Selasa, 15 Juli 2008

Jebol Situs Palang Merah, Hacker Cina Dipenjara

JAKARTA, TRIBUN - Seorang hacker Cina kini harus mendekam di penjara selama dua tahun. Ini gara-gara ulahnya menjebol situs Web Palang Merah dan meminta agar dana bantuan korban gempa dikirimkan ke rekening bank pribadinya.

Tidak cuma itu. Litao Yang kemudian memasang sebuah virus yang menyebabkan situs Web Palang Merah tersebut tidak beroperasi selama 27 jam.

Namun aksi Yang tidak berumur panjang. Sebab untuk ukuran hacker, ulahnya mencuri tergolong amatir. Yang memang menjebol dan mengubah situs Web dengan menggunakan ID dan password administrator yang dicurinya. Bodohnya, ia kemudian meminta dana langsung dialihkan ke rekening bank pribadi-nya.

Dari data rekening bank itulah, dengan mudah polisi menemukan jati diri pencuri ini. Sebelum bisa menarik dana hasil curiannya, Yang pun ditangkap dengan tuduhan telah melakukan penipuan. (*)
 

Senin, 14 Juli 2008

Siap-Siap, Matikan TV Anda Pada 20 Juli 2008

Ketergantungan anak pada tayangan televisi sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan, karena itu semua pihak berkewajiban memberikan perlindungan bagi tumbuh kembang anak tersebut. Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Koalisi Nasional Hari Tanpa Televisi (HTT) mencanangkan gerakan: Turn off TV, Turn on Live! Matikan TV dalam Sehari pada tanggal 20 Juli mendatang.

Peneliti dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Mutmainnah Armando, mengatakan, HTT tidak bermaksud memusuhi televisi, melainkan sebagai gerakan untuk membangun sikap bijak terhadap penggunaan TV.

"Kadang kita lupa, tombol on pada televisi tidak harus selalu menyala. Jadi, gerakan ini bukan untuk memusuhi TV. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV dan pernyataan keprihatinan masyarakat terhadap isi acara TV yang tidak sehat dan tidak aman untuk anak-anak, " jelasnya pada jumpa pers, di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Senin (14/7).

Target gerakan HTT adalah mengajak 1 juta keluarga di seluruh Indonesia untuk mematikan TV dalam sehari penuh pada tanggal 20 Juli. Khususnya, keluarga yang memiliki anak usia prasekolah dan sekolah dasar.

Beberapa alternatif yang diberikan YPMA, keluarga bisa melakukan kegiatan bersama yang menciptakan interaksi antara anak dengan keluarga dan lingkungan sosialnya. Jam menonton TV yang sangat tinggi pada anak membuat mereka lupa akan komunitas sosialnya.

Penelitian YPMA tahun 2006 menunjukkan, jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah dasar berkisar 30-35 jam dalam satu minggu. Jumlah ini dinilai terlalu besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja.

Jika dikalkulasi, maka jumlah jam menonton TV mencapai lebih dari 1.600 jam dalam satu tahun. Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri yang hanya sekitar 740 jam setahun. "Padahal, menurut para ahli, anak menonton televisi maksimal 2 jam dalam sehari, " jelas Nina.

Sementara itu, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Fetty Fajriati Miftach menyatakan dukungannya terhadap Hari Tanpa TV. Dan, Ia mengajak keluarga bisa memberikan alternatif lain kepada anak selain menonton TV.

"Kami bukannya menolak, malah kami KPI mendukung, karena kami mengerti bahwa HTT bukan untuk menyuruh untuk menyuruh anak tidak menonton televisi sama sekali. Bagaimanapun televisi itu memiliki dua sisi, positifnya kita pegang kita perbolehkan anak-anak untuk menonton televisi, nah yang negatifnya kita jaga, " kata Fetty.

Ia mengakui, kenaikan harga BBM yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan menurunkan kemampuan ekonomi keluarga, menjadi penyebab televisi menjadi hiburan yang utama dalam masyarakat dewasa ini.

Karenanya, lanjut Fetty, masyarakat diminta untuk memberikan masukan, sebagai alternatif agar anak-anak tidak tergantung pada televisi sebagai hiburan satu-satunya.

"Memang tontotan yang diserap itu, tontotan yang mudah dicerna, dan terkadang tidak mendidik ini kita mintakan kepada masyarakat untuk mencarikan alternatif penggantinya, " pungkasnya.

Sosialisasi Hari Tanpa TV 2008 ini akan dilanjutkan dengan aksi damai di Bunderan Hotel Indonesia, pada Jum'at 18 Juli mulai pukul 09-11 WIB. Hari Tanpa Televisi ini merupakan yang ketiga kalinya, sejak digagas pada tahun 2006 lalu. (novel)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nas/8714170953-siap-siap-matikan-tv-anda-pada-20-juli-2008.htm

Sabtu, 12 Juli 2008

Membedaki Bayi Bisa Berbahaya

KEBIASAAN melumuri bayi dengan minyak telon atau minyak kayu putih dan membedakinya setelah mandi, sudah sejak lama dilakukan para ibu. Namun, siapa sangka, kebiasaan itu ternyata bisa berbahaya.


BAHAYA penggunaan minyak telon, minyak kayu putih, dan bedak pada bayi ini, diungkapkan Dr Karel Staa SpA Karel seusai diskusi bertajuk Lindungi Semua Perempuan dari Kanker Serviks di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, beberapa waktu silam.

Menurut dokter spesialis ilmu kesehatan anak ini, partikelpartikel yang terkandung di dalam bedak dan minyak itu dapat membahayakan fungsi paru-paru jika terhirup oleh bayi. Gejala yang muncul biasanya batuk yang tak kunjung sembuh.

Pendapat Karel juga dibenarkan dr Meita Dhamayanti SpA (K) dari Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Menurutnya, selain hipersensitif, kulit bayi juga memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stimulus yang mereka terima.

"Jadi, jangankan untuk bayi baru lahir, untuk bayi yang sudah cukup umur pun pemberian minyak telon, minyak kayu putih, dan bedak bayi ini harus tetap dilakukan dengan hati-hati. Karena itu, tidak salah apabila ada dokter yang mengatakan bahwa produk-produk tersbut tidak baik untuk bayi," katanya, saat ditemui di ruangannya, Rabu (2/7).

Diakui Meita, saat ini pengetahuan ibu-ibu memang masih minim terkait hal tersebut. Ia mencontohkan, masih banyaknya ibu-ibu yang menaburkan bedak pada kemaluan dan selangkangan bayi setelah sang bayi buang air kecil atau buang air besar. Padahal, cara ini menurutnya kurang tepat, karena bedak yang menumpuk di selangkangan atau lipatan menjadi media kuman untuk tumbuh.

Cara yang lebih baik adalah membasuh kulit bayi dengan benar dan dikeringkan dengan cara alami tanpa harus langsung diberi bedak. "Kulit bayi ini asalkan kering dan bersih sudah cukup tanpa harus diberi produk ini dan itu," katanya.

Alasan menggunakan minyak kayu putih agar bayi tetap hangat, bagi Meita juga tidak begitu tepat. Cara paling pas dan bisa semakin mendekatkan ikatan antara ibu dan bayi adalah dengan mendekap sang buah hati dengan kasih sayang. Dekapan hangat sang bunda, lebih hangat dibanding produk bayi apa pun.

"Makanya bayi yