Senin, 13 September 2010

Pentingnya Promosi Kebudayaan Indonesia

 

Tiga malam berturut-turut (1-3 Syawwal 1431H) saya menyaksikan berbagai acara pertunjukan gratis di stadion Amir Faisal bin Fahad bin Abd El Aziz di daerah Malaz, Riyadh. Acara berlangsung dari mulai jam 8:00 malam sampai jam lebih kurang 11:00 malam. Penonton yang datang lumayan banyak. Wanita tidak diperbolehkan masuk. Keluarga Amir ikut pula menghadiri acara tersebut. Acara dimulai dengan pertunjukan mobil-mobil antik. Saya kira akan ada pertunjukan atraksi mobil, namun ternyata tidak ada.  

Lalu acara dilanjutkan dengan pertunjukan akrobat dari berbagai negara; Meksiko, Kenya, Canada, dan China. Berbagai atraksi mereka pertunjukkan. Ada atraksi tiang keseimbangan yang cukup tinggi, atraksi roda keseimbangan, atraksi motor berjalan di atas tali, atraksi lompat indah dari puncak ketinggian beberapa puluh meter, dan atraksi lainnya.  

Setelah itu dilanjutkan dengan pertunjukan tarian dan musik dari berbagai negara; Etiopia, Nigeria, Sudan, Pakistan, Syiria, Palestina dan Yaman. Masing-masing mempertunjukkan keunikannya. Ada tarian yang menurut saya biasa-biasa saja, ada juga tarian yang menarik perhatian banyak penonton. Tarian dari Pakistan mendapat sambutan paling meriah. Di hari pertama pertunjukan, ada seorang penonton Pakistan yang ikut menari di tengah-tengah penonton. Sehingga menarik perhatian banyak orang dan cameraman. Suasana pun makin riuh. Pertunjukan diakhiri dengan pesta Fireworks.    

Sungguh disayangkan, kenapa tidak ada pertunjukan yang dipersembahkan oleh orang Indonesia. Padahal hal ini adalah kesempatan emas buat promosi pariwisata negeri Indonesia tercinta yang kaya akan budaya. Selama ini kebanyakan orang Saudi lebih mengenal Indonesia karena daerah Puncak dan Bali saja. Padahal Indonesia lebih beragam pesonanya. Penonton pasti akan terpesona dengan tarian khas Indonesia yang menarik. Contohnya saja tarian Saman dari Aceh. Entah apa yang menjadi kendala bagi orang Indonesia. Palestina saja bisa mempertunjukan tariannya, kenapa Indonesia yang sepertinya jumlah pekerjanya lebih banyak, tidak bisa memeriahkan acara tersebut dengan tarian khasnya?  

Dari beberapa konsumen di tempat saya bekerja, banyak yang bercerita bahwa mereka sering berkunjung ke Indonesia. Mereka mengenal Jakarta, Puncak, Bali, Surabaya, dan daerah lainnya. Namun itu dulu, sudah lama sekali mereka tidak berkunjung ke Indonesia lagi. Mungkin mereka belum percaya tentang situasi Indonesia yang kondusif dan aman. Saya terkadang menanyakan kepada mereka, tempat tujuan rekreasi jika musim liburan. Selain Eropa dan Amerika, mereka sekarang lebih memilih Malaysia, Srilanka, India, Filipina, Thailand dan kawasan asia lainnya daripada Indonesia.

Sumber Gambar:
http://royyan.deviantart.com/art/budaya-indonesia-1-155564430