Senin, 03 November 2008

Obama Mengaku Sangat Kehilangan Neneknya

CAROLINA UTARA, TRIBUN - Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Barack Obama mengaku sangat kehilangan sosok neneknya yang meninggal tepat sehari sebelum pemilihan presiden Amerika Selasa (4/11).

Kepada para pendukungnya saat kampanye terakhir, Obama mengatakan, sosok neneknya sangat penting baginya, karena neneknya lah yang membesarkannya

Seperti dilansir Reuters Selasa (4/11), Obama tiba di Carolina Utara untuk perjalanan kampanye sebelum hari pemilihan. Obama sendiri yang mengumumkan kematian neneknya yang bernama Madelyn Dunham (86 tahun) telah meninggal dengan tenang di kediamannya di setelah berjuang melawan penyakit kanker.

Lawan Obama dari Partai Republik John McCain, mengeluarkan pernyataan turut berduka cita dan turut memberikan dukungan moral buat Obama.

Dalam rangkaian kampanyenya, Obama sering menceritakan perihal neneknya yang sangat berjasa membesarkannya, setelah ibu Obama bercerai.

Sekitar seminggu lalu, Obama meninggalkan kampanyenya dan menempuh perjalanan 22 jam menuju Hawai untuk menengok neneknya yang sedang sakit. "Beliau adalah orang yang sederhana, sedikit bicara dan sangat rendah hati,'' kata Obama mengenang neneknya. (ear)

Sumber: http://www.tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=24340&kategori=14

Terkurung di Bandara

Aku hendak balik ke RIyadh. Hari ini aku take off dari bandara Soekarno-Hatta jam 00.30. Aku tiba di bandara Dubai jam 5:15 pagi waktu setempat (plus 3 jam waktu Indonesia). Berangkat lagi jam 18:40. Kirain ada kamar hotel disediain gratis. Dan biasanya temenku yang transit di Dubai disediain kamar tuk istirahat. Bayangin aja nunggu seharian berkeliaran di dalam bandara. Mestinya kan ada tempat istirahatnya. Pasti kesel deh nunggu lama.

Aku pastiin aja ke pusat informasi, dan nyatanya emang kamar gak disediain gratis. Beda aturan kali sekarang. Cuman makan satu kali aja yang disediain gratis. Gak apa-apa deh. Yang penting perjalananku selamat sampai tujuan. AMIN.

Riyadh, I will come.

*di saat penantian...

 

Sabtu, 25 Oktober 2008

Raksasa Cokelat Ferrero Minati Minyak Sawit Indonesia

Roma - Produsen cokelat Ferrero di Alba saja memerlukan 80 ribu ton minyak nabati setiap tahunnya. Diharapkan kebutuhan ini dapat dipenuhi dari minyak sawit Indonesia.

Hal itu disampaikan Direktur Produksi Giovanni Di Palma saat menerima delegasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dipimpin Direktur Perencanaan Industri Agribisnis Dr. Indra Darmawan, Jumat (24/10/2008).

Menurut Di Palma, selain kebutuhan minyak nabati sebesar itu, pihaknya per tahun juga memerlukan pasokan 40 ribu ton biji kakao alias cokelat.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Didiek H. Goenadi dari Komite Penanaman Modal Bidang Agribisnis BKPM yang juga merupakan Direktur Eksekutif Asosiasi Minyak Sawit Indonesia menyambut baik keinginan Di Palma dan akan menindaklanjutinya lebih jauh.

Selain bahan baku minyak sawit dan biji kakao, Ferrero di Alba juga membutuhkan daun teh lebih dari 1000 ton per tahun untuk memproduksi minuman teh segar dan 600 ton kopi, di samping tentu saja gula dan susu.

Atase Pertanian KBRI Roma Dr. Erizal Sodikin kepada detikcom tadi malam menuturkan bahwa Indonesia perlu melakukan pendekatan lebih jauh ke Ferrero dengan memberikan beberapa 'dispensasi' harga dan kemudahan lainnya sehingga perusahaan ini bersedia menggunakan bahan baku dari Indonesia.

"Mengingat merek Ferrero sudah sangat dikenal dunia dan membawa image tersendiri, maka pemakaian bahan baku dari Indonesia secara tidak langsung juga akan meningkatkan brand image bagi produk pertanian Indonesia” demikian Erizal.

Ferrero S.p.A. merupakan salah satu produsen cokelat terbesar di dunia berbasis di Italia. Satu dari pabrik terbesarnya ada di kota Alba, Italia bagian utara.

Perusahaan ini didirikan oleh suami istri Piera dan Pietro Ferrero tahun 1946 yang diawali dengan usaha skala rumah tangga berupa sebuah toko kecil.

Kini Ferrero sudah jauh berkembang dengan omzet mencapai lebih dari US$5,6 miliar, punya 16 cabang di seluruh dunia serta jumlah karyawan mencapai lebih dari 19 ribu. Produknya antara lain Roche, Mon Cheri, Raffaello, Nutella, Kinder Surprise, hingga permen Tic Tak.(es/es)

Sumber: http://www.detikfinance.com/read/2008/10/25/140041/1025855/4/raksasa-cokelat-ferrero-minati-minyak-sawit-indonesia

Indonesia Tetap Tolak IMF

Beijing - Indonesia pernah menggunakan jasa IMF saat menangani krisis 11 tahun silam. Namun jasa IMF itu telah membuat Indonesia trauma. Indonesia pun kapok dan tak mau menggunakan jasa IMF lagi.

