemarin (26/5). Menteri asal PAN itu menambahkan, tidak ada kampus yang steril terhadap hukum.


Menko Polhukam Widodo A.S. bahkan bersikap lebih keras. Dia berjanji bahwa pemerintah akan mencari dalang di balik bentrok Unas. "Kita mempercepat penyelesaian proses hukum dan mencari pihak-pihak yang berperan memprovokasi kekerasan," katanya dalam jumpa pers di Kantor Menko Polhukam siang kemarin. Hadir dalam acara yang dihelat pukul 11.00 itu Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Kapolri juga datang sebelum mengadakan jumpa pers khusus di Mabes Polri sorenya.


Menurut Widodo, langkah polisi juga didasarkan laporan dari masyarakat. "Mereka (demonstran) sudah diberi toleransi. Tapi, sampai pukul 04.30 menjelang azan subuh, mereka justru menyerang aparat. Masyarakat yang hendak menunaikan salat merasa terganggu dan meminta bantuan polisi untuk bertindak," katanya.


Karena itu, mantan Panglima TNI itu optimistis tindakan polisi masih dalam jalur yang benar. "Justru kami mengingatkan pengunjuk rasa agar mewaspadai pihak-pihak luar yang memanfaatkan aksi itu untuk kepentingan tertentu," katanya.


Namun, penjelasan itu tak meredam kalangan legislatif dan Komnas HAM. "Polisi sebenarnya tahu siapa yang dihadapi. Mahasiswa itu manusia Indonesia yang paling tidak punya kepentingan ketika berjuang," kata anggota DPD I Wayan Sudhirta di gedung DPR kemarin.


Dia menyesalkan tindakan polisi yang cenderung berlebihan. Misalnya, menginstruksi para mahasiswa jalan jongkok dan memukul secara membabi buta.


Dia mengingatkan, ujian terberat bagi Polri setelah tidak sepayung dengan TNI adalah mampu atau tidak melakukan kontrol dan pengawasan internal. Kasus Unas akan jadi batu ujian. "Kalau terbukti tidak mampu, gagasan menempatkan kepolisian di bawah kontrol Mendagri bisa menjadi kenyataan seperti di negara maju," katanya.


Komnas HAM juga maju satu langkah. Komisi pimpinan Ifdhal Kasim itu telah membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti temuan sementara Komnas HAM. "Kami sudah membentuk tim yang dipimpin komisioner Nur Kholis," ujar Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh kemarin (26/5). Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi komisioner Komnas HAM.



Panja Universitas Nasional


Aksi kekerasan aparat kepolisian di Kampus Universitas Nasional (Unas) menuai kecaman dari Senayan. Bahkan, Komisi III DPR memutuskan membentuk panitia kerja yang akan menginvestigasi perusakan kampus itu.


Keputusan tersebut diambil setelah Komisi III menerima perwakilan mahasiswa Unas kemarin (26/5). Selain itu, DPR akan mengundang kepala Polri dan jajaran pimpinan polisi di wilayah kejadian perkara. Mereka akan dimintai keterangan tentang kronolgi kejadian yang diduga ada unsur pelanggaran hak asasi manusia itu. "Dalam 2-3 hari pembentukan tim akan diselesaikan," ujar Ketua Komisi III Trimedya Panjaitan.


Tim tersebut akan melakukan investigasi di lokasi kejadian. Mereka akan mengumpulkan data tentang kerusakan fasilitas kampus, temuan dua granat nanas, hingga barang bukti narkoba. Hasil invenstigasi itu akan dijadikan bahan evaluasi dalam rapat kerja dengan Kapolri.


Bukan hanya mahasiswa Unas yang mendatangi Komisi III. Jajaran rektorat juga menghadap Ketua DPR Agung Laksono dengan agenda serupa. Mereka meminta dukungan legislatif agar mendesak kepolisian memenuhi janjinya mengusut tuntas kasus kekerasan di Unas. "Polisi melalui Kapolres Jakarta Selatan telah berjanji menindak oknum-oknum yang melakukan kekerasan dan perusakan di kampus," kata Rektor Unas Umar Basani saat bertemu pimpinan DPR.(naz/rdl/bay/pri/fal/cak/tof)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10533

Sabtu, 24 Mei 2008

Jadi ”Native Speaker” di Kelas Bahasa SMA Queensland, Australia

Siswa Tanya Tuyul, Guru Jawab Mirip Casper

Pernah jadi bahasa yang populer diajarkan di sekolah-sekolah di Australia, peminat kelas Bahasa Indonesia di Negeri Kanguru semakin menurun. Bukan hanya karena kasus Bom Bali, tapi juga karena bahasa Asia lain: Mandarin, Korea, dan Jepang, menjadi pesaing. Laporan ELIN YUNITA yang baru tiba dari Brisbane.

-------


PERJALANAN darat ke Ferny Grove, kawasan di barat daya Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, itu makan waktu sekitar satu jam. Beranjak dari pusat kota Brisbane yang sarat gedung-gedung tinggi, pemandangan lantas berganti dengan deretan pohon-pohon cemara dan permukiman. Beberapa rumah tua dari kayu warga Queenslander tampak sepanjang jalan. Beberapa digunakan sebagai kedai minum atau butik.


Di Ferny Grove, mobil yang kami tumpangi merapat di sebuah sekolah satu lantai yang dikelilingi pepohonan. Seorang perempuan berbaju kuning dengan rambut tersanggul rapi berdiri di tepi jalan.


"Selamat datang ke sekolah kami. Saya senang sekali bertemu Anda dan mempraktikkan Bahasa Indonesia saya," ujar Fiona Hudghton dalam bahasa Indonesia yang fasih. Suara keras dan lantang.


Wanita itu ditunjuk sebagai kepala Departemen Bahasa di Ferny Grove High School (SMA Ferny Grove), nama sekolah yang hari itu kami kunjungi. Dengan bersemangat, dia lantas membawa kami ke ruangannya. Dia tak asing dengan orang Indonesia. Sebab, sebelumnya, dia pernah jadi perawat di RS Dokter Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.


Dia menunjuk plang yang menunjukan arah dan jarak beberapa kota di dunia dari Ferny Grove. Salah satunya plang Semarang yang tertulis jaraknya 5.024 kilometer dari Brisbane. "Kami memang punya hubungan istimewa, Semarang adalah sister city Brisbane," ujar Fiona.


Menurut Fiona, Wakil Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz (sekarang gubernur) bahkan sempat berkunjung ke sekolah tersebut dan menghadiahkan seperangkat alat gamelan yang lantas ditempatkan di ruang musik.


Kami lantas dibawa ke ruang guru dan diperkenalkan dengan sebagian dari mereka yang tampak sibuk mengetik atau menyusun bahan pelajaran sebelum masuk kelas. Di rungan kecil miliknya tampak sang saka merah putih dan Bendera Jerman dipajang berjajar di sela-sela buku. "Di sini diajarkan dua bahasa asing, Bahasa Indonesia dan bahasa Jerman," ujar perempuan yang dipanggil Bu Fin oleh murid-muridnya.


Setelah mengambil beberapa buku, Bu Fin membawa kami ke ruang kelas Bahasa Indonesia. Ukuran ruangan hampir sama dengan sekolah di Indonesia. Tapi kalau soal fasilitas, sekolah negeri setingkat kecamatan di Australia itu tak bisa dibandingkan dengan sekolah kelas kecamatan di Indonesia.


Dua buah kipas angin terpasang di atap kelas dalam keadaan mati. Hawa musim gugur yang suhunya antara 15-20 derajat Celcius hari itu tak memerlukan kipas angin. TV berukuran 20 inci dilengkapi dengan DVD player jadi alat pendukung pelajaran. "Terutama untuk memutar film Indonesia. Kami pernah menutar Film Ada Apa dengan Cinta. Murid-murid sangat menyukainya," kata Bu Fin bersemangat.


Rak di kelas itu berisi kamus bahasa Indonesia, buku-buku, dan beberapa majalah (tentang Indonesia) berjejer merapat di dinding kelas. Selain itu ada peta Indonesia, berbagai alat peraga, sampai poster bertuliskan "Bahasa Indonesia Menyenangkan" dipasang untuk memotivasi murid.


Sebelas orang murid dengan seragam sekolah warna hijau duduk di meja yang ditata melingkar di tengah kelas. "Ini kelas 12," ujar Bu Fin memperkenalkan para siswanya. Menurut dia, Bahasa Jerman dan Indonesia ditawarkan di kelas 8 sampai 10. Sedangkan ekstensi di kelas 12.


Setelah perkenalan dalam Bahasa Indonesia, semua murid memberondong kami dengan pertanyaan yang mereka siapkan. Dengan bahasa Indonesia yang sedikit terbata-bata, mereka bertanya soal kerja wartawan dan apa yang kami liput. Jawa Pos dan dua wartawan majalah dari Indonesia pun larut dalam diskusi.


Dengan bahasa campur-campur Indonesia dan Inggris, staf pemerintah Queensland, Monique Barnes, yang jadi pemandu kami, sesekali tersenyum menyimak diskusi. Terutama jika kami berbicara bahasa Indonesia, karena perempuan berambut ikal itu sama sekali tak mengerti Bahasa Indonesia.


Soal media, koran ternyata tak begitu populer bagi remaja di Ferny Grove. Menurut Bu Fin, remaja malas membaca koran yang isinya politik, berita kriminal, maupun Australia. Kalaupun membaca koran, bukan berita serius yang mereka baca. "Remaja kebanyakan membaca koran dari belakang, halaman olahraga. Benar kan, siapa yang seperti itu?" ujarnya kepada murid-muridnya.


Tiga orang, yakni Rachel, Zack, dan Jack langsung mengacungkan jari. "Bisa dipahami, mereka bertiga atlet," ujar Bu Fin kepada Jawa Pos.


Beberapa murid yang lain mengaku tak pernah baca koran. Seorang murid dengan rambut warna coklat mengaku lebih suka fashion. Siswi lain bernama Jasmin Tilling juga mengaku tak membaca koran. Tapi, dia sering membaca berita politik ataupun nasional di internet.


"Koran memang tak populer bagi remaja disini. Kami lebih suka TV ataupun majalah remaja," ujar Jasmin Tilling ketika memandu rombongan kami keliling sekolah. Ketika Jawa Pos menceritakan ada rubrik di koran ini yang khusus melayani remaja (Deteksi), Jasmin langsung menghentikan langkahnya. "Oh ya? Menarik sekali. Mungkin perlu ditiru di sini," ujarnya.


Pembicaraan di dalam kelas mengalir dari isu korupsi (tak menarik minat mereka, almarhum Soeharto, perilaku masyarakat Indonesia, sampai tuyul. Setan kecil itu jadi bahan obrolan yang menarik. Bu Fin yang mula-mula menyinggung soal mahluk halus pencuri uang itu.


"Kalau ada orang yang meletakkan tangan di belakang sambil berjalan, besar kemungkinan mereka sedang membawa tuyul," ujar Bu Fin menceritakan kepercayaan sebagian orang Jawa tentang tuyul. Dia menambahkan tuyul sengaja dipelihara untuk menghasilkan uang.


Dengan pandangan bertanya, murid-murid lalu bertanya seperti apa wajah tuyul. Beberapa dari mereka bergumam tak percaya ada hantu yang digunakan untuk mencari uang. "Kalau kalian percaya Casper itu ada, mungkin tuyul benar-benar ada," ujar Bu Fin.


Usai pelajaran berakhir, kami tak langsung pulang. Suguhan teh dan kopi panas serta kue-kue tersaji di dapur guru yang kecil namun bersih. Guru Bahasa Indonesia di sana, Rosita Moesa, yang berasal dari Indonesia, mengakui tantangan yang dihadapi guru bahasa Indonesia lumayan berat. Sebab, peminat Bahasa Indonesia makin lama makin berkurang.


Salah satunya karena travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia pasca Bom Bali yang banyak mengakibatkan warganya jadi korban tewas. "Kami tak boleh membawa murid ke Indonesia dalam kapasitas sebagai pengajar," ujar perempuan yang sudah 15 tahun tinggal di Australia itu.


Akibatnya, saat "praktik lapangan" perjalanan ke Brunei Darussalam dan Malaysia jadi alternatif. "(tak bisa ke Indonesia, Red) Itu yang membuat mereka jadi tak bersemangat," ujarnya. (el)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10514

Jumat, 23 Mei 2008

POLDA METRO JAYA SIAGA I MENGAMANKAN KENAIKAN HARGA BBM

Metrotvnews.com, Jakarta: Polda Metro Jaya malam ini memberlakukan siaga satu untuk seluruh jajarannya. Status siaga satu diberlakukan setelah pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Status siaga satu diresmikan lewat apel pasukan malam yang dipimpin Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Budi Winarso.

Polda Metro Jaya menerjunkan anggota reserse, samapta dan intelijen. Malam ini mereka siap bergerak untuk mengamankan SPBU-SPBU di Jakarta. Mereka bertugas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kenaikan harga BBM.

Malam ini sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah diserbu warga. Mereka berbondong-bondong ke SPBU untuk bisa membeli harga premium dengan harga lama, Rp 4.500 per liter. Mulai besok, sesuai penjelasan pemerintah, harga premium akan naik menjadi Rp 6.000 per liter. Seperti yang diumumkan pemerintah, selain premium, harga solar akan naik dari Rp 4.300 menjadi Rp 5.500 per liter, dan minyak tanah dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500 per liter.

Salah satu SPBU yang diserbu warga adalah SPBU Tanah Abang II, Jakarta. Antrean kendaraan mulai padat sejak pukul 22.00 WIB. Antrean mulai padat, bahkan kendaraan --baik roa dua maupun roda empat-- terus berdasatngan. Makanya, antrean sudah sampai ke badan jalan. Pihak SPBU mengaku belum ada pembatasan pembelian BBB. SPBU ini menyediakan tujuh kanopi, empat kanopi untuk mobil premium, dua untuk solar dan satu untuk motor.

Seperti yang terlihat di SPBU di Jalan Basuki Rahmat, Kampung Melayu Besar, Jakarta Timur. Tidak hanya mobil, sepeda motor juga ikut antre. Antrean sudah terjadi sejak sore dan berlanjut hingga malam ini. Aparat kepolisian disiagakan untuk menertibkan antrean juga untuk menghindari terjadinya kemacetan di badan jalan. Agar tidak cepat kehabisan stok BBM, pengelola SPBU membatasi pembelian hanya Rp 15 ribu untuk sepeda motor dan Rp 75 ribu untuk mobil pribadi.

Antrean juga terlihat di SPBU Kemanggisan, Jakarta Barat. Di SPBU ini puluhan kendaraan terlihat antri membeli BBM. Antrean mulai terjadi pukul 19.00 WIB, sebelum kenaikan harga BBM secara resmi diumumkan oleh pemerintah. Warga memutuskan membeli BBM sebagai langkah antisipasi. Tidak hanya mobil, tapi sepeda motor juga ikut antre membeli BBM di SPBU ini.(DOR)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=59540

Ketua MPRRI: BLT Timbulkan Kegamangan di Masyarakat

Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid menilai, Bantuan Langsung Tunai yang mulai akan digulirkan hari ini (23/5) sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak akan menimbulkan kegamangan di tingkat lokal, seperti yang terjadi pada saat kenaikan BBM tahun 2005.

"Banyak orang mengkhawatirkan data-data yang ada bukanlah data yang valid. Dan uang yang diberikan itu setara dengan uang yang diberikan pada tahun 2005 lalu 100 ribu rupiah, padahal jelas harga-harga sudah melambung tinggi. Kalau dulu 100 ribu rupiah mungkin masih cukup, tetapi sekarang belum naik harga minyak, harga-harga sudah naik. 100 ribu rupiah itu mungkin nilainya tidak sama dengan 100 ribu rupiah pada tahun 2005 yang lalu, " ujarnya kepada pers, di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Jum'at (23/5).

Menurutnya, apabila keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dan mengganti dengan pemberian BLT menimbulkan kegalauan di tengah masyarakat. Hidayat meminta agar pemerintah untuk empertimbangkan kembali keputusan tersebut.

"Saya kira belum terlambat kalau pemerintah betul-betul mengkaji ulang kenaikan BBM itu, untuk pada akhirnya betul-betul berpihak pada rakyat dan kepentingan negara, " tandasnya.

Mengenai maraknya aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM diberbagai daerah hingga menjurus pada tindakan anarkis. Hidayat mengaku, sangat prihatin dengan hal itu, apalagi kalau demontrasi malah menimbulkan korban, dan perilaku anarkis dan permusuhan sesama anak bangsa. Hidayat sangat menyayangkan demonstrasi yang seharusnya menjadi bagian dari demokrasi proses demokrasi, justru menjadi ajang permusuhan.

Dengan maraknya aksi penolakan kenaikan BBM, Hidayat berharap hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah memilih langkah-langkah yang lebih bijak, untuk tidak menaikkan harga BBM. (novel)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nas/8523143948-ketua-mprri-blt-timbulkan-kegamangan-masyarakat.htm

Anggota Legislatif Malaysia Usulkan Gerakan Pro-Poligami

Ibrahim Ali, seorang anggota dewan legislatif di Malaysia mengusulkan sebuah gerakan agar para Muslimah tidak antipati terhadap poligami. Ia mengusulkan hal itu merespon banyaknya keluhan dari kaum perempuan yang merasa selalu disalahkan dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah perkawinan.

Ibrahim berpendapat, jika para Muslimah sudah bisa berlapang dada menerima poligami, tingkat perceraian akan menurun dan problem-problem perkawinan bisa diminimalkan.

"Persoalan-persoalan itu terjadi karena kaum perempuan tidak bisa menerima poligami. Bagaimana jika dilakukan kampanye agar kaum perempuan bisa menerima poligami, untuk mencegah munculnya persoalan-persoalan tersebut?" kata Ibrahim seperti dikutip harian Star.

Lebih lanjut anggota dewan legislatif dari kalangan independen di Malaysia itu mengatakan, kaum perempuan harus memahami bahwa laki-laki masih punya keinginan apa yang ia sebut "bersenang-senang", ketika isterinya sedang hamil atau ketika sang isteri sudah memasuki usia 50-an. Pada usia ini, kata Ibrahim, kaum perempuan biasanya sudah banyak menghadapi "persoalan."

Belum lama ini, anggota legislatif dari kelompok oposisi di Malaysia Fauziah Salleh mempertanyakan kualifikasi para konselor di pengadilan syariah, karena ia menerima banyak pengaduan dari kaum perempuan bahwa pengadilan sering memaksa mereka menerima tudingan bahwa persoalan perkawinan yang terjadi adalah akibat kesalahan pihak perempuan.

"Mereka tidak dinasehati tapi diberi 'saran'. Dan selalu saja, mereka mengatakan pada pihak perempuan bahwa merekalah yang salah. Jika ada persoalan keluarga, perempuan dibilang harus bersabar. Jika pihak perempuan dipukul, mereka juga dibilang harus bersabar, " papar Fauziah.

Hukum Malaysia membolehkan seorang suami memiliki empat isteri. Oleh para aktivis dan organisasi perempuan di Negeri Jiran, poligami dinilai kejam dan tidak sesuai dengan tujuan poligami seperti yang terdapat dalam Islam yaitu untuk melindungi para janda dan anak-anak yatim piatu. (ln/al-arby)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8523164045-anggota-legislatif-malaysia-usulkan-gerakan-pro-poligami.htm

Lelaki Berkacamata Kusam

Bila melihat bingkai kacamatanya saja, kita takkan menyangka bahwa ia adalah seorang cendekiawan. Kacamata kusam dan terlihat sebentuk kawat kecil yang sengaja diikatkan agar bingkainya tidak lepas. Untuk ukuran seorang mahasiswa S3 di Universitas Science Moskow, tak mungkin ia tak dapat membeli kacamata baru. Bahkan ia dapat membeli kacamata berbingkai emas sekalipun dengan tunjangan dollar yang didapatnya. Namun ternyata ia tak memilih itu, bahkan untuk mengganti kacamatanya saja ia enggan.

Sosoknya yang kecil dan kurus, tak bisa dipungkiri memang terlihat sekali ia berasal dari Asia. Ya, ia berasal dari Malaysia tepatnya dari Terengganu. Tak banyak bicara dan amat sangat pendiam. Namun bukan berarti ia tak pernah bicara. Perkataan yang keluar dari mulutnya yang kudengar adalah ilmu. Selebihnya adalah diam dan dzikir.

Dia seorang laki-laki yang sangat bersahaja dan pendiam. Walaupun bergelar sarjana strata tiga, dia mau belajar dan mendengar dari suamiku. Usia suamiku lebih muda dan tingkat akademisnya lebih rendah darinya. Namun langkahnya tak menjadi berat untuk menyambangi rumah kami yang jauhnya 12 stasiun metro dari asrama tempat dia tinggal. Datang dan mendengar dengan khusyu pada setiap kalimat kebaikan yang teruntai pada setiap majlis pekanan.

Perjumpaan mereka diawali dari seringnya suamiku mengikuti program i’tikaf di Masjid Prospek Mira, Moskow. Sosok kecil yang tenggelam di antara ratusan jama’ah kaukasus yang berbadan besar, membuat pandangan suamiku terhujam padanya. Ternyata yang mengalir dari mulutnya adalah bahasa melayu sebab awalnya suamiku menyangka beliau orang Vietnam. Maka sejak itulah sosoknya kerap hadir di rumah kami untuk memperdalam ke-Islaman.

Ternyata kisah hidupnya di masa lalu begitu getir. Berat sekali baginya untuk mengucapkan pengalaman buruk yang pernah dialami. Air susu dibalas air tuba, niat tulusnya untuk mendapatkan nisfu dien dibalas dengan perbuatan yang sulit terlupakan. Namun dia ikhlaskan semuanya kepada Allah dan kembali sibuk menimba ilmu yang lebih tinggi lagi. Rutinitas hariannya banyak di habiskan di kampus dan di masjid. Sangat mudah suamiku menemuinya bila tak ada di asrama, maka dia akan menguntai kalimat cinta di rumah Allah tersebut.

Kini dia telah membuka lembaran hidupnya yang baru bersama seorang muslimah Nalchik, Kaukasus Utara. Kebahagiaan yang ditemuinya saat berada di rumah suci tempat menguntai dzikir. Namun sikap tawadhu-nya masih dipelihara dan masih menjadi sosok kekalnya hingga kini. Seorang lelaki dengan kacamata kusam itu masih kembali mengukir masjid dengan dzikirnya. (Ellina Supendy)

Sumber: http://www.eramuslim.com/atk/oim/8522140007-lelaki-berkacamata-kusam.htm

Kamis, 22 Mei 2008

Pemuda Saudi Berhasil Taklukkan Puncak Gunung Tertinggi Dunia



Farouq Saad Hamad al-Zuman, pemuda Saudi berusia 30 tahun berhasil menancapkan bendera Arab Saudi di puncak Gunung Everest pada Rabu (21/5). Dia adalah orang Saudi pertama yang berhasil menaklukan gunung tertinggi di dunia itu.


Al-Zuman sampai di puncak pada pukul 12.40 siang waktu Saudi. Ibunda Al-Zuman mengungkapkan rasa syukur dan bangganya ketika puteranya dikabarkan berhasil mencapai puncak Gunung Everest. "Saya bersyukur pada Allah karena cita-cita anak lelaki saya dan misi bangsa Saudi sukses. Farouq membuat kami semua bangga, " kata sang ibu, Aasma Al-Yahya pada Arab News.


Tiga dari 10 orang tim ekspedisi pendakian Gunung Everest gagal mencapai puncak. Salah seorang pendaki asal Jepang bahkan kondisinya kritis ketika masih di tengah pendakian.


Al-Zuman kini mendapat julukan baru "Sir Edmund Hillary of Saudi Arabia.." Julukan itu diberikan oleh boss dan sponsor al-Zuman, Sultan Al-Bazie yang juga CEO Attariq Communications. Edmund Hillary, pendaki gunung asal Selandia Baru bersama penunjuk jalannya Tenzing Norgay asal Nepal, adalah orang-orang pertama yang berhasil menaklukan puncak Everest pada tahun 1953. Dalam sejarah pendakian Gunung Everest, tercatat 10 orang pendaki tewas sebelum mencapai puncak tertinggi dunia itu.


Sebelumnya, Al-Zuman juga berhasil mencapai puncak Gunung Rainer di Washington, AS, Gunung Halealala di Maui, Hawai dan Gunung Shasta di California. Selain sebagai pendaki gunung, Al-Zuman juga dikenal sebagai perenang profesional dan pemegang sabuk hitam Tae Kwondo. (ln/ArabNews)


Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8522174500-pemuda-saudi-berhasil-taklukkan-puncak-gunung-tertinggi-dunia.htm

Rekor Terbanyak Gapai Everest



Appa Sherpa 18 Kali Berada di Puncak Dunia

KATHMANDU - Sebagai gunung tertinggi di dunia, banyak rekor yang dikaitkan dengan Mount Everest. Mulai yang tertua, termuda, tercepat, dan sebagainya.


Kalau ditanya siapa yang terbanyak menggapai atap dunia dengan ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut itu, jawabnya adalah Appa Sherpa. Pendaki berusia 48 tahun tersebut 18 kali menjejakkan kakinya di puncak gunung yang menurut versi Tiongkok bernama Qomolangma itu.


Appa memecahkan rekor sendiri 17 kali menggapai puncak Everest. Asosiasi Pendakian Nepal mengatakan kepada AFP bahwa Appa mencapai puncak tertinggi di dunia itu ketika hari masih pagi.


"Appa Sherpa mencapai puncak Everest pada pukul 05.45 (waktu setempat)," ungkap Ang Tsering Sherpa, salah satu anggota asosiasi tersebut. Saat Appa menggapai puncak Everest itu, persis pukul 00.00 GMT.


Pendaki tersering kedua di belakang Appa adalah Chhewang Nima, 42. Dia sukses mencapai puncak gunung yang berada di rangkaian Pegunungan Himalaya tersebut hingga 15 kali.


Saat ini adalah waktu terbaik untuk mendaki Everest. Tidak mengherankan jika banyak pendaki yang sudah siap menuju puncak gunung tersebut. Itu terlihat dari banyaknya tenda pendaki yang berjajar di lereng gunung hingga mencapai beberapa kilometer. Apalagi, jalur pendakian itu sempat ditutup untuk memberi kesempatan pembawa obor Olimpiade Beijing mencapai puncak tersebut.


Appa Sherpa mulai mendaki Everest 1987. Dia menjadi pilihan banyak pendaki asing untuk dijadikan pendamping. Sebagai lelaki yang dilahirkan dan besar di wilayah tersebut, dia sangat mengenal medan pendakian Everest.


Bapak empat anak itu pun menjadikan aktivitas penunjuk jalan bagi para pendaki sebagai profesi dan sumber nafkahnya. Pencapaian ke-18 tersebut diraih saat dia mengantar tim ekspedisi Eco Everest yang mencoba meneliti efek pemanasan global terhadap puncak Everest. "Dia tidak berencana mencapai puncak, namun bergabungnya dia dengan ekspedisi Eco Everest merupakan keinginannya untuk meningkatkan kepedulian atas mulai melelehnya sungai es dan melemahnya lingkungan pegunungan," ujar Ang Tsering.


Puncak Everest pertama terjamah manusia pada 1953. Edmund Hillary dan Terzing Norgay-lah yang pertama melakukan itu.


Sejak itu, tidak kurang dari 3.000 ekspedisi pendakian berhasil sampai di puncak. Juga tercatat sedikitnya 200 orang telah kehilangan nyawa dalam upaya menggapainya. (AFP/BBC/erm/ruk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342989


Rabu, 21 Mei 2008

Mini Menangis, Andrea Kabur ke Himalaya



Jelang Syuting Laskar Pelangi

JAKARTA - Artis cantik Cut Mini tidak bisa memendam rasa haru ketika ditawari salah satu peran untuk film Laskar Pelangi. Bahkan, Cut Mini sampai menangis tiga kali setelah diterima Miles Production untuk memerankan Ibu Muslimah (Bu Mus), dalam film yang diadaptasi dari novel Andrea Hirata itu.


Menurut perempuan yang akrab disapa Mini tersebut, datangnya tawaran sungguh mengejutkan. "Ini kejadian yang nggak disangka. Ketika itu, di rumah lagi heboh buku Laskar Pelangi dan saya ke toko buku untuk membelinya. Buku belum sempat dibuka, tiba-tiba Riri (Riri Riza, sutradara Laskar Pelangi, Red) telepon, menawarkan kasting film," kisahnya saat jumpa pers jelang syuting Laskar Pelangi di MP Book Point, Senin (19/5) malam.


Tanpa berpikir, Mini menerima. Terlebih, sejak lama dirinya mengincar peran yang disutradarai Riri dan diproduseri Mira Lesmana tersebut. "Seminggu kemudian, saya ditelepon lagi untuk kasting kedua. Saya disuruh pakai baju muslim, pakai kerudung. Sejak itu, keinginan saya untuk memerankan Bu Mus tambah kuat," imbuhnya.


Seminggu kemudian, Mira menelepon dan mengatakan bahwa dirinya terpilih menjadi Bu Mus. "Alhamdulillah. Saya senang banget sampai menangis," terang Mini. Tangisan Mini belum habis. Saat menerima potongan skenario yang harus dia hafal dan pahami, dia menangis lagi. "Bolak-balik saya baca, saya menangis. Orang rumah sampai bilang, kenapa sih pakai menangis segala. Tapi, saya antusias banget, nggak tahu kenapa," ungkapnya.


Tangisan Mini tumpah lagi saat jumpa pers, kemarin (20/5). Di hadapan beberapa seniornya, seperti Mathias Muchus, Alex Komang, Slamet Rahardjo, Ikranagara, Riri dan Mira, serta sang penulis, Andrea, air mata Mini menetes. "Saya merinding. Kampungan ya, pake acara nangis segala. Tapi, saya benar-benar terharu," akunya.


Beberapa waktu lalu, Mini sudah menuju Belitung, lokasi syuting Laskar Pelangi dan lokasi asli tulisan di novel itu. Dia sudah bertemu dengan beberapa anak yang terpilih lewat kasting di sana. Dia juga berjumpa dengan Bu Mus yang asli. "Saya bilang, saya Bu Mus yang palsu. Kagum sekali saya sama dia (Bu Mus, Red). Dia perempuan tegar dan sabarnya tinggi sekali," puji Mini.


Bukan hanya Mini yang antusias. Andrea yang mengaku sudah membaca skenarionya sampai draf ke-11 sangat berharap agar filmnya segera selesai. "Amazing! Mereka (pemain, Red) bisa adaptasi dengan baik. Fair, skenario lebih baik daripada novelnya," ucapnya. "Ini proyek luar biasa bagi suku saya. Sudah nggak sabar. Biar tidak terasa lama menunggu syuting, saya pergi ke luar negeri dulu. Niatnya ke Himalaya," imbuh pria asal Belitung itu.


Menurut Mira, pada 24 Mei pihaknya berencana syukuran di Belitung, kemudian syuting. Sebelumnya, sudah dilakukan kasting pemain untuk mendapatkan pemeran anak-anak. "Ada 1.300 yang dikasting. Semua anak asli Belitung. Hanya 12 yang kami pilih," kata Mira.


Film yang skenarionya ditulis Salman Aristo tersebut rencananya dirilis pada September 2008. Selain 12 anak asli Belitung, Laskar Pelangi juga menampilkan 12 aktor terkenal lain. Misalnya, Jajang C. Noer, Tora Sudiro, Rieke Diah Pitaloka, dan Lukman Sardi. (gen/tia)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342596


Hidupkan Gen Hewan Punah



Diambil dari Spesimen Berusia 100 Tahun, Ditanamkan ke Tikus

SYDNEY - Mimpi menghidupkan binatang yang sudah punah, seperti tergambar dalam film Jurassic Park, kian mendekati kenyataan. Kemarin (20/5), sekelompok ilmuwan menyatakan telah "menghidupkan kembali" sebuah gen dari macan Tasmania yang telah punah.


Cara yang mereka lakukan persis yang digambarkan dalam Jurassic Park. Ilmuwan dari beberapa universitas di Australia dan AS mengekstrakkan sebuah gen dari spesimen thylacine, hewan mirip anjing yang lebih dikenal dengan nama macan Tasmania. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. "Ini kali pertama DNA dari spesies yang telah punah dipakai untuk memancing respons fungsional pada makhluk hidup lain," kata Andrew Pask dari University of Melbourne yang memimpin proyek itu.


Macan Tasmania terakhir mati di kandangnya di Kebun Binatang Hobart pada 1936. Namun, jaringan thylacine, baik jaringan muda maupun jaringan dewasa, diasetkan di dalam alkohol. Tim riset itu menggunakan spesimen tersebut dari Museum Victoria di Melbourne.


"Tim riset ini mengisolasi DNA dari spesimen berusia 100 tahun. Setelah memastikan bahwa itu benar-benar DNA thylacine, kami lalu menanamkan ke dalam embrio tikus dan meneliti fungsinya. Ternyata, DNA thylacine tersebut benar-benar bisa dibangkitkan. Ia berfungsi dalam pengembangan cartilage tikus, yang nanti membentuk tulang," jelas Pask.


Temuan itu seolah membangkitkan kembali mimpi menciptakan ulang binatang yang telah punah. Mike Archer, dosen di University of New South Wales yang memimpin upaya mengkloning thylacine saat masih menjadi direktur Museum Australia, menyebut temuan tersebut sebagai langkah amat penting. "Secara pribadi, saya sangat yakin hal itu bisa terjadi. Saya punya tim yang juga meneliti binatang yang telah punah. Kami pikir itu sangat mungkin dilakukan," katanya kepada Australian Broadcasting Corporation.


Pask juga yakin bahwa menciptakan binatang-binatang yang sudah punah mungkin dilakukan suatu hari nanti. Namun, menurut dia, hal itu tidak mungkin dilakukan dengan teknik yang dipakai timnya saat ini. "Kita memang bisa melihat fungsi salah satu gen dalam binatang tersebut. Tapi, kebanyakan binatang memiliki 30.000 gen," katanya.


Dengan teknik yang lebih maju, lanjut Pask, peneliti mungkin mampu menghidupkan kembali binatang yang sudah punah. "Itu nanti, saat sains sudah sampai ke tahap tersebut. Saat ini, kami belum bisa melakukannya. Teknik yang kami ciptakan sekarang baru bisa dipakai untuk melihat fungsi DNA dari spesies apa pun yang sudah punah. Jadi, Anda bisa memanfaatkan untuk melihat fungsi gen mammoth, manusia Neanderthal, bahkan dinosaurus. Kalau kita punya gennya, tentu," terang Pask. Hasil studi ilmuwan Australia-AS tersebut akan diterbitkan dalam jurnal sains internasional PLoS ONE edisi Selasa.


Di tengah kian banyaknya spesies yang terancam punah, temuan itu dianggap sangat vital. "Metode kami ini menunjukkan bahwa akses kita terhadap keragaman genetik makhluk hidup yang telah punah mungkin tak sepenuhnya musnah," kata Marilyn Renfree dari University of Melbourne.


Namun, Renfree juga mengingatkan bahwa tujuan riset itu bukan untuk menciptakan kembali binatang-binatang yang telah punah. "Itu mungkin bisa dilakukan suatu saat nanti. Tapi, saya kira tidak pada generasi kami. Pada generasi anak-anak kami, mungkin. Tapi, masih diperlukan demikian banyak tahap sebelum kita benar-benar bisa melakukannya."


Mimpi menghidupkan kembali hewan yang telah punah seolah meledak pada 1993 saat film fiksi sains Jurassic Park menyerbu bioskop. Dalam film garapan Steven Spielberg berdasar novel Michael Crichton tersebut, digambarkan para ilmuwan mengkloning gen dinosaurus yang didapatkan dari fosil nyamuk prasejarah yang pernah mengisap darah binatang raksasa tersebut. Raksasa prasejarah itu pun lahir kembali dan menebar teror. (AFP/sha/soe)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342668


Selasa, 20 Mei 2008

Ijinkan Aku

Aku tahu. Aku sadar. Seberat apa pun perjuanganku di negeri asing ini, sampai kapan pun takkan pernah cukup untuk menggantikan segala jerih payah kedua orang tuaku. Pengorbananku tidaklah seberapa dibandingkan penderitaan ibu ketika mengandungku selama sembilan bulan lamanya. Bantuan yang aku berikan tidaklah cukup untuk menggantikan segala usaha ayah yang telah banting tulang memenuhi semua kebutuhan hidupku. Sangatlah tolol jika aku berpikir bahwa aku telah berbuat yang terbaik bagi mereka. Aku hanyalah seorang anak yang telah lama menyusahkan dan mengecewakan mereka, memberi beban hidup yang sangat berat untuk dipikul.

Aku bersyukur bahwa aku memiliki kedua orang tua yang paling hebat di dunia ini. Tidak ada yang dapat menggantikan ibu dan ayahku. Tidak ada sesuatu pun yang paling berharga di dunia ini selain kasih sayang dan restu mereka. Ibu dan ayah adalah orang-orang yang paling aku rindui. Setiap saat aku rindu mereka. Aku ingin mencium tangan mereka. Aku ingin memeluk ibu dan ayah. Ya Allah berikanlah aku kesempatan untuk itu.

Teringat ketika aku berkata kepada ibu lewat telepon bahwa aku akan memperpanjang kontrak kerjaku di negeri ini. Aku akan menunda kepulangan. Terdengar ibu terisak penuh kesedihan. Maafkan aku ibu. Bukannya aku tidak rindu ibu. Bukannya aku bermaksud untuk durhaka. Aku hanya ingin meraih cita-citaku. Aku sangat berharap semua adik-adikku bisa menyelesaikan sekolah dan berlanjut ke perguruan tinggi. Aku tak ingin mereka putus kuliah karena kendala biaya. Tidak seperti aku yang tidak selesai kuliah. Cukuplah aku yang bersedih karena tidak selesai kuliah. Semoga saja segala cita-cita adik-adikku tercapai. Semoga saja aku bisa menolong mereka. Dan semoga saja mereka menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada ibu dan ayah. Menjadi pembela agama-Nya yang benar. AMIN.

Dengan segala keterbatasanku aku memohon kekuatan-Mu ya Allah. Ijinkan aku…

Senin, 19 Mei 2008

Harley Pemberian Laksamana Sukardi

Kecelakaan di Desa Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur, bukan yang pertama dialami Sophan Sophiaan dengan Harley-Davidson (HD) miliknya. Lima bulan lalu, bintang film senior itu juga sempat terjatuh dari motor gede (moge) kesayangannya.

"Kejadiannya di daerah Permata Hijau (Jakarta Selatan). Tabrakan beruntun, tapi nggak terlalu kencang dan Papa masih sempat lompat dari motor," ungkap Romi Octaviano, putra sulung almarhum.

Setiba di rumah, Sophan langsung menceritakan kejadian yang baru dialami kepada istri tercintanya, Widyawati. "Papa cerita sambil ketawa. Mama yang panik. Orang jatuh malah ketawa-ketawa," kata Romi. Memang, saat itu tak ada cedera serius yang dialami Sophan.

Kecelakaan di Permata Hijau tersebut tak membuat Sophan kapok. Bahkan, putra Manai Sophiaan itu menjadi penggagas Jalur Merah Putih (JMP), tur Kebangkitan Nasional yang membawanya ke peristirahatan terakhir. Widyawati yang sangat panik saat diberi tahu mengenai kecelakaan Permata Hijau tersebut malah menjadi "buntut" dalam tur itu.

Sophan sejak muda tergila-gila pada roda dua. Saat duduk di bangku SMA, ke mana-mana dia bersepeda motor. "Baru kesampaian punya motor gede lima tahun lalu," jelas Romi.

Lantas, berapa harga Harley milik ayahnya itu? "Nggak beli kok. Harley itu pemberian teman dekatnya, yaitu Pak Laks (mantan menteri BUMN yang juga pendiri PDP atau Partai Demokrasi Pembaruan Laksamana Sukardi, Red)," ungkapnya.

Dari price list moge, Harley-Davidson Ultra Classic Electra Glide seperti milik Sophan berbanderol Rp 425 juta.

HD berkapasitas mesin 1.600 cc itu menjadi obat penghilang stres bagi Sophan. Sejak punya mainan baru itu, kata Romi, beberapa penyakit ringan yang kerap dikeluhkan ayahnya berangsur hilang. Misalnya, pusing dan tekanan darah naik.

"Kalau sudah mikirin kondisi negara, biasanya dia pusing. Obatnya ya motor itu. Paling nggak, dengan naik motor, terus dibersihin, dia bisa punya semangat baru," tegas pria yang telah memberikan satu cucu untuk orang tuanya tersebut.

"Papa punya kepanjangan sendiri untuk HD selain Harley-Davidson. Yaitu, healing device," kata Romi lantas tersenyum.

Sophan sangat telaten merawat motor besar kesayangannya itu. Setiap usai dipakai, sebelum diparkir di garasi, pria berkumis tebal tersebut tidak pernah lupa membersihkan lebih dulu. Ibaratnya, sebelum masuk ke kandang, semua harus bersih.

"Kalau sudah ngelus-ngelus motor, bisa berjam-jam. Biasanya di sini nih dia duduknya," ujar Romi sambil menunjuk salah satu sisi teras rumahnya. Namun, untuk servis moge miliknya, almarhum selalu ke bengkel.

Di tempat terpisah, salah seorang sahabat yang paling merasa kehilangan sosok almarhum Sophan Sophiaan adalah aktor senior Slamet Rahardjo. Begitu banyak kenangan yang terekam di memori Slamet tentang Sophan.

Salah satunya, ketika keduanya sama-sama berjalan di tengah tandus industri film pada era 1980-an. "Kami sama-sama membangun kepercayaan masyarakat terhadap film Indonesia. Dia sangat berarti buat saya," tegas Slamet.

Meski berada di bidang dan era yang sama, tidak pernah sedikit pun tebersit dalam pikiran Slamet untuk menganggap Sophan sebagai saingan. Bagi dia, aktor yang juga aktif sebagai sutradara itu lebih seperti tandem dalam menyukseskan perfilman nasional.

"Suatu ketika kami pernah jadi superstar Indonesia. Ketika itu, siapa yang nggak kenal Sophan Sophiaan, Widyawati, Slamet Rahardjo, dan Cristhine Hakim. Empat orang itu. Perlahan tapi pasti. Perfilman yang sedang runtuh sama-sama kami bangun bersama sutradara-sutradara jagoan ketika itu," ungkapnya.

Di mata dia, Sophan merupakan sosok yang sangat bersih. "Seorang yang sangat bersih telah pergi meninggalkan kita. Dia tidak pernah berbuat menyimpang. Rasa cintanya yang begitu besar terhadap bangsa harus kita tiru," ujarnya. (rie/pri/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10488

Puntung Rokok Bakar Kapal 769 Penumpang

BALA BANTUAN: Nelayan berusaha menolong penumpang KM Dharma Kencana I yang terbakar kemarin.

SAMPIT - Tragedi angkutan penumpang umum kembali terjadi. Kali ini menimpa kapal penumpang angkutan laut. Kapal feri berjenis roro (roll of - roll on), KM Dharma Kencana I, milik PT Dharma Lautan Utama, terbakar hebat di sekitar perairan Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Sampit, Kalimantan Tengah, kemarin (18/5) sekitar pukul 12.45 WIB. Dugaan sementara, api berasal dari puntung rokok salah satu penumpang.

Kapal yang dinakhodai Matheuez Anton Kurniawan Saputra itu sesuai dengan manifes mengangkut 734 penumpang. Mereka terdiri atas 668 penumpang dewasa, 22 anak-anak, dan 22 bayi, serta 22 ABK (Anak Buah Kapal) dan 35 orang pekerja eksternal kapal. Total 769 penumpang. Selain itu, kapal mengangkut 35 kendaraan. Rinciannya, 8 sedan, 6 alat berat, 14 truk, 3 truk tronton, dan 4 truk fuso.

Api hanya membakar bagian dek atas kapal, sehingga puluhan mobil yang berada di dek bawah hingga palka terselamatkan.

Laporan sementara dari Kalteng Pos (Grup Jawa Pos), tidak ada korban jiwa. Namun, 95 penumpang terluka. Dari jumlah itu, tiga orang patah tulang, 1 trauma, 21 orang rawat jalan, dan 70 sisanya hanya luka ringan. Para korban mendapat perawatan intensif di RSU dr Murjani Sampit dan beberapa puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian.

Kapal terbakar saat memasuki perairan Sungai Mentaya. Tepatnya di sekitar boy satu, yang berada di sekitar Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kapal berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, akan merapat di Pelabuhan Sampit, dan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Belum ada penjelasan resmi menyangkut penyebab utama munculnya api, yang menghanguskan bagian dek penumpang. Informasi yang dihimpun Kalteng Pos menyebutkan, api diduga dari puntung rokok salah satu penumpang. Puntung tersebut jatuh ke tumpukan tali kapal. Embusan angin yang kencang membuat bara api pada puntung tersebut menyala hingga membakar seluruh gulungan tali kapal.

Api yang berkobar dari buritan kapal di dek atas langsung menjalar ke bagian kapal lain. Upaya pemadaman yang terlambat menyebabkan api terus berkobar dan secara bertahap membakar bagian-bagian kapal di dek atas.

Saat api berkobar, hanya sebagian kecil penumpang yang tahu. Pihak ABK, kata sejumlah penumpang yang diwawancarai koran ini, tidak mengumumkan bahaya yang terjadi. Penumpang hanya disuruh kembali ke tempat masing-masing dan dilarang melakukan apa pun.

Asap tebal dari kapal yang terlihat jelas dari dermaga Pelabuhan Pasar Samuda, menarik perhatian sejumlah motoris kelotok penyeberangan yang sandar di dermaga. Tanpa dikomando, mereka langsung menghidupkan mesin kelotoknya dan melaju ke arah kapal.

Menyadari apa yang terjadi, para penumpang langsung panik. Mereka berebut naik ke perahu motor nelayan untuk menyelamatkan diri. Karena berdesakan, tidak sedikit yang terjatuh. Mereka menderita luka berat dan luka ringan. Beberapa di antaranya terjun ke air, tanpa sempat membawa barang bawaan.

Para penumpang dievakuasi di sejumlah tempat, seperti di kawasan Pasar Besar Samuda, Pos Polair Samuda dan Kantor Adpel (Administrator Pelabuhan) Samuda. Para penumpang lantas dibawa ke Kota Sampit, dengan mobil angkutan yang disiapkan Pemkab Kotim.

