Senin, 02 Juni 2008

Dilempar Ikan Goreng Panas

TASIKMALAYA, TRIBUN - Nasib malang menimpa Noni Anisa Banurea. Gadis manis berusia 17 tahun asal Kabupaten Dairi, Sumut, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) ini mengalami luka bakar di leher dan wajahnya.


Luka itu setelah Noni dilempar ikan goreng panas oleh majikannya, di Perum Bumi Resik Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Senin (2/6).


Awalnya Noni yang tampak masih lugu itu hanya bisa pasrah dan berupaya meminjam salep kepada tetangganya sesama PRT. Tapi teman korban merasa iba dan melaporkan kejadian itu ke Ketua RT setempat. Karena mengandung unsur kekerasan, Ketua RT meneruskan laporan itu ke Pospol Cipedes. Saat itu juga Noni dibawa ke Pospol Cipedes untuk dimintai keterangan.


"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan, termasuk terus memintai keterangan dari Noni," ungkap Kapospol Cipedes Ipda E Sunaryo melalui Kanitreskrim Aiptu Hari Sakti.


Hingga kemarin siang, seorang ibu rumah tangga berinisial Ny A yang diduga melakukan aksi kekerasan itu belum diperiksa. Menurut Hari, pihaknya tidak mau gegabah bertindak sebelum keterangan dan bukti dirasa cukup.


Kepada petugas yang memeriksanya, Noni menuturkan, sekitar pukul 08.00 ia tengah memasak. Sementara Ny A, suami dan anaknya sudah berangkat dari rumah untuk bekerja dan sekolah. "Saat itu saya tengah menggoreng ikan. Sambil menunggu matang saya mengiris bumbu di luar karena di dapur gelap akibat listrik padam," ujarnya.


Tengah asyik mengiris bumbu, tiba-tiba Ny A muncul diduga bermaksud mengambil sesuatu yang ketinggalan. Teringat ikan yang masih digoreng, Noni bergegas ke dapur dan melihat ikan sudah agak gosong. Dengan perasaan cemas, ikan itu segera diangkat dan ditiriskan.


Namun rupanya keteledoran korban itu terlihat oleh Ny A. Korban langsung dipanggil. Entah bagaimana persisnya, Ny A melempar ikan masih panas ke arah muka korban.


Untungnya korban berkelit sehingga ikan panas itu luput mengenai mukanya. Tapi sial, minyak yang masih panas menyiprat ke arah leher dan mukanya. Noni langsung menangis karena kesakitan. Sementara Ny A pergi lagi.


"Sambil menangis saya pinjam salep ke teman saya sesama PRT," tutur Noni.


Luka bakar di leher dan mukanya tampak berwarna kecoklatan. Yang paling parah luka bakar di leher. Menurut Noni, baru kali ini majikannya bertindak sangat kasar. Biasanya kalau ada kesalahan paling menjambak rambut. (stf)


Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=10730&kategori=9

Minggu, 01 Juni 2008

Kombinasikan Kuliner dan Dunia Ilmiah

Image


Ferran Adria, 46, disebut-sebut sebagai koki terbaik di dunia. Bahkan restoran miliknya, El Bulli, di Spanyol juga dijuluki yang terbaik.


BERANI beda adalah motivasi utama dari setiap hal yang dia lakukan. Pada akhir 1980-an, dia menggebrak dunia kuliner dengan eksperimennya, Molecular Gastronomy. Eksperimen ini yaitu mengeksplorasi resep yang sudah ada menggunakan metode dan alat memasak yang sama sekali berbeda dan belum pernah dicoba.


Adria berusaha memadukan dunia kuliner dengan dunia ilmiah. ”Rasa yang diciptakan dari Molecular Gastronomy juga memikat dan lain daripada yang lain,” tuturnya. Adria juga dikenal sebagai koki terhebat dalam membuat makanan berbuih atau culinary foam. Dialah yang pertama kali memopulerkan model makanan berbuih. Kini, makanan model itu menjadi tren di seluruh dunia dan dibuat banyak koki.


Rumusnya, mencampur bumbu alami dengan agar-agar. Baginya, menciptakan sesuatu yang bisa menjadi trend setter bagi koki di seluruh dunia merupakan suatu kebanggaan. ”Semua resep yang saya ciptakan mengacu pada metode dan pengembangan resep. Saya mencari informasi, informasi, dan informasi sebanyak mungkin dari keliling dunia, mencoba berbagai resep makanan, dan membaca buku,” ujarnya dikutip dari foodandwine. com.