Penegasan sikap Indonesia untuk tak mau menyertakan IMF dalam menghadapi krisis finansial global ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menanggapi hasil kesepakatan KTT ASEM.

Dalam salah satu poin deklarasi, dikatakan bahwa IMF harus memainkan peran penting dalam membantu negara-negara yang terkena dampak serius dari krisis melalui permintaan mereka

Namun menurut presiden, Indonesia tidak akan melibatkan IMF dalam menyelesaikan masalah tersebut. Namun Indonesia akan mengerahkan segara sumber daya yang ada untuk mengatasinya.

"Kita sudah pengalaman dengan IMF saat menghadapi krisis lalu. Negeri kita trauma waktu IMF ikut mengatasi krisis di Indonesia. Saya berpendapat, kita tidak perlu lagi menggunakan IMF," ujar SBY saat jumpa pers di Peninsula Hotel, Beijing, China (25/10/2008) seperti dilaporkan reporter detikcom, Anwar Khumaini.

Presiden yakin, dengan sumberdaya yang ada, Indonesia bisa dengan sendirinya mengatasi krisis yang melanda saat ini.

"Silakan negara lain yang minta bantuan IMF. Kita yakin, kita sendiri akan bisa," tegas SBY.

SBY menambahkan, 10 tahun lalu, Indonesia dihadapkan dengan krisis yang jauh lebih parah dibandingkan dengan saat ini. Namun, dengan kebijakan perekonomian yang tepat,akhirnya saat ini lambat laun perekonomian Indonesia bisa pulih.

"Namun krisis ini adalah pukulan bagi siapa saja. Jangan sampai kita lengah,"pungkasnya

Berkaitan dengan krisis finansial terkini, IMF mengaku sudah berdiskusi dengan sejumlah negara untuk memberikan paket bantuan. Kelima negara yang akan menjadi pasien itu adalah Hungaria, Islandia, Pakistan, Ukraina dan Belarusia.

Sementara Indonesia yang pada saat krisis moneter tahun 1997 silam mendapatkan bantuan dari IMF akhirnya memutuskan untuk melunasi utangnya ke lembaga keuangan tersebut. Indonesia pada Oktober 2006 lalu telah melunasi seluruh utang ke IMF yang berjumlah sekitar US$ 7 miliar.

Pembayaran utang ke IMF dilakukan dalam dua tahap yakni pada Juni 2006 sebesar US$ 3,75 miliar, dan sisanya sebesar US4 3,2 miliar dibayar pada Oktober 2006

(anw/qom)

Sumber: http://www.detikfinance.com/read/2008/10/25/213111/1025972/4/indonesia-tetap-tolak-imf

Begin

Start:     Nov 4, '08 01:00a
End:     Nov 25, '10
Location:     Riyadh, Saudi Arabia
Back to the Jungle!
Mengisi kehidupan baru, semagat baru, dan tantangan baru...

Kamis, 07 Agustus 2008

Ratno Nuryadfi Ciptakan Mikroskop Nano

JAKARTA -- Bagaimana caranya meneliti material berukuran nanometer atau sepermiliar meter? Peneliti Pusat Teknologi Material BPPT Dr Eng Ratno Nuryadi bisa menciptakan mikroskop untuk melihat struktur materi renik tersebut.

"Untuk melihat struktur materi seukuran nano atau 10 pangkat minus sembilan meter, perlu perlengkapan khusus yang tak ada di Indonesia. Alat itu hanya bisa diimpor dengan harga satu unitnya mencapai sekitar Rp2-3 miliar," kata Ratno yang menjadi pemenang Pemilihan Peneliti Muda Indonesia (PPMI) XIV bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa.

Prihatin atas kondisi itu, Ratno yang memenangkan penghargaan PPMI dengan makalah berjudul "Manufactur Atomic Force Microscope (AFM) dan Aplikasinya pada Nanoteknologi" itu kemudian menciptakan mikroskop material renik yang disebut AFM (Atomic Force Microscope).

"Ini adalah mikroskop nano pertama yang diciptakan di Indonesia dengan modal sekitar Rp50 juta saja dan dibuat dengan bahan-bahan sederhana," kata pria kelahiran Bantul 17 Oktober 1973 itu sambil berpromosi usai menerima penghargaan dari Kepala LIPI Umar A Jenie serta uang tunai Rp25 juta.

Mikroskop nano itu, urainya, bukan mikroskop biasa, karena menggunakan teknologi peraba materi seperti jarum yang akan menyusuri struktur materi dan kemudian menampilkan strukturnya di layar komputer dengan menggunakan software tertentu. Cara kerjanya mirip perlengkapan mikroskop nano yang ada di dunia.

Ditanya soal kehandalan alatnya, ia mengatakan, mikroskopnya itu prinsipnya sudah bekerja secara normal, namun secara teknis perlu dioptimalisasi lagi agar penampilannya lebih baik.

Nanoteknologi, jelasnya, merupakan teknologi yang sedang berkembang pesat di dunia karena materi yang disusun dengan teknologi nano akan memiliki karakter dan fungsi berbeda dengan materi yang tersusun tanpa teknologi nano. ant/is

Sumber: http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/3202