Sedikit orang tahu bahwa bumi Papua kental kaitannya dengan Islam. Dalam catatan sejarah, Islam lebih awal masuk sebelum datangnya Kristen
Hidayatullah.com--Tak banyak yang tahu, orang Irian telah memeluk Islam sejak ratusan tahun silam. Namun, sejak masuknya Belanda ke Irian (1824), perkembangan Islam menjadi terhambat. Ketika itu, umat Islam mendapat tekanan dari pemerintah Belanda. Akibatnya, tak sedikit Muslim di kampung-kampung kembali murtad.
"Imej atau sudut pandang kebanyakan orang dalam memandang masyarakat Irian cenderung salah kaprah. Dikiranya, Islam tak pernah tersentuh, bahkan ada di bumi Irian. Padahal sebelum agama Kristen masuk, Islam sudah lama ada," kata Bupati Fakfak H Wahidin Puarada, kemarin.
Ia mengatakan hal itu usai menyampaikan rencana menggelar MTQ tingkat provinsi di Kabupaten Fakpak, Papua Barat, seminar sehari bertema 'Geliat Muslim Irian: Antara Sejarah, Kiprah dan Tantangan Dakwah', serta Karnaval Mushaf Al-Quran Tertua di Fakfak. Kegiatan yang berlangsung pada 11-24 April 2008 ini hasil kerja sama Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) dengan Pemda Kabupaten Fakfak.
Wahidin Puarada menambahkan, sejumlah kegiatan yang diadakan itu, untuk membuka mata dunia bahwa Irian tak identik dengan nonMuslim.
"Kita juga ingin masyarakat Irian mengetahui sejarah masuknya Islam ke sini. Dengan begitu, mereka juga tidak salah dalam menilai Islam," paparnya.
Menurutnya, geliat Muslim Irian beberapa tahun terakhir ini begitu menggebu. Terlihat ketika kegiatan serupa diadakan tahun lalu. Banyak yang amat antusias mempelajari Islam. Atau berbisnis yang halal. Ada juga yang rajin mencari sejarah mushaf Al-Quran, meski beragama non Muslim.
"Ini pertanda Islam di Irian tidak identik dengan hal-hal negatif seperti yang digembar-gemborkan musuh Islam," katanya.
Diungkapkan, Islam masuk ke Irian pada abad ke-13. Keberadaan Islam di Fakfak dimulai pada 1214 dengan pendaratan Syeikh Fuad bin Syaur atau Syekh Puar, saudagar asal Hadramaut, Yaman.
Versi lain, Islam masuk ke wilayah ini diperkenalkan oleh Kerajaan Samudera Pasai, yakni melalui Syeikh Iskandar Syah. Perjalanan dakwah selanjutnya disusul oleh Kesultanan Ternate dan Tidore, setelah Belanda datang ke Irian.
Dari Fakfak, Islam berkembang hingga Kabupaten Raja Ampat, Babo, Bintuni, dan Kaimana. Kerajaan Patuanan Patipi (Ismailah Ibah) adalah kerajaan pertama yang memeluk agama Islam. Disusul kerajaan-kerajaan lainnya.
Pengkaburan Sejarah
Sebelum ini, seorang wartawan Majalah Suara Hidayatullah, Ali Atwa, menulis sebuah buku sejarah masuknya Islam di bumi Papua. Buku berjudul, “Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua)” menyebutkan, ada upaya-upaya pengkaburan dan penghapusan sejarah dakwah Islam berlangsung dengan cara sistematis di Papua.
Sebelum ini, banyak diklaim bahwa di propinsi itu milik salah satu agama tertentu. Namun hasil penelusuran jurnalistik Ali Atwa, sesunguhnya Islam di Papua memiliki sejarah tersendiri.
Bila ditinjau dari catatan sejarah, Islam masuk ke Papua terjadi pada awal abad ke XVII, atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen Protestan yang masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yang dibawah dua orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler.
Sumber: http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6673&Itemid=1