Tidak tanggung-tanggung, dia juga membuat laboratorium masakan di Barcelona yang disebut El Taller. Dari tempat inspiratif itulah, Adria membuat berbagai menu baru menjadi luar biasa.Dia juga mencatat ribuan resep baru. Bahkan, di dalam laboratorium itu dia membuat kajian psikologi rasa. Dia mengatakan setiap orang memiliki rasa terhadap makanan yang berbeda.


”Untuk bisa membuat makanan baru, kita harus mengetahui psikis konsumen tentang rasa makanan,” ujarnya. Dia mengatakan alasannya mengenalkan psikologi rasa karena setiap orang pasti bosan dengan rasa masakan yang sama. Dalam psikologi selera yang dikenalkan pada dunia, Adria ingin mengenalkan kepada komunitas internasional bahwa makanan bukan hanya urusan kenyang di perut.


Tidak semudah pula, orang makan burger,makanan kaleng, dan makanan instan. Dia mengatakan, dalam psikologi selera, makanan menyangkut selera dan bumbu. Selain itu, menurut dia, psikologi selera juga mengungkap, memilih, dan menikmati makanan yang berkaitan dengan logika. Tentu pula, makanan berkaitan dengan hiburan bagi seseorang. Tren kembali ke alam juga tidak ditinggalkan Adria.


Dia mengatakan selalu menggunakan menu makanan berbasis buah-buahan. Salah satu temuannya, jus bola.Kuliner hijau menjadi salah satu cirinya. Gebrakan Adria dinilai superkoki Paul Bocuse sebagai sesuatu yang sangat menakjubkan dalam dunia kuliner. Bocuse memuji Adria sebagai koki cerdas yang tidak malu dan berani menawarkan sesuatu yang berbeda bagi para penikmat makanan.


”Adria juga satu-satunya koki yang bukan hanya memikirkan resep semata. Dia mampu memikirkan bagaimana kajian ilmiah, baik ilmu pasti maupun psikologi dalam membantu membuat resep,” ungkap Bocuse kepada International Herald Tribune. Adria dilahirkan pada 14 Mei 1962 di Barcelona, Spanyol. Pada usia 14, dia masuk sekolah bisnis dan administrasi. Tapi pada usia 18 tahun, dia tidak melanjutkan sekolah karena merasa jenuh dengan rutinitasnya.


Dia memilih menjadi pencuci piring di restoran Prancis di Hotel Playafels di Castelldefels, Spanyol. Dari tukang cuci piring itulah, awal kariernya dalam bidang kuliner. Berawal dari tukang cuci piring itu pula,dia mendapatkan banyak pelajaran teknik memasak dari para koki di restoran itu. Sejak saat itu, pandangannya tentang bisnis kuliner mulai terbuka. Bahkan, dia mulai berpikir untuk terus berkarier dan berbisnis di bidang kuliner.


Dia kembali ke Barcelona dan menjadi asisten koki. Program wajib militer memaksanya menjadi tentara angkatan laut. Dia memilih bekerja di bagian dapur dengan menjadi koki. Ketika itu, masakan yang dia buat selalu disenangi para komandan militernya, hingga dia menjadi koki andalan para jenderal sampai 1983. Setelah menjadi tentara, dia bekerja di El Bulli, Roses, Spanyol. Dia langsung menjadi koki andalan, padahal usianya baru 22 tahun. Delapan belas bulan kemudian, dia menjadi kepala koki dan restorannya mendapatkan bintang tiga.


Padahal, sebelumnya El Bulli tidak pernah mendapatkan penghargaan bintang dan merupakan restoran tidak terkenal. Adria bukan tipe orang yang mudah puas.Walaupun namanya sudah berkibar, dia tetap saja mau belajar pada para koki andal lainnya. Dia pun berkeliling ke Prancis, mendatangi restoran terkenal dan belajar bagaimana meramu makanan yang lezat dan enak.Kemauannya yang keras menjadikan dia memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kuliner.


Selain aktivitas masakmemasak, Adria pun banyak menghadiri acara-acara yang mengajari ibu-ibu belajar memasak mewah. Dia juga berkampanye agar ibu-ibu tidak membiasakan makanan instan. ”Saya tidak akan mengajari membuat burger, berarti saya sudah gila,” tuturnya dikutip Daily Telegraph. Dia ingin semua keluarga di dunia bisa membuat masakan yang sehat. Adria juga telah menerbitkan puluhan buku seri gampang memasak dan puluhan DVD. (andika hendra mustaqim)


Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/kombinasikan-kuliner-dan-dunia-ilmiah.html

Keanehan dan Keistimewaan Negeri Ini (2)

Koran berbahasa Kerala (India) mengabarkan bahwa ada seorang Saudi yang mentalak (menceraikan) sang isteri gara-gara dia tidak menuruti perintahnya untuk memakai sabuk pengaman. Lalu sang suami tersebut menyesal karena telah mentalak isterinya dan pergi ke pemuka agama setempat untuk berupaya rujuk kembali.

Banyak keanehan di negeri ini akan tetapi tetap saja banyak pendatang yang masih bertahan. Karena kebutuhan ekonomi mereka bertahan disini. Dan hanya orang-orang yang kuat mentalnya yang dapat berjuang di negeri ini. Perlakuan yang kurang manusiawi terkadang diperoleh dari sang majikan. Memang kondisinya seperti ini. Menurutku semua ini harus diubah. Dalam hal ini tidak ada perbedaan hukum antara pribumi dan pendatang. Kenyataannya hukum lebih berpihak kepada pihak pribumi.

Seorang majikan tidak memberikan gaji selama 3 bulan kepada sopirnya. Dan sang sopir tidak mempunyai kekuatan hukum di negeri ini. Walaupun dia menggugat hal ini kepada pihak berwenang, prosesnya akan sangat lama. Berlarut-larut baru proses hukum akan selesai. Dalam perkara kasus tabrakan mobil pun biasanya pihak pribumi selalu menang. Padahal sudah jelas orang tersebut (pribumi) bersalah. Banyak sekali orang-orang di negeri ini yang tidak mau mengakui kesalahannya. Mungkin karena mereka hidup di negeri mereka sendiri. Jadi bisa berbuat seenaknya.

Satu halaman web saja tidak cukup untuk menceritakan segala keanehan negeri ini. Terlalu banyak kasus yang terjadi di negeri ini yang melanggar hak asasi manusia. Kasus kaburnya para pekerja diantisipasi dengan diberlakukannya hukum baru. Di bandara para pekerja diwajibkan untuk melakukan sidik jari ketika ingin kembali ke negeri asalnya. Dan jika pekerja itu kabur dari majikannya maka ketika dia datang lagi ke negeri ini (ganti majikan), dia akan dipulangkan kembali ke negeri asalnya. Orang tersebut teridentifikasi lewat pengecekan sidik jarinya. Jika sang majikan sebelumnya telah melaporkan kasus kaburnya pekerja tersebut, hal itu akan terjadi.

Tidak tahu apakah hal itu berlaku untuk semua kasus kaburan. Bagaimana jika pekerja itu kabur karena ingin terlepas dari perlakuan majikan yang tidak manusiawi? Semestinya ada pengecualian. Semestinya hukum bertindak adil. Selain menghukum pekerja yang melanggar, diharapkan pula menindak tegas majikan yang berlaku tidak manusiawi terhadap pekerjanya.

Negeri ini juga sangat istimewa. Selain karena merupakan bumi para nabi, terdapat kota suci Mekkah yang sangat sakral bagi ummat Islam, juga orang-orangnya yang sangat ramah. Terlepas dari sekedar basa-basi atau datang dari hati, yang jelas sapaan mereka melebihi sapaan orang Indonesia. Jika mereka bertemu saling menanyakan kabar. Dimulai dari kabar dirinya, keluarganya, pekerjaannya, dan hal-hal lainnya. Dan ketika percakapan dimulai, kadang-kadang mereka menanyakan kembali kabar yang sebenarnya sudah ditanyakan pada awal perjumpaan.

Hal lain yang istimewa dari orang-orang di negeri ini adalah kebanyakan dari mereka cepat marah akan tetapi cepat turun kembali emosinya. Tidak ada rasa dendam. Jika sudah saling memaafkan di antara mereka dan menyadari kesalahannya, tidak ada perasaan lain kecuali persaudaraan dan kekeluargaan. Seolah-olah tidak pernah ada masalah di antara mereka.

Dalam pakaian pun kebanyakan dari mereka sangat menjaga tradisi. Memakai pakaian adat kebiasaan setempat adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Dalam bisnis pun seseorang relasi lebih dihargai ketika dia memakai pakaian adat kebiasaan tersebut. Di berbagai kantor baik pemerintah atau swasta pun mereka terlihat selalu memakainya.

Rasa hormat terhadap orang tua sangat besar di negeri ini. Sekali dalam sepekan ada acara perkumpulan keluarga di rumah sang orang tua. Setiap anak menghadiri perkumpulan itu. Walaupun dengan segala kesibukan yang dimiliki tetapi mereka menyempatkan khusus untuk acara itu. Setiap kali bertemu dengan orang yang lebih tua, mereka yang lebih muda selalu mencium kening orang tua. Walaupun hanya sebatas tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa hormat.

Perlindungan terhadap perempuan sangat tinggi disini. Setiap perempuan pribumi diwajibkan memakai pakaian abaya berupa pakaian hitam longgar yang menutup seluruh badan dan wajahnya. Dengan memakai cadar hanya bagian mata saja yang terlihat. Kalau di Indonesia sepertinya hal itu masih dianggap aneh. Jika bepergian seorang perempuan di negeri ini diwajibkan didampingi oleh sang suami atau saudara laki-laki. Hal itu dilakukan demi menjaga keamanan dan kehormatan seorang perempuan.

Dalam fasilitas umum dibatasi antara perempuan dan laki-laki. Misalnya dalam sebuah bank terdapat tempat layanan khusus untuk perempuan. Juga dalam masalah pendidikan. Mulai bangku sekolah dasar, laki-laki dan perempuan dipisahkan. Ada sekolah khusus untuk murid laki-laki dan ada juga sekolah khusus untuk murid perempuan. Tidak terkecuali dalam jenjang kuliah.

Demikianlah ajaran islam menghargai dan melindungi martabat kaum perempuan. Tapi sayangnya hal itu tidak diterapkan dalam mempekerjakan seorang perempuan (pembantu). Semestinya ada aturan yang mewajibkan seorang pembantu di dampingi seorang suami di negeri ini. Kebanyakan para pembantu yang bekerja disini tidak disertai sang suami. Padahal hal itu sangatlah penting. Bepergian saja seorang perempuan mesti didampingi oleh seorang suami atau saudara laki-lakinya pun dalam masalah ibadah haji, apalagi ini bekerja di negeri yang sangat jauh jaraknya dan untuk jangka waktu yang cukup lama. Semoga saja hal ini dijadikan renungan dan pengambilan sikap yang bijaksana oleh semua pihak.

Sabtu, 31 Mei 2008

Keanehan dan Keistimewaan Negeri Ini

Banyak keanehan dari sikap orang-orang pribumi di negeri ini. Ini menurut pengalamanku dan penuturan teman-temanku tentang negeri ini. Contohnya hari ini. Temanku seorang india (sopir) bernama Muhammad Ali pergi mengantar anak majikan ke rumah sakit. Berangkat sekitar jam 16:30. Baru datang lagi jam 21:45. Waktu yang cukup lama bukan?

Temanku india yang lain (seorang sopir juga) yang bernama Jabir dari tadi menunggu datangnya mobil tersebut. Karena dia perlu mobil itu untuk melaksanakan tugasnya. Dia bercerita bahwa anak majikan itu memang rada "hebat". Dia suka ingin tahu banyak hal. Alasan kenapa lama di rumah sakit yaitu karena anak tersebut selalu saja cari-cari "informasi" keliling rumah sakit. Padahal urusan dia dengan dokter sudah beres dan bisa segera pulang. Setiap kali ada pasien yang datang, apalagi pasien yang terluka akibat kecelakan, dia pasti bertanya ini itu kepada orang-orang sekitar. Makanya jadi terlambat datangnya. Jika saja Jabir yang mengantar, dia tidak akan menuruti keinginan anak tersebut.

Rasa keingintahuan anak-anak disini rata-rata memang cukup besar. Dan itu kebanyakan didukung oleh orang tua mereka. Contohnya aku pernah lihat beberapa kali seorang ayah "mengajarkan" anaknya yang masih kecil untuk mengendarai mobil. Sekadar iseng atau apa aku tak tahu. Yang aku tahu itu sangat berbahaya, apalagi di jalanan yang cukup ramai. Juga aku pernah lihat seorang pengemudi mobil sambil membaca koran, sambil minum, sambil lihat handphone dan kegiatan lainnya yang seharusnya tidak dilakukan pada saat mengemudikan mobil.

Aku sering lihat orang-orang yang sengaja atraksi mobil berputar-putar. Itu dilakukan di jalanan yang ramai. Memang sih seramai-ramainya jalanan besar disini tidak seramai di jalanan besar di Indonesia. Tapi hal itu tetap saja berbahaya. Jalan utama disini memang sangat lebar dan mulus kondisinya. Setiap sisi jalan memiliki empat jalur yang bisa dilalui oleh kendaran. Hal itu memungkin seorang pengemudi menjalankan kendaraannya dengan cepat. Walaupun jalanan disini tidak terlalu ramai, bisa saja tiba-tiba datang mobil yang lain dengan kecepatan tinggi.

Suatu ketika aku pernah lihat orang yang kecelakan akibat ulahnya sendiri beratraksi ria. Tepat di jalan depan kantorku dia melakukan atraksi memutar-mutarkan mobil. Dengan kecepatan yang cukup tinggi dia melakukan atraksi. Tujuanya ingin "unjuk gigi" eh tahu-tahunya malah celaka. Dia lepas kendali. Brak! Mobil itu menabrak pagar besi yang membentengi proyek pembangunan rumah sakit. Pagar besi itu sampai rusak sepanjang kurang lebih 6 meter. Untung saja pengemudi itu tidak terluka apa-apa. Sungguh beruntung sekali. Di dalam mobil tersebut juga terdapat dua orang wanita. Mereka semuanya selamat. Semoga saja bisa dijadikan pelajaran supaya tidak mengulangi keanehan dan kebrutalannya lagi.

Selain keanehan yang dimiliki, juga terdapat keistimewaan dari negeri ini. Ikuti kelanjutannya…

Bersambung…

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia

Ada 3 Objek wisata yang masuk nominasi dari 7 Keajaiban Dunia yaitu: Danau Toba, Krakatau dan Pulau Komodo. Namun sampai saat ini ketiganya masih berada dalam rating rendah. Silakan Baca: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/31/time/143737/idnews/948174/idkanal/10.

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia lewat alamat situs resmi: http://www.new7wonders.com/nature/en/liveranking/

Rabu, 28 Mei 2008

Masjid Haram 10 Tahun ke Depan, Masjid dengan Lapangan Terluas di Dunia



Arab Saudi mulai mengerjakan enam proyek real estate sebagai bagian dari proyek perluasan Masjid Haram di Makkah. Proyek yang menelan biaya 50 milyar riyal ini baru akan selesai sampai 10 tahun ke depan dan bakal mengubah wajah kota Makkah.


Sesuai perintah Pelindung Dua Masjid Suci, Raja Abdullah, proyek ekspansi Masjid Haram disertai dengan pembangunan proyek pembangunan sarana pendukung lainnya, seperti perumahan, sarana transportasi dan fasilitas lainnya bagi warga setempat maupun jamaah haji.


Untuk membuat ruang terbuka yang dekat dengan Masjid Haram, dibuat Proyek Shamiya, karena proyek ini banyak mengambil wilayah Shamiya. Sedikitnya 1.000 bangunan di wilayah Shamiya digusur untuk keperluan proyek tersebut dan pemerintah Saudi menyediakan dana sebanyak 6 milyar riyal untuk dana kompensasi bagi warga yang bangunan miliknya kena gusur.


Proyek Shamiya didisain untuk menyediakan tempat salat yang lebih luas di sisi utara Masjid Haram, dilengkapi sarana transportasi bagi para jamaah haji. Beberapa hotel besar dan apartemen juga akan dibangun di kawasan itu berikut fasilitas publiknya.


Proyek lainnya yang akan dilakukan di dekat masjid Haram adalah Proyek Jabal Khandama di sisi timur masjid. Proyek yang akan dibangun di atas lahan seluas 150 ribu meter persegi ini, 15 persennya akan dialokasikan untuk penduduk Makkah.


Di sisi barat daya Masjid Haram akan dibangun Proyek Jabal Omar. Bukit-bukit yang terdapat di area ini diratakan dan dibangun komplek untuk keperluan tempat tinggal, hotel serta pusat-pusat belanja. Proyek Jabal Omar akan menyediakan fasilitas tempat tinggal dan tempat salat berpendingin udara yang bisa menampung 100 ribu orang serta tempat salat terbuka untuk 120 ribu jamaah.


Proyek pembangunan juga dilakukan di sisi tenggara Masjid Haram, di sekitar Rumah Sakit Ajyad. Di lokasi ini akan dibangun rumah sakit modern dan pusat kesehatan yang dilengkapi dengan fasilitas gawat darurat.


Untuk kelancaran transportasi ke Masjid Haram, akan dibangun jalan baru King Abdul Aziz Ring Road. Jalan lingkar sepanjang empat kilometer dengan lebar 80 meter ini, akan tersambung dengan jalan Jeddah Expressway.


Sementara di selatan Masjid Haram, sedangan dibangun kawasan Hijrah. Dengan pembangunan kawasan ini, tempat untuk salat di sisi selatan masjid luasnya bertambah dari 1.170 meter persegi menjadi 30 ribu meter persegi. Di tempat juga disediakan lahan parkir untuk 1.000 mobil.


Proyek perluasan Masjid Haram lainnya yang masih dalam perencanaan adalah proyek di pintu gerbang utara masjid, berupa proyek pembangunan menara dengan ukuran besar.


Total luas wilayah yang digunakan untuk membuat ruang terbuka dalam proyek perluasan masjid ini dipekirakan lebih dari 40 ribu meter persegi, yang bisa menampung sedikitnya 100 ribu jamaah. Dengan demikian, Masjid Haram di Makkah akan menjadi masjid dengan lapangan terluas dan terpenting di dunia. (ln/arabnews)


Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8528155453-masjid-haram-10-tahun-ke-depan-masjid-dengan-lapangan-terluas-dunia.htm

Selasa, 27 Mei 2008

Kapolri Tak Mau Minta Maaf

SINGLE FIGHTER: Mahasiswa melempari para polisi yang akan membubarkan aksi mereka di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, kemarin (26/5).


Anggap Penyerbuan ke Unas untuk Jamin HAM Masyarakat

JAKARTA - Penyerbuan Universitas Nasional (Unas) yang dilakukan oleh polisi telah memunculkan protes dari berbagai kalangan. Komisi III DPR yang membidangi hukum, misalnya, langsung membentuk panja (panitia kerja) yang mengusut kasus tersebut. Sebelumnya, Komnas HAM juga membentuk tim investigasi.


Menghadapi tekanan publik yang memojokkan korps kepolisian, Kapolri Jenderal Pol Sutanto kemarin menggelar jumpa pers khusus di Mabes Polri terkait insiden penyerbuan kampus Unas. Menurut dia, polisi bukan mengebiri demokrasi, tapi mengawal demokrasi sesuai koridor hukum. Untuk itu, tak ada permintaan maaf.


"Tiap demo, sesuai dengan UU yang dibuat pemerintah dan DPR, ada aturannya, yakni sampai pukul 18.00. Tugas kami melayani dan mengamankan supaya unjuk rasa bisa tertib dan kami tidak diperlengkapi alat (mematikan, Red)," katanya.


Kapolri didampingi jajarannya. Misalnya, Irwasum Komjen Pol Jusuf Manggabarani, Kabareksrim Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman, Deops Polri Irjen Pol Rubiani Pranoto, dan Kadiv Humas Irjen Pol R Abubakar Nataprawira.


Kejadian di Unas pada Jumat (23/5) itu berawal dari demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. Para pendemo tersebut membakar ban bekas dan sempat menutup Jalan Sawo Manila, Jaksel, di depan Unas. Terjadi bentrok saat polisi membubarkan demo tersebut.


Lantas, Sabtu pagi, polisi menyerbu kampus Unas untuk membubarkan demo yang tetap berlanjut. Polisi menyeret dan memukuli sejumlah mahasiswa sehingga kampus itu berdarah. Selain itu, kaca dan kondisi kampus banyak yang berantakan.


"Yang terjadi di Unas kan demo sampai malam dan masyarakat setempat merasa terganggu. Kita sudah nego dan bertahan, tapi tidak bisa. Jadi, yang kami lakukan itu menjamin hak asasi masyarakat luas. Ini garis bawahi betul," jelas Kapolri.


Menurut dia, polisi punya kewajiban melindungi hak asasi masyarakat yang lebih luas dibanding demonstran yang terbukti melanggar hukum.


Saat disinggung apakah perlu polisi meminta maaf atas segala kerusakan dan kekerasan yang terjadi di Unas pada Sabtu kelabu itu, Kapolri menjawab, "Saya minta rekan-rekan pahami, demokrasi baik jika dikawal penegakan hukum yang kuat. Kita harus memperkuat. Termasuk Saudara-Saudara (wartawan) juga memperkuat." Menurut dia, juga tak ada pelanggaran HAM dalam peristiwa itu.


Menurut lulusan Akpol terbaik angkatan 73 itu, polisi bukannya tidak berbenah diri. Selain protap pengendalian massa saat ini, dan polisi dilarang membawa senjata api, juga ada sejumlah perbaikan, seperti pemberian materi HAM sejak pendidikan polisi di level awal. Karena itu, tidak mungkin polisi di lapangan melakukan perusakan. Tapi apa pun, polisi akan mengevalusi kejadian semacam itu supaya tidak terulang kembali.


Pascabentrok Unas, sesuai protap, Irwasum dan Propam turun ke lapangan. "Jangan sampai (kasus) ini dimanfaatkan pihak ketiga," tegasnya.


Mantan Kapolda Sumut itu menengarai peristiwa tersebut tak lepas dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan kondisi bangsa. Buktinya, dimulai kabar tertembaknya mahasiswa UI, Budi Darma, saat demo di gedung MPR/DPR Rabu lalu (21/5).


Juga isu melalui SMS akan ada kerusuhan besar di Jakarta pada Jumat sampai Minggu (23-25/5) dan isu hilangnya tiga mahasiswa Unas pascabentrok (24/5). Polisi juga masih menyelidiki siapa pemilik dua granat nanas yang ditemukan di Unas pascabentrok. Namun, Kapolri yang akan pensiun pada September 2008 itu tidak menyebutkan siapa pihak yang hendak memancing di air keruh tersebut.


Sementara itu, Irwasum -usai jumpa pers yang berlangsung 30 menit- mengatakan, pihaknya masih memeriksa sejumlah anggota polisi yang terlibat dalam bentrok berdarah itu. Karena itu, dirinya belum tahu hasil pemeriksaan. Termasuk apakah harus ada yang bertanggung jawab, mulai level Kapolrestro Jakarta Selatan Kombespol Chairul Anwar atau bahkan hingga level Kapolda.


Namun, apakah polisi dibenarkan menganiaya? "Upaya paksa yang dilakukan polisi seimbang dengan tekanan yang dia terima. Jadi, kalau (pelaku) ngamuk, ya harus dilumpuhkan dan baru dibawa ke kendaraan," jawab Jusuf yang pernah tersandung kasus UMI Makassar dan dicopot dari jabatan Kapolda Sulsel pada 2004 lalu itu. Bukti tayangan TV yang memperlihatkan aksi anarkis sekelompok polisi menggebuki mahasiswa Unas belum bisa dijadikan pedoman.


Begitu pula sikap Kapolda Metro Jaya. Dia membantah informasi yang menyebutkan bahwa dirinya telah menonjobkan Kapolrestro Jakarta Selatan. "Tidak benar itu. Tidak semudah itu. Kita tunggu hasil pemeriksaan internal," tambahnya. Pihaknya juga belum langsung mengganti kerugian yang diderita Unas dengan alasan belum tentu anak buahnya yang merusak.


Sumber koran ini di lingkungan Mabes Polri mengatakan, salah satu skenario untuk memperbaiki citra Polri sebagai buntut kasus Unas adalah mengambil tindakan di level Kapolrestro.


Mendiknas Bambang Soedibyo pun sepenarian dengan Kapolri. Dia memahami apa yang dilakukan mahasiswa. Namun, seharusnya aksi tersebut tidak anarkis. "Caranya jangan melanggar," kata Mendiknas usai rapat kerja bersama Komisi X di DPR kemarin (26/5). Menteri asal PAN itu menambahkan, tidak ada kampus yang steril terhadap hukum.


