Banyak keanehan di negeri ini akan tetapi tetap saja banyak pendatang yang masih bertahan. Karena kebutuhan ekonomi mereka bertahan disini. Dan hanya orang-orang yang kuat mentalnya yang dapat berjuang di negeri ini. Perlakuan yang kurang manusiawi terkadang diperoleh dari sang majikan. Memang kondisinya seperti ini. Menurutku semua ini harus diubah. Dalam hal ini tidak ada perbedaan hukum antara pribumi dan pendatang. Kenyataannya hukum lebih berpihak kepada pihak pribumi.
Seorang majikan tidak memberikan gaji selama 3 bulan kepada sopirnya. Dan sang sopir tidak mempunyai kekuatan hukum di negeri ini. Walaupun dia menggugat hal ini kepada pihak berwenang, prosesnya akan sangat lama. Berlarut-larut baru proses hukum akan selesai. Dalam perkara kasus tabrakan mobil pun biasanya pihak pribumi selalu menang. Padahal sudah jelas orang tersebut (pribumi) bersalah. Banyak sekali orang-orang di negeri ini yang tidak mau mengakui kesalahannya. Mungkin karena mereka hidup di negeri mereka sendiri. Jadi bisa berbuat seenaknya.
Satu halaman web saja tidak cukup untuk menceritakan segala keanehan negeri ini. Terlalu banyak kasus yang terjadi di negeri ini yang melanggar hak asasi manusia. Kasus kaburnya para pekerja diantisipasi dengan diberlakukannya hukum baru. Di bandara para pekerja diwajibkan untuk melakukan sidik jari ketika ingin kembali ke negeri asalnya. Dan jika pekerja itu kabur dari majikannya maka ketika dia datang lagi ke negeri ini (ganti majikan), dia akan dipulangkan kembali ke negeri asalnya. Orang tersebut teridentifikasi lewat pengecekan sidik jarinya. Jika sang majikan sebelumnya telah melaporkan kasus kaburnya pekerja tersebut, hal itu akan terjadi.
Tidak tahu apakah hal itu berlaku untuk semua kasus kaburan. Bagaimana jika pekerja itu kabur karena ingin terlepas dari perlakuan majikan yang tidak manusiawi? Semestinya ada pengecualian. Semestinya hukum bertindak adil. Selain menghukum pekerja yang melanggar, diharapkan pula menindak tegas majikan yang berlaku tidak manusiawi terhadap pekerjanya.
Negeri ini juga sangat istimewa. Selain karena merupakan bumi para nabi, terdapat kota suci Mekkah yang sangat sakral bagi ummat Islam, juga orang-orangnya yang sangat ramah. Terlepas dari sekedar basa-basi atau datang dari hati, yang jelas sapaan mereka melebihi sapaan orang Indonesia. Jika mereka bertemu saling menanyakan kabar. Dimulai dari kabar dirinya, keluarganya, pekerjaannya, dan hal-hal lainnya. Dan ketika percakapan dimulai, kadang-kadang mereka menanyakan kembali kabar yang sebenarnya sudah ditanyakan pada awal perjumpaan.
Hal lain yang istimewa dari orang-orang di negeri ini adalah kebanyakan dari mereka cepat marah akan tetapi cepat turun kembali emosinya. Tidak ada rasa dendam. Jika sudah saling memaafkan di antara mereka dan menyadari kesalahannya, tidak ada perasaan lain kecuali persaudaraan dan kekeluargaan. Seolah-olah tidak pernah ada masalah di antara mereka.
Dalam pakaian pun kebanyakan dari mereka sangat menjaga tradisi. Memakai pakaian adat kebiasaan setempat adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Dalam bisnis pun seseorang relasi lebih dihargai ketika dia memakai pakaian adat kebiasaan tersebut. Di berbagai kantor baik pemerintah atau swasta pun mereka terlihat selalu memakainya.
Rasa hormat terhadap orang tua sangat besar di negeri ini. Sekali dalam sepekan ada acara perkumpulan keluarga di rumah sang orang tua. Setiap anak menghadiri perkumpulan itu. Walaupun dengan segala kesibukan yang dimiliki tetapi mereka menyempatkan khusus untuk acara itu. Setiap kali bertemu dengan orang yang lebih tua, mereka yang lebih muda selalu mencium kening orang tua. Walaupun hanya sebatas tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa hormat.
Perlindungan terhadap perempuan sangat tinggi disini. Setiap perempuan pribumi diwajibkan memakai pakaian abaya berupa pakaian hitam longgar yang menutup seluruh badan dan wajahnya. Dengan memakai cadar hanya bagian mata saja yang terlihat. Kalau di Indonesia sepertinya hal itu masih dianggap aneh. Jika bepergian seorang perempuan di negeri ini diwajibkan didampingi oleh sang suami atau saudara laki-laki. Hal itu dilakukan demi menjaga keamanan dan kehormatan seorang perempuan.
Dalam fasilitas umum dibatasi antara perempuan dan laki-laki. Misalnya dalam sebuah bank terdapat tempat layanan khusus untuk perempuan. Juga dalam masalah pendidikan. Mulai bangku sekolah dasar, laki-laki dan perempuan dipisahkan. Ada sekolah khusus untuk murid laki-laki dan ada juga sekolah khusus untuk murid perempuan. Tidak terkecuali dalam jenjang kuliah.
Demikianlah ajaran islam menghargai dan melindungi martabat kaum perempuan. Tapi sayangnya hal itu tidak diterapkan dalam mempekerjakan seorang perempuan (pembantu). Semestinya ada aturan yang mewajibkan seorang pembantu di dampingi seorang suami di negeri ini. Kebanyakan para pembantu yang bekerja disini tidak disertai sang suami. Padahal hal itu sangatlah penting. Bepergian saja seorang perempuan mesti didampingi oleh seorang suami atau saudara laki-lakinya pun dalam masalah ibadah haji, apalagi ini bekerja di negeri yang sangat jauh jaraknya dan untuk jangka waktu yang cukup lama. Semoga saja hal ini dijadikan renungan dan pengambilan sikap yang bijaksana oleh semua pihak.
Hukum Islam yang sebenarnya (spt menghargai wanita) hanya berlaku untuk kalangan mereka. What difference btwn women from Saudi and other countries?? do the feel their status better than others?? Do they think because of Rasul from their countries that means they are better than others??
BalasHapusUni waktu ke Saudi liat juga btp mereka merendahkan wanita Indonesia. Kl belanja enak aja lirik2 ganjen gitu dan kl dikasih hati main colek. Berani ngak mereka maa kaum wanita mereka??
Duh azhar, kl berbicara ttg keadilan di negeri Nabi ini sungguh menyesakkan dada jawabannya:)
iya uni. aku juga sangat prihatin dengan kondisi disini. :(
BalasHapusmasih banyak ketidakadilan dan kejelekan yang tidak bisa aku sebutkan di blog ini.
dulu aku hanya sebatas dengar dari orang lain. tapi kini aku menjadi saksi atas banyak masalah yang terjadi di negeri ini.
dulu ketika aku masih di PJTKI, sangat prihatin melihat kebanyakan yang daftar adalah TKW. dan lebih prihatin lagi ketika aku paspor-an. kulihat sebanyak 90 % adalah TKW dan kebanyakan dari mereka pergi bekerja tanpa suami.
apakah tidak ada lagi pekerjaan yang menjanjikan di indonesia?
gaji disini tak sebesar anggapan orang banyak, akan tetapi resikonya sangat besar. banyak sekali kasus-kasus yang merugikan dan bahkan membahayakan sang pembantu.
orang-orang arab memang tinggi rasa kesukuannya.
BalasHapusga heran mereka begitu gigih membela kaum pribumi, dan bertindak semena-mena pada pendatang/pekerja dari bangsa lain.
satu yang perlu diingat, meskipun negeri para Nabi tapi Islam bukan Arab. Demikian pula sebaliknya : Arab tidak selalu Islam.
Nilai-nilai Islami bisa kita dapatkan dimana saja, bahkan di negeri yang mayoritas non muslim.
semoga saja menjadi ibroh.
BalasHapus