Karena lokasi kejadian tidak jauh dari kota, upaya penyelamatan terbilang sangat cepat. Baik pemadaman api maupun evakuasi penumpang. Petugas bersama masyarakat bahu-membahu mengatasi kebarakan itu. Puluhan mobil ambulans disiapkan untuk mengevakuasi penumpang yang terluka-luka dan perlu segera mendapat perawatan medis.

Terbakarnya KM Dharma Kencana I mengantarkan para ABK berurusan dengan polisi. Kini, 22 ABK diamankan di Polairud Polda Kalteng untuk dimintai keterangan.

Saat diperiksa Polairud, kondisi para ABK terlihat belum stabil. Di antara para ABK, nakhoda kapal Matheuez Anton Kurniawan Saputra terlihat paling tegang. Dia kesulitan menjawab setiap pertanyaan petugas. "Api pertama terlihat dari gulungan tali jangkar di buritan kapal," tutur Matheuez.

Kaur Bin Ops Dit Polairud Polda Kalteng Kompol Teguh Eko Yulianto saat dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya masih menyelidiki kejadian itu. Teguh belum berani menyebutkan adanya tersangka atau tidak. "Kasus ini masih dalam penyelidikan dan ditangani Polairud karena peristiwanya di air. Tetapi, Polairud tetap berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya," sebutnya.

Dalam penanganan korban, lanjut Teguh, pihaknya menurunkan empat kapal ditambah kapal dari Pos AL (angkatan laut), KP3, polsek, dan banyak pihak lain. "Semua bergerak cepat menolong para penumpang agar tidak ada korban," cetusnya.

Pemimpin Cabang PT Dharma Lautan Utama, Hendroyono ST di lokasi evakuasi korban di Pasar Samuda memastikan, pihaknya siap menangani para penumpang agar bisa sampai tujuan masing-masing. "Kami telah menyiapkan armada pengganti untuk mengangkut para penumpang ke Sampit," jelasnya. (pud/uzi/arb/jpnn)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10492

Sophan Dimakamkan Langsung oleh Kedua Anaknya

JAKARTA - Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Begitulah gambaran pemakaman Sophan Sophiaan kemarin (18/5). Ratusan pelayat mengantar kepergian terakhir aktor legendaris itu. Mulai penggemar, para sahabat sesama penggemar moge, rekan-rekan di dunia hiburan, kawan-kawan di panggung politik, hingga para petinggi negara.

Sophan yang dikenal santun itu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Jenazah lebih dulu disalatkan di ruang tamu rumah duka pukul 8.00. Karena kapasitas terbatas, salat dibagi menjadi tiga rombongan. Setiap rombongan terdiri atas sekitar 30 orang.

Rombongan pertama khusus untuk keluarga. Berikutnya dari rekan-rekan almarhum sesama pengendara motor besar, lalu dilanjutkan tamu pejabat negara. Rombongan terakhir diimami Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. Di barusan makmum, tampak Mensesneg Hatta Radjasa, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, dan Menkominfo M. Nuh.

Pukul 8.25, Jenazah diberangkatkan ke pemakaman. Tak kurang dari 200 pengendara motor besar berada paling depan iring-iringan pengantar jenazah. Berurutan di belakangnya, empat motor besar polisi, mobil jenazah, empat minibus yang ditumpangi keluarga, kemudian diikuti beberapa mobil pejabat negara. Istri almarhum, Widyawati, dan kedua putranya, Romi dan Roma, berada di mobil jenazah.

Raungan mesin motor-motor besar memancing perhatian warga sekitar. Hampir sepanjang empat kilometer masyarakat berjajar di tepi kiri jalan melambaikan tangan menyaksikan iring-iringan pengantar jenazah tokoh yang meninggal dalam kecelakaan tur moge di Mantingan, Ngawi, Jatim, itu.

Berselang dua puluh menit kemudian, mobil jenazah tiba di depan Blok AA1 Blad 31 TPU Tanah Kusir. Widyawati yang mengenakan pakaian muslim dan kerudung serbaputih dituntun dua kerabatnya berjalan menuju kursi di sisi makam yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir suaminya.

Kacamata berlensa cokelat yang dipakai tidak cukup menutupi ekspresi duka begitu mendalam yang dia rasakan. Wajahnya terlihat merah muda. Sambil menyandarkan kepala di pundak kerabatnya, sesekali dia menyeka air mata yang meleleh di pipi.

Saat jenazah dimasukkan ke liang lahad tepat pukul 09.00, Widya terkulai lemas sambil mengarahkan pandangan ke arah makam. Kepalanya disandarkan ke bahu salah seorang kerabat yang duduk di sisi kirinya.

Romi dan Roma menunggu di dalam liang ketika jenazah ayahnya mulai diturunkan ke tanah. Romi lantas mengumandangkan azan serta komat. Setelah itu, giliran Arifin Panigoro membacakan daftar riwayat hidup almarhum.

Erros Djarot mewakili rekan-rekan almarhum memberikan kata sambutan. Dari pihak pejabat negara, sambutan dilakukan Mensesneg Hatta Radjasa. "Almarhum meninggal dalam rangkaian acara memperingati satu abad Kebangkitan Nasional. Bersama-sama kami dalam kepanitiaan nasional membangkitkan semangat kebangsaan yang menurut beliau sudah sangat kurang," ujar Hatta dalam sambutannya.

Lima tenda, masing-masing berukuran 5 x 10 meter, tak cukup memayungi pelayat yang hadir. Selain keluarga dan rekan, puluhan penduduk sekitar yang didominasi anak-anak dan ibu-ibu turut menyesaki lokasi pemakaman.

Pekerja seni yang tampak pagi itu, antara lain, Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, Primus Yustisio, Surya Saputra, Doni Kusuma, Jenny Rachman, Mpok Atiek, dan Helmy Yahya. Dari kalangan politisi dan pejabat, tampak Taufiq Kiemas, Menbudpar Jero Wacik, Fahmi Idris, serta Arifin Panigoro.

Setelah acara tabur bunga, pukul 10.20, Widyawati beserta keluarga beranjak meninggalkan makam. Ditemui di rumah duka, Romi menyatakan ibundanya masih sangat shock dan belum bisa berbicara kepada wartawan.

"Saya nggak bisa mastiin ibu bisa diwawancarai kapan. Tapi, sekarang dia masih shock. Seperti belum bisa sepenuhnya percaya (bahwa Sophan telah tiada). Dia sedang menenangkan diri dengan bermain sama cucunya," ungkap Romi yang telah memberi seorang cucu untuk Sophan dan Widyawati tersebut.

Kondisi fisik Widya masih sangat lemah karena kurang tidur sejak jenazah tiba di rumah duka (16/5) hingga pemakaman. "Tadi malam sudah tidur, tapi sebentar-sebentar doang. Saya sendiri baru tidur setengah jam dari kemarin," ujarnya.

Rencananya, keluarga mengadakan tahlil di rumah duka selama tujuh hari mulai tadi malam. (rie/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10489

Nasib Tragis Sophan Sophiaan

Muncul Dugaan Sophan Juga Tertabrak

MALAM Terakhir: Sophan Sophiaan menari dalam acara ramah-tamah penyambutan rombongan tur Jalur Merah Putih di kawasan wisata Gua Selomangleng, Kota Kediri, Jumat (16/5) sekitar pukul 21.15 atau 12 jam sebelum dia tewas.

Tewas saat Konvoi Moge Kebangkitan Nasional di Ngawi
SRAGEN - Dunia film dan jagat politik kita berduka. Sophan Sophiaan, 64, yang menjadi panutan di panggung hiburan itu kemarin (17/5) pagi meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Desa Kedung Galar, Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur.

Pria yang dikenal santun itu mengalami kecelakaan saat memimpin rombongan 271 bikers motor gede (moge) yang melakukan safari Kebangkitan Nasional. Saat itu, rombongan dari Kediri menuju Jogjakarta. Motor Harley-Davidson Electra Glide nopol B 5833 yang dikendarai Sophan terjungkal setelah terperosok dalam lubang sepanjang dua meter, lebar 15 cm, dengan kedalaman lebih dari 5 cm di Jembatan Plang Lor, Kedung Galar.

Ban depan terperosok, Sophan tidak bisa mengendalikan motornya hingga terjatuh berguling-guling. Dia terjungkal lebih dari 10 meter di depan motornya. Aktor senior itu mengalami patah tulang lengan bawah kanan, paha kiri, paha kanan, tangan kiri, bawah leher memar, serta patah tulang dada kiri dan kanan. Suami aktris Widyawati itu meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen.

Sophan ketika itu berada di urutan terdepan konvoi Jalur Merah Putih (JMP) yang sedang tur untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dia berada paling depan karena menjadi ketua JMP.

Posisinya persis di belakang motor patwal polisi. Di belakang Sophan saat itu, antara lain, Ketua Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) DKI Peter Watimena, mantan Kapolri Jenderal Pol (pur) Roesmanhadi, dan Project Officer JMP Freddy Soemitro. Mereka bergabung dalam rombongan VIP yang terdiri atas 35 pengendara. Di situ ada pula peserta dari Malaysia dan Singapura.

Berbagai spekulasi berkembang mengenai penyebab kematian putra politisi Manai Sophiaan itu. Muncul kabar, setelah jatuh, Sophan sempat berbenturan dengan moge di belakangnya.

Salah seorang peserta konvoi mengungkapkan, ada benturan tubuh Sophan dengan motor pengendara lain. Benturan itulah yang membuat tubuh mantan ketua FPDIP MPR itu mengalami luka parah.

Bila dilihat, luka di tubuh Sophan memang sangat parah. Kaki, tangan, dan dada patah. Kondisinya sangat memilukan. Sementara motor gede kesayangannya hanya lecet sedikit.

Wartawan koran ini di Solo juga sempat mendengar perbincangan para bikers saat menunggu kedatangan jenazah Sophan di Bandara Adisumarmo. Mereka menyebut adanya moge yang menyerempet Sophan. Tapi, begitu mengetahui kehadiran wartawan, mereka langsung bungkam.

Pengamatan koran ini, motor HD Electra Glide hitam milik Sophan tidak rusak parah. Hanya lecet di tutup bagasi kiri. Sementara itu, black Electra Glide Nopol 4930 milik Peter juga hanya cuil kecil di bagian bodi kiri. Sedangkan motor Roesmanhadi, Honda Gold Wing Nopol B 6868 SAL merah hati, hanya terlihat kempis pada ban belakang. Ketiga motor itu langsung diangkut dua mobil sweeper milik supporting team JMP.

Saat koran ini mengonfirmasikan ke PO JMP Freddy Soemitro, Freddy membantah terjadi tabrakan. Dia mengatakan Sophan saat itu hanya terjatuh usai motornya oleng. Sementara, katanya, Peter Watimena yang gugup ingin menolong lupa untuk menstandar mogenya saat berhenti.

"Pak Sophan setelah motornya oleng lalu berhenti dalam kondisi miring ke kanan. Pak Sophan lalu terjungkal dan berguling-guling di jalan. Tidak tertabrak sama sekali dan tidak kencang. Kecepatan sekitar 60 km per jam. Jadi, kecelakaan Pak Sophan tunggal," jelas Freddy di sela menanti jenazah kemarin.

Kasatlantas Polres Ngawi AKP Eny Mardiasri memperkuat jawaban Freddy. Menurut dia, kecelakaan itu terjadi di km 18-19 Kedung Galar. "Ban depannya terperosok dalam lubang di jembatan tersebut," paparnya kepada sejumlah wartawan.

Peter Watimena yang mengendarai motor tepat di belakang Sophan membantah keras adanya tabrakan. "Tidak benar. Almarhum jatuh karena terperosok lubang aspal yang legok bekas ban truk yang besar," ujar Peter di rumah duka di Bintaro Jakarta.

Dia menceritakan, rombongan sedang dalam perjalanan menuju Jogja dalam etape keenam. Kira-kira 12 kilometer jelang Sragen, motor almarhum terjungkal. "Saya berada di belakang beliau. Jadi, saya tahu persis yang terjadi. Begitu jatuh, langsung kami angkat dari tengah jalan ke pinggir," katanya.

Sophan berada di paling depan iring-iringan 271 motor besar itu. Selain Peter, tak jauh dari Sophan juga ada Le Roy Usmani. "Saya yang buka helm beliau. Matanya membuka, tapi tidak sadar, langsung kami naikkan ambulans," ujarnya.

Roy menambahkan, rahang Sophan berdarah. "Karena beliau tidak pakai helm full face," katanya. Dia sempat melihat kaki Sophan yang patah. "Ada perdarahan di dalam," tambahnya.

Menurut Agus Maulana, wakil Ketua Jalur Merah Putih yang juga ikut touring, motor Sophan sempat melayang, lalu menimpa tubuhnya. "Begitu masuk lubang, ujung motornya ngangkat. Beliau terlempar, lalu tertimpa," ujar pria tinggi besar itu. Akibatnya, dua rusuk Sophan patah dan pendarahan di paru-paru.

"Sebelum sampai rumah sakit, kami mendengar kabar beliau sudah meninggal," katanya. Tiga dokter yang menerima jasad Sophan sempat melakukan rontgen dan pemeriksaan jenazah. "Rombongan lalu isi bensin dan sebagian menuju Jogjakarta. Yang lain ikut membawa almarhum pulang dengan pesawat," tuturnya.

Ide touring Jalur Merah Putih, kata Agus, murni datang dari Sophan. "Ke sana kemari bawa proposal. Sibuk cari donatur juga. Kami ini hanya membantu-bantu," katanya.

Sambil terisak, Agus masih ingat saat Sophan Jumat malam berujar, "Aku pengin cepet nyampe Jakarta." Padahal, sesuai jadwal, rombongan yang selalu menggelar bakti sosial itu baru kembali 20 Mei nanti. "Setiap kami berhenti, Mas Sophan dan Mbak Wid selalu menyanyi lagu-lagu perjuangan," tturnya.

Kondisi Parah

Sophan meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen. Menurut dokter yang menanganinya, dr Agus Dwi Sasangko, Sophan tiba di rumah sakit dalam kondisi tewas. "Kami langsung ambil foto rontgen. Setidaknya tulang dada patah, tulang lengan bawah kanan patah, tulang paha kiri patah, serta tulang paha kanan dan tangan kiri juga patah," ujar dr Agus.

Dari kamar rontgen RSUD Sragen, jenazah Sophan lantas dimandikan dan dikafani. Jenazah disalati di Masjid Al Falah Sragen dengan imam mantan Ketua MUI Sragen Fahrul Fathoni. Sekitar 30 menit kemudian jenazah diberangkatkan dari masjid menuju Bandara Adisoemarmo.

Sekitar pukul 13.05, ambulans dari RSUD Sragen yang membawa jenazah Sophan sampai di halaman transit VIP Adisoemarmo. Kedatangan jenazah disambut linangan air mata rekan Sophan yang menanti sejak pagi.

Banyak tokoh menanti, ketika sekitar satu jam jenazah Sophan disemayamkan di ruang VIP bandara. Selain Roesmanhadi, tampak mantan Kasum ABRI Letjen (pur) Soeyono, mantan Pangarmabar TNI Laskda (pur) Mualimin Santoso, serta sejumlah selebriti dan politisi.

Sebelum jenazah diterbangkan ke Jakarta, peserta JMP terlebih dahulu menggelar upacara penghormatan terakhir dipimpin penasihat JMP Mualimin Santoso. Upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Berkibarlah Benderaku. Duka ratusan peserta terlihat karena mereka menyanyikan lagu tersebut sambil meneteskan air mata.

Jenazah Sophan dibawa pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 225. Pesawat take off dari Adisoemarmo pada pukul 14.10. "Jenazah diterbangkan dengan pesawat reguler, bukan carteran," ujar seorang petugas bandara.(her/oh/tej/rdl/pri/rie/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10487
Link Terkait: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10486 | http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10483

Sabtu, 17 Mei 2008

Pelari Cacat Boleh Ikut Olimpiade

MENGEJAR MIMPI: Oscar "Oz" Pistorius saat latihan di Pretoria, Afrika Selatan, 21 Juni 2007.

LAUSANNE - Lomba lari jarak pendek di Olimpiade Beijing 2008 nanti berbeda. Oscar Pistorius, pelari yang kedua kakinya diamputasi, boleh ikut berlomba bersama atlet normal. Pelari yang dijuluki "pria tercepat tanpa kaki" itu memenangi banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss, tadi malam (16/5) WIB.


Pistorius yang berusia 22 tahun kehilangan kedua kaki mulai lutut ke bawah sejak dia bayi. Dia diamputasi saat berusia 11 bulan karena lahir tanpa tulang betis (fibula). Pemuda penuh semangat itu kemudian menjadi atlet lari jarak pendek dan berlomba dalam olimpiade orang berkebutuhan khusus (paralimpik).


Prestasinya luar biasa. Dia memegang rekor dunia untuk tiga nomor, yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Dia juga meraih medali emas pada nomor 200 meter dan perunggu 100 meter dalam Paralympic Games Athena 2004.


Prestasi tersebut tak membuat dia berpuas diri. Atlet Afrika Selatan itu gigih melobi Asosiasi Internasioan Federasi Atletik (IAAF) agar mengizinkan ikut berlomba bersama atlet berkaki normal. Namun, Januari lalu permohonan itu ditolak. Alasannya, kaki palsu dari serat karbon berbentuk J itu menguntungkan dia. Pantulan dari bilah (blade) kaki palsu itu dianggap membuat dia berlari lebih cepat dan dengan tenaga lebih enteng.


IAAF mengizinkan atlet dengan kaki palsu atau tangan palsu untuk ikut berlomba dengan atlet normal. Asalkan, dia tak mendapatkan keuntungan dari alat tubuh pengganti itu.


Kemenangan atlet yang dijuluki Blade Runner itu akhirnya datang. CAS membatalkan keputusan IAAF itu. Dalam pernyataan resmi, majelis hakim yang menyidangkan menyatakan, "Tidak meyakinkan bahwa ada bukti cukup adanya keuntungan metabolis atas dua kaki yang teramputasi itu."


Putusan itu bukannya tanpa syarat. CAS tidak mengesampingkan kemungkinan adanya perkembangan dalam tes ilmiah yang membantu IAAF membuktikan kaki palsu (Cheetah Flex Foot) Pistorius menguntungkannya atas atlet berkaki normal.


Tentu saja Pistorius bersuka cita atas kemenangan itu. "Saat ini saya bisa mengejar mimpi di olimpiade. Jika tidak bisa di Beijing, nanti di London 2012," kata ayah dari bayi berusia 11 bulan itu. Saat Olimpiade London nanti, Pistorius berusia 26 tahun.


Namun, kemenangan Pistorious itu bisa memengaruhi citra paralimpik. "Bukankah (putusan) ini tak membantu atlet paralimpik? Apakah ini tidak merendahkan paralimpik," kata Don Riddell dari CNN World Sport. (CNN/AFP/roy)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10482

Jumat, 16 Mei 2008

Praja Tusuk Praja di IPDN

BANDUNG - Kisruh kembali terjadi di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) Jatinangor. Muzian Belly Eppri, 21, salah seorang madya praja di kampus itu, ditangkap petugas Polres Sumedang karena menusuk kawannya sendiri sesama praja. Peristiwa tersebut terjadi kemarin (15/5).


Vefi Eikeu Yandra, 21, yang menjadi korban penusukan, mengalami luka serius di paha kirinya. Hingga tadi malam, dia masih dirawat di Kamar Sakit Asrama (KSA) setelah sempat dilarikan ke RS AMC Cileunyi.


Menurut informasi yang dihimpun Radar Bandung (Grup Jawa Pos), peristiwa itu dipicu rasa jengkel Muzian terhadap Vefi.


Kejadiannya bermula sekitar pukul 11.30 WIB, menjelang istirahat. Saat itu, sejumlah madya praja (praja tingkat dua) berada di barak Irian Jaya Barat. Kebetulan, hari itu jam kuliah kosong karena dosennya sedang rapat.


Muzian yang tengah beristirahat di tempat tidurnya didatangi Vefi. Muzian dimarahi Vefi karena selalu kurang dalam membayar iuran TV.


Muzian yang merasa uang sakunya memang terbatas dan tidak bisa memberikan lebih itu pun mencoba memberikan pengertian. Namun, Vefi tidak mau mengerti.


Ketika anak Baturaja, Sumatera Selatan, tersebut akan tidur, Vefi membanting barang pecah belah. Itu membuat Muzian kaget. Emosinya pun tersulut. Muzian lantas mengambil pisau pembuka botol dari dalam tasnya.


Sambil menghunus pisau, Muzian menghampiri tempat tidur Vefi. Saat itu madya praja lainnya yang berada dalam satu barak berupaya menghalang-halangi dan meredam emosi Muzian. Tapi, upaya tersebut tak berhasil.


Dalam keadaan emosional, Muzian menusuk paha kiri bagian belakang Vefi. Akibatnya, praja yang berasal dari Sumatera Barat itu mengalami luka serius. Teman-temannya lantas melarikan dia ke RS AMC Cileunyi.


Kasatreskrim AKP Hotben Gultom kepada Radar Bandung ketika dikonfirmasi mengatakan, kejadian itu berlatar belakang rasa jengkel tersangka Muzian terhadap korban Vefi.


Apakah rasa jengkel itu spontan pada saat kejadian, ataukah memang kejadian tersebut merupakan akumulasi rasa jengkel korban dari hari-hari sebelumnya seperti disampaikan tersangka? Hotben belum berani memastikan. "Kami akan memintai keterangan para saksi," jelasnya.


Mengenai ancaman hukuman yang dituduhkan kepada tersangka, Hotben menyebutkan, Muzian dikenai pasal penganiayaan, yaitu pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman seberat-beratnya lima tahun. Sedangkan pemeriksaan terhadap korban belum bisa dilakukan karena luka-lukanya masih dalam perawatan. Luka Vefi, menurut keterangan dokter, cukup dalam dan dijahit sebanyak tujuh jahitan. Tiga jahitan pada bagian dalam dan empat jahitan di bagian kulit luar. "Jadi, korban akan diperiksa belakangan," ujarnya.


Di bagian lain, Rektor IPDN Prof Johannes Kalloh ketika dihubungi tadi malam sedang rapat pimpinan. Melalui telepon, ajudannya menyampaikan bahwa Kalloh tidak bisa diganggu. "Maaf mas, bapak sedang rapat dan tidak bisa diganggu. Rapat sangat penting!" tegasnya.


Sang ajudan mengatakan, rektor telah membuat press release kronologi kejadian itu untuk dipublikasikan. Menurut dia, kejadian tersebut berlangsung siang kemarin sekitar pukul 12.00.


"Muzian menusukkan badik siasan (parang) ke korbannya setelah perang mulut," katanya. Pelaku dan korban sama-sama berstatus madya praja.


Sebelumnya, Vefi yang kontingen Sumbar itu sedang menutup lemari belajar di petak dan barak tersebut. Pelaku Muzian asal Sumsel juga satu petak dengan korban. Saat itu pelaku tengah tertidur lelap. Pintu lemari korban terjatuh ke lantai sehingga menimbulkan bunyi sangat keras.


"Pelaku terbangun dari tidurnya lantaran bunyi dentuman keras tadi. Merasa tidak enak, pelaku marah dan terjadilah perang mulut hingga berakhir ke penusukan," paparnya.(cwp/tri/jpnn/kum)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10474

Kamis, 15 Mei 2008

Terobsesi pada Gondola Venecia



Seorang perempuan Belanda Tirza Mol sangat terobsesi dengan gondola, perahu dayung wisata yang hanya ditemukan di Venecia Italia. Perempuan berusia 38 tahun itu susah payah belajar segala hal yang terkait dengan perahu khas negeri pizza tersebut. Mulai dari cara mendayungnya, lagu-lagu yang dilantunkan saat menjalankan gondola, sampai cara membuatnya.