Menko Polhukam Widodo A.S. bahkan bersikap lebih keras. Dia berjanji bahwa pemerintah akan mencari dalang di balik bentrok Unas. "Kita mempercepat penyelesaian proses hukum dan mencari pihak-pihak yang berperan memprovokasi kekerasan," katanya dalam jumpa pers di Kantor Menko Polhukam siang kemarin. Hadir dalam acara yang dihelat pukul 11.00 itu Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Kapolri juga datang sebelum mengadakan jumpa pers khusus di Mabes Polri sorenya.


Menurut Widodo, langkah polisi juga didasarkan laporan dari masyarakat. "Mereka (demonstran) sudah diberi toleransi. Tapi, sampai pukul 04.30 menjelang azan subuh, mereka justru menyerang aparat. Masyarakat yang hendak menunaikan salat merasa terganggu dan meminta bantuan polisi untuk bertindak," katanya.


Karena itu, mantan Panglima TNI itu optimistis tindakan polisi masih dalam jalur yang benar. "Justru kami mengingatkan pengunjuk rasa agar mewaspadai pihak-pihak luar yang memanfaatkan aksi itu untuk kepentingan tertentu," katanya.


Namun, penjelasan itu tak meredam kalangan legislatif dan Komnas HAM. "Polisi sebenarnya tahu siapa yang dihadapi. Mahasiswa itu manusia Indonesia yang paling tidak punya kepentingan ketika berjuang," kata anggota DPD I Wayan Sudhirta di gedung DPR kemarin.


Dia menyesalkan tindakan polisi yang cenderung berlebihan. Misalnya, menginstruksi para mahasiswa jalan jongkok dan memukul secara membabi buta.


Dia mengingatkan, ujian terberat bagi Polri setelah tidak sepayung dengan TNI adalah mampu atau tidak melakukan kontrol dan pengawasan internal. Kasus Unas akan jadi batu ujian. "Kalau terbukti tidak mampu, gagasan menempatkan kepolisian di bawah kontrol Mendagri bisa menjadi kenyataan seperti di negara maju," katanya.


Komnas HAM juga maju satu langkah. Komisi pimpinan Ifdhal Kasim itu telah membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti temuan sementara Komnas HAM. "Kami sudah membentuk tim yang dipimpin komisioner Nur Kholis," ujar Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh kemarin (26/5). Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi komisioner Komnas HAM.



Panja Universitas Nasional


Aksi kekerasan aparat kepolisian di Kampus Universitas Nasional (Unas) menuai kecaman dari Senayan. Bahkan, Komisi III DPR memutuskan membentuk panitia kerja yang akan menginvestigasi perusakan kampus itu.


Keputusan tersebut diambil setelah Komisi III menerima perwakilan mahasiswa Unas kemarin (26/5). Selain itu, DPR akan mengundang kepala Polri dan jajaran pimpinan polisi di wilayah kejadian perkara. Mereka akan dimintai keterangan tentang kronolgi kejadian yang diduga ada unsur pelanggaran hak asasi manusia itu. "Dalam 2-3 hari pembentukan tim akan diselesaikan," ujar Ketua Komisi III Trimedya Panjaitan.


Tim tersebut akan melakukan investigasi di lokasi kejadian. Mereka akan mengumpulkan data tentang kerusakan fasilitas kampus, temuan dua granat nanas, hingga barang bukti narkoba. Hasil invenstigasi itu akan dijadikan bahan evaluasi dalam rapat kerja dengan Kapolri.


Bukan hanya mahasiswa Unas yang mendatangi Komisi III. Jajaran rektorat juga menghadap Ketua DPR Agung Laksono dengan agenda serupa. Mereka meminta dukungan legislatif agar mendesak kepolisian memenuhi janjinya mengusut tuntas kasus kekerasan di Unas. "Polisi melalui Kapolres Jakarta Selatan telah berjanji menindak oknum-oknum yang melakukan kekerasan dan perusakan di kampus," kata Rektor Unas Umar Basani saat bertemu pimpinan DPR.(naz/rdl/bay/pri/fal/cak/tof)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10533