Dia pun sukses membuat gondola sepanjang sebelas meter, yang kini didayungnya di kanal-kanal di Amsterdam. Misinya menarik wisatawan asing ke Belanda, sebagaimana sukses gondola Venecia.


Namun ketika mimpi itu terwujud, dia sampai pada kesimpulan bahwa gondola tidak bisa dipisahkan dari Venecia. Dia bahkan tidak berminat lagi untuk membuat gondola lain untuk dijalankan di kanal-kanal Belanda. "Gondola harus tetap menjadi yang special di Venecia," katanya.


Mol sukses membuat gondola pertama - yang sangat mungkin akan menjadi satu-satunya - setelah empat bulan "belajar" pada seorang ahli pembuat gondola di Venicia. Selama kurun waktu tersebut, dia nyaris putus asa.


Bukan karena sulitnya membuat perahu dayung tersebut, namun pantangan-pantangan dan tradisi membuat gondola, yang tidak bisa ditolerir. Selama empat bulan itu, dia tidak boleh menyentuh gondola, apalagi belajar membuatnya. "Bahkan anak pembuat gondola harus magang selama 25 tahun sebelum dia diizinkan membuat sendiri gondola pertamanya," katanya.


Meski belum puas dia pun kembali ke Amsterdam mencoba membuat gondola sebisanya berdasarkan pengamatannya selama empat bulan itu. Selesai membuat kendaraan air itu, dia kembali ke Venicia untuk belajar mendayung perahu khas tadi.


Sekali lagi dia terbentur tradisi kaku. Banyak pendayung gondola yang menolak mengajarinya mendayung dengan dalih gender.


Sampai suatu saat ada pendayung gondola yang bersedia mengajarinya. Dengan catatan, dia tidak diizinkan mendayung gondola di tengah kota Venecia.


Secara sembunyi-sembunyi dia berulangkali melanggar larangan tersebut. "Namun selalu saja ada yang mengetahuinya dan marah," tambahnya.


Setelah sukses membuat gondola sendiri dan belajar mendayung, dia tidak serta merta bisa menjalankan gondolanya di kanal-kanal di Amsterdam. Pihak pemerintah tidak memberikan izin resmi. (Rtr/ruk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=341660

Terpidana Mati Amrozi, Dua Hari setelah Menikah Lagi

Anak Saya Nakal karena Ayah-Ibu Berpisah

Dua hari setelah menikah "jarak jauh" dengan mantan istri pertama, Siti Rohmah, Amrozi, kemarin (14/5) dibesuk Tim Pengacara Muslim (TPM) di Lapas Batu, Nusakambangan. Apa arti perkawinan bagi pelaku bom Bali I yang terancam segera dieksekusi mati itu?


ARI SUDEWO, Nusakambangan


MEMAKAI baju kotak-kotak cokelat lengan panjang, dipadu celana, serta kepala yang ditutupi surban, tak ada kesan sedikit pun bahwa Amrozi sedang berbulan madu. Saat dikeluarkan dari sel untuk bertemu TPM Jawa Tengah, pagi sekitar pukul 09.30, Amrozi malah bertanya tentang koran yang memberitakan pernikahannya.


Dengan senyum dan bicaranya yang ceplas-ceplos, Amrozi mengaku menjadi orang yang beruntung. Sebab, dengan kondisi fisik yang serbaterbatas dia masih bisa menikah lagi. Apalagi, perkawinan itu mendapat restu dari istri tua, Khoiriyana Khususiyati alias Susiana. Dia juga bersyukur Siti Rohmah mau dinikahi terpidana mati seperti dirinya. "Saya sangat kagum," kata Amrozi.


Setelah bercerai dengan Amrozi lebih dari 20 tahun lalu, Rohmah yang dikaruniai seorang anak, Mahendra, menikah lagi dengan laki-laki yang kemudian menjadi anggota DPRD Tuban, Jawa Timur. Namun, perkawinan kedua itu pun berujung pada perceraian. Kondisi inilah yang memungkinkan Amrozi untuk rujuk lagi.


Menurut Amrozi, tidak turunnya izin pernikahan oleh Kanwil Depkum HAM Jateng yang rencananya dilakukan di Lapas Batu itu juga memberikan hikmah. Acara akad nikah yang dilaksanakan di Desa Sugihan, Solokuro, Lamongan, Jatim, desa asal Rohmah, menjadi momen berkumpulnya kembali keluarga yang lebih dari 20 tahun berpisah.


Pria yang mendapat sebutan the Smiling bomber itu menambahkan, ada banyak orang yang ingin mengganjal rencananya berpoligami. Salah satunya, dia menyebut Ibu Negara Ani Yudhoyono yang getol melawan poligami. Namun, lanjut dia, mereka lupa bahwa dalam hukum Islam dikenal adanya pernikahan dengan mempelai pria yang diwakilkan.


Amrozi sendiri, menurut Anis Priya Anshari, salah satu pengacara dari TPM Jateng yang membesuk Amrozi, sudah jauh-jauh hari memprediksi izin pernikahan di Lapas Batu tidak bakal dikabulkan.


Karena itu, pada jadwal besuk keluarga 29 Maret lalu, dia sengaja menitipkan surat wasiat agar Ali Fauzi, adik bungsu, menjadi wakilnya pada acara akad nikah.


"Amrozi berpendapat (tidak turunnya) izin itu adalah propaganda antipoligami," imbuh Anis kepada Radar Solo (Grup Jawa Pos) usai membesuk Amrozi.


Amrozi juga mengakui, baju loreng tentara serta surban putih yang dikenakan Ali Fauzi (mewakili Amrozi pada ijab kabul) itu atas permintaan dirinya. "Baju loreng adalah simbol keberanian mujahidin," katanya.


Alasan pernikahan kembali dengan Rohmah, kata Amrozi, memang untuk menuruti permintaan Mahendra, anak semata wayangnya dengan Rohmah yang kini berusia 24 tahun. Kata dia, Mahendra -punya hobi balap motor yang dulu rambutnya dicat merah- nakalnya bukan main.


"Setelah saya renungkan, anak saya nakal karena ayah dan ibunya berpisah. Makanya, ketika dia minta saya menikahi ibunya yang saat itu kebetulan bercerai dengan suaminya, saya langsung bersedia," kata Amrozi.


Namun, dari sekian alasan, masalah keluargalah yang menjadi pertimbangan untuk menikahi Rohmah. "Yang paling utama adalah mengislahkan keluarga yang sudah 20 tahun berpisah," katanya.


Amrozi juga mengonsultasikan rencana pernikahan itu kepada Mukhlas, kakak kandungnya yang bersama dia dan Imam Samudera menjadi "trio bomber" terpidana mati. Menurut dia, Mukhlas adalah sosok kakak sekaligus guru dan anutan baginya. "Kakak saya yang mengajarkan banyak hal kepada saya sejak kecil juga setuju," katanya.


Disinggung tentang nafkah lahir batin yang tidak mungkin dia berikan kepada kedua istri dan anak-anak mereka, Amrozi menjawab sambil tersenyum. Menurut dia, jika memang pasangan suami istri ditakdirkan untuk bersama dan sama-sama ikhlas, tidak akan ada masalah dengan nafkah. Dia yakin istri-istrinya tidak kekurangan dalam persoalan rezeki. Sebab, rezeki itu sudah ditakar oleh Yang Mahakuasa.


"Istri pertama saya (Susiana) sampai sekarang tidak pernah merasa kekurangan," katanya.


Saat ditanya apakah yakin kedua istrinya bisa rukun? Pria murah senyum optimistis mereka bakal akur. Sebab, tidak ada hal yang bakal menjadi biang keributan. "Lha yang mau diributkan apa. Wong saya sendiri ada di sini (penjara). Kalau masalah cemburu, saya yakin rasa itu ada di hati istri-istri saya. Tapi, saya yakin mereka bisa mengatasinya," ujarnya.


Amrozi terang-terangan berharap anaknya mengikuti jejaknya menjadi mujahidin. Soal caranya, dia tidak mengharuskan anaknya menjadi martir pengeboman. Dia menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada anak-anaknya kelak. Alasannya, saat mereka memutuskan menjadi mujahidin, mungkin saja, ada cara baru dalam berjihad.


Dia juga menegaskan tak mempersoalkan hukuman mati terhadapnya. Meski demikian, dia menolak berbicara panjang lebar mengenai eksekusi mati yang mengancamnya. Menurut Amrozi, percuma membicarakan suatu hal yang belum jelas. Dia yakin pemerintah tidak akan berani mengeksekusinya. Sebab, hukum yang digunakan pemerintah untuk menghukum dirinya, Mukhlas, dan Imam Samudra salah.


"Apa mereka berani, wong dasar hukumnya salah," katanya lalu tertawa terkekeh.


Tentang aktivitasnya di penjara, Amrozi mengaku biasa saja. Dia mengeluh tak diberi kesempatan bersosialisasi dengan penghuni lapas lainnya. Kesempatan berkumpul dengan sesama penghuni penjara hanya datang pada Jumat. Karena itu, dia mengaku tak bisa menyebarkan dakwahnya.


"Biasanya kalau pas Jumatan itu ada yang nanya. Ya saya jawab. Selebihnya, saya berada di sel dan mengaji," katanya.(el)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10468

Gus Dur Raih Medali Perdamaian



Minta AS Tak Berpangku Tangan Hadapi Fundamentalis

JAKARTA - Pengakuan internasional terhadap KH Abdurrahman Wahid sebagai tokoh yang memiliki dedikasi tinggi dalam menyuarakan toleransi dan dialog antaragama kembali diperlihatkan.


Minggu lalu, misalnya, kiai yang biasa disapa Gus Dur itu menerima medal of valor atau medali kesatria dari Yayasan Simon Weisenthal di Amerika Serikat atas komitmen perdamaiannya itu.


"Penghargaan itu diberikan atas jasa Gus Dur memperjuangkan pesan perdamaian dan toleransi di dunia," kata Ali Masykur Musa, ketua umum DPP PKB versi MLB Parung, di Kantor DPP PKB, Jalan Kalibata, Jakarta Selatan, kemarin (14/05). Gus Dur berada di AS sejak 4 Mei lalu dan baru kembali ke tanah air Rabu kemarin.


Acara penyerahan penghargaan di Los Angeles itu berlangsung meriah dan dihadiri lebih dari seribu orang. Tak terkecuali sejumlah tokoh papan atas Hollywood, seperti sutradara film The Da Vinci Code Ron Howard, penguasa studio film DreamWorks Jeffrey Katzenberg, dan aktor Will Smith.


"Pidato Gus Dur mendapatkan standing ovation (aplaus sambil berdiri, Red) dan banyak orang menitikkan air mata," jelas Ali Masykur.


Selain menerima medali perdamaian, Gus Dur sempat mengadakan pertemuan dengan sejumlah senator terkemuka di Amerika Serikat. Misalnya, anggota senior Komite Hubungan Internasional Kongres AS Robert Wexler yang pernah mengusulkan agar Presiden SBY mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006 dan Ketua Kaukus Anti Terorisme Kongres AS Sue Myrick.


Ada juga Joe Rockefeller dan Christopher Bond, dua senator yang sangat berpengaruh menentukan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. "Mereka ikut menentang invansi negaranya ke Iran," imbuh Sekjen DPP PKB Yenny Wahid.


Gus Dur menyampaikan, dirinya juga sempat berdialog dengan Wakil Presiden AS Dick Cheney di Gedung Putih, Washington DC. Seperti ketika berbicara dengan para senator, dia juga berusaha meyakinkan para pengambil keputusan di AS agar tidak berpangku tangan menyikapi gejala menguatnya kelompok fundamentalis.


"Saya minta AS jangan kayak sekarang. Mereka harus lebih jelas sikapnya," ujarnya. Tentu penyikapan itu tidak diterjemahkan sebagai aksi kekerasan atau invasi. Menurut Gus Dur, kelompok fundamentalis cenderung mengajak umat untuk menghadap-hadapkan Islam dengan kelompok yang lain. "Saya termasuk yang menginginkan terjadinya dialog antaragama," tegasnya. (pri/mk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=341648

Manusia Terbang Tak Lagi Mimpi

Bila Anda sudah bosan menghadapi kemacetan di jalanan, mesin-mesin ini patut dipertimbangkan. Mesin pertama adalah ciptaan Yves Rossy, 47. Mantan pilot pesawat tempur asal Swiss itu selama lima tahun terakhir bekerja keras tak kenal lelah untuk menciptakan alat yang mendekatkan manusia kepada mimpi terbesarnya mendekati langit dan terbang bebas seperti burung.


Sedangkan mesin kedua adalah helikopter GEN H-4 produksi Genn Corporation asal Jepang. "Mainan" mahal yang diklaim sebagai helikopter terkecil di dunia ini bermesin dua silinder berkapasitas 125 cc. Dengan kapasitas satu penumpang, GEN H-4 bisa terbang hingga ketinggian 1.000 meter dengan kecepatan maksimum 90 kilometer per jam.


Kebetulan, kedua mesin itu diuji coba secara terpisah pekan lalu. Rossy dengan hanya menggunakan pelindung kepala (helm), sepasang sayap fiber elastis, dan empat mesin jet portabel yang disebut Jet-man di punggung sukses terbang melintasi pegunungan Alpen dengan kecepatan 70 kilometer per jam.


Namun, sukses menerbangkan mesin terbang ciptaannya tak membuat Rossy bebas dari masalah. Pria yang oleh rekan-rekannya disebut The Birdman (si manusia burung) itu harus berurusan dengan pemerintah Swiss atas prestasinya itu. Otoritas penerbangan Swiss menyamakan Rossy dengan pesawat yang tidak terdaftar dan mewajibkan dia harus memiliki izin sebelum terbang. Dasar keras kepala, Rossy mengabaikan perintah itu.
"Tidak. Untuk terbang, kamu tak butuh izin. Yang kamu butuhkan adalah sayap," ujar Rossy.


Beruntung, Gennai Yanagisawa, 75, pemimpin proyek helikopter GEN H-4 di Genn Corporation tak menghadapi pemerintah serewel pemerintah Swiss. Profesor Universitas Tokyo itu mengaku puas dengan uji cobanya menerbangkan GEN H-4 mengarungi udara kota Matsumoto pekan lalu.


"Mesin GEN H-4 ini memang belum merupakan produk akhir dan masih terbuka kemungkinan untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi," ujarnya
Ambisi terbesar Yanagisawa ialah mewujudkan imajinasi ilmuwan genius asal Italia, Leonardo da Vinci. Pada 1485, da Vinci mendesain ornithopter, pesawat terbang dengan sayap berkepak yang oleh tenaga manusia. Imajinasi tanpa implementasi itu akan dituntaskan Yanagisawa pada Minggu (25/5).


Pada hari bersejarah tersebut, Yanagisawa akan menerbangkan heli seberat 75 kilogram di Kota Vinci, tempat kelahiran Leonardo da Vinci. "Sejak saya menemukan konsep heli ini tahun lalu, saya tak pernah berhenti berharap bisa menerbangkan di tempat kelahiran da Vinci. Saya pikir dia akan bahagia," katanya.


Bagi yang berminat, kedua mesin terbang itu siap-siap diluncurkan untuk pasar komersial tahun ini. Rossy dan Yanagisawa memberikan ancar-ancar harga jual mesin "Gatotkaca" ciptaan mereka diperkirakan setara dengan harga mobil kelas menengah. (AFP/AP/kim)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10470

Rabu, 14 Mei 2008

Selebaran Bocah Bintang Berusia 13 Tahun yang Berujung Laporan Pidana

Iseng Bikin Tertawa, Malah Bikin Murka Pengelola Sekolah

Hanya karena terlalu kreatif dan kerap berimajinasi saat menulis, seorang bocah 13 tahun yang duduk di kelas dua madrasah tsanawiyah (SMP) kini jadi tersangka. Kasus "jurnalis cilik" yang aktif bikin buletin ini sedang ditangani Polres Malang, Jawa Timur.


MARDI SAMPURNO, Malang


BINTANG sekilas seperti anak-anak pada umumnya. Status tersangka tak membuat dirinya murung. Dia terlihat ceria dan gemar berceloteh tentang apa saja yang diamati.


"Wah, masuk koran. Bisa terkenal dong," ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada Radar Malang (Grup Jawa Pos) di rumahnya, Kompleks Perum Persada Bhayangkara, Singosari, Malang, Minggu (11/5) lalu.


Khoirul Abadi, 44, ayah Bintang, yang ikut mendampingi langsung merespons sikap anaknya. "Katanya ingin jadi wartawan. Nah ini ada orangnya," kata bapak tiga anak yang sehari-hari menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.


Menurut Khoirul, anak pertamanya itu memang bercita-cita menjadi wartawan. Tak heran jika selama ini banyak karya tulis asal-asalan yang berbau karya jurnalistik.


Lihat saja buletin mini karyanya yang diberi nama Korap Cak! yang merupakan singkatan Korane Wong Sarap (Korannya Orang Gila, Cak). "Entah apa maksudnya. Yang jelas, itu sekadar ungkapan tanpa makna yang menunjukkan kreativitasnya," ujar Khoirul.


Buletin ini sudah dibuat dua edisi. Isinya kumpulan esai dan tempelan guntingan gambar foto yang diambil dari koran atau majalah. Buletin tersebut dibikin bocah yang hobi main sepak bola itu dari kertas sisa milik ayahnya yang tak terpakai.


Dari buletin itu, terlihat Bintang memang superkreatif dan lucu. Halaman depan salah satu buletin menampilkan guntingan foto pejabat sedang berceramah di depan warga. Pada teks foto diberi tulisan HANYA BENGONG: Pakde Yit ngapusi wong-wong. Sedangkan judul berita tersebut adalah Pakde Ngapusi? Inti beritanya, Pakde Yit sedang berpidato di depan warga dan para perangkat desa, karena sebentar lagi mereka bakal mendapat bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Namun, saat itu warga sedang membutuhkan fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Karena tak sesuai keinginan warga, Bintang menilai Pakde Yit ngapusi (membohongi, Red) warga.


Di buletin itu juga tak lupa dicantumkan acara stasiun televisi yang diberi nama "Duren TV". Acara favorit pukul 04.00-05.00 adalah kejatuhan durian (ketiban duren). Lalu, pukul 05.00-06.00 dilanjutkan acara makan durian.


Hal serupa ditunjukkan di rubrik olahraga. Dia memasang gambar mobil balap F-1 yang dikendarai Felipe Massa. Dalam gambar itu Felipe Massa membuka sedikit helmnya. Dari gambar itu, teks foto berbunyi mobil Felipe sedang mogok dan pengemudinya mencoba menyembuyikan rasa malu dengan membuka sedikit kaca helmnya.


Dalam isi beritanya, pengemar busana T-shirt itu melakukan wawancara imajiner dengan pembalap asal Brazil tersebut di Australia. Salah satu kutipannya "My car is very bad!" ungkap Felipe, saat ditemui tim Korap Cak di Australia.


Buletin itu juga dibumbui iklan versinya, baik iklan lowongan maupun iklan jasa. Bahkan, dia membuat 10 peribahasa yang dipelesetkan.


Contohnya: Air susu dibalas dengan airmail = Kebaikan sesorang dibalas dengan surat; Ma’lu bertanya ma’gue yang jawab = Ibumu tanya, ibuku menjawab; Nasir sudah menjadi tukang bubur = Nasir sudah dapat kerja; dan serigala berbulu ayam = Serigala terkena kutukan.


Karena kreativitasnya itu, Bintang yang kini kelas II Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1 Malang didapuk menjadi pengurus majalah sekolah. "Saya sudah mengisi satu kali tulisan tentang tokoh-tokoh wanita penting di Indonesia. Sedianya bulan depan baru terbit," kata Bintang. Bahkan, karena kepiawaiannya itu pula, dia kerap meraih peringkat 10 besar di kelasnya.


Disinggung tentang ulah usilnya menulis dua selebaran dari kertas kalender yang ditempel di gerbang sekolah Bani Hasyim (lokasinya berdekatan dengan rumahnya di Perum Persada Bhayangkara, Singosari) yang membuat dia jadi tersangka, Bintang mengaku menyesal. "Saya harus banyak mengendalikan diri saya. Saya salah dan minta maaf kepada Pak Aji (Aji Dedi Mulawarman, pengelola sekolah Bani Hasyim)," katanya.


Isi selebaran usilnya adalah pengumuman bahwa gedung sekolah itu dijual. Lalu, di selebaran lain ditulis "Dicari" yang diikuti nama anak Aji Dedi Mulawarman.


Menurut dia, saat membuat selebaran pada siang 24 Februari lalu itu tak ada sedikit pun niat untuk mengejek atau mempermalukan sekolah. Dengan tulisan itu, dia berharap bisa membuat teman-temannya tertawa. "Saya hanya ingin dua teman saya (diajak saat menempelkan selebaran) tersenyum melihat tulisan itu," katanya.


Meski sudah menjadi tersangka, Bintang mengaku tak bersedih. Kata dia, kedua orang tua dan teman-teman sekelasnya membesarkan hatinya kalau sekarang sedang diuji. "Saya harus lulus menghadapi ujian ini," katanya lirih.


Ada satu hal yang ditakutkan jika kelak dia menghadapi persidangan. Dia mengaku grogi saat duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa. "Yang pasti rasanya berbeda ketika duduk di bangku sekolah atau bangku di rumah. Katanya kursinya jika diduduki rasanya panas," katanya.


Sang ayah, Khoirul, mengakui bahwa anak pertamanya itu memang terlihat berbeda dengan beberapa teman sepermainannya. Sejak duduk di bangku madrasah (SD), dia sangat kritis. "Dia selalu bertanya tentang apa yang dilihat," jelasnya.


Jika tak puas, dia mencoba membuktikannya sendiri. "Pokoknya mirip wartawan, banyak tanya dan selalu ngeyel untuk mempertahankan argumennya. Karena itu, kami sempat kewalahan mengarahkannya," kata Khoirul.


Bocah yang gemar membaca novel ini selalu meluangkan sebagian waktunya untuk membuka internet. "Kemungkinan dari situlah dia banyak tahu tentang informasi terkini. Termasuk kemampuan berimprovisasi yang membuat dia jauh dari anak-anak seusianya," tambahnya.


Khoirul menyadari peristiwa yang menimpa anaknya kali ini cukup berat. Namun, dia mencoba mengambil hikmah dari semuanya. Khoirul berjanji mengawasi serta mengarahkan anaknya agar tidak mengulangi perbuatannya.


Kasus Bintang yang dilaporkan Aji Dedi Mulawarman dengan pasal pencemaran nama baik itu kini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang. Dalam waktu dekat kasusnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kepanjen, Malang.


Berbagai upaya damai sudah dilakukan keluarga Bintang. Namun, Aji Dedi dan Sekolah Bani Hasyim tetap melanjutkan proses hukum ke kepolisian. Mengapa tega memerkarakan anak kecil? Maskur SH, penasihat hukum pelapor, mengatakan, kasus itu tak bisa dianggap sepele. Sebab, hal itu sudah dilakukan beberapa kali.


Kata dia, tersangka harus diberi pembelajaran agar tak mengulangi perbuatannya. "Langkah hukum adalah langkah yang tepat untuk memberi pembelajaran," katanya. (el)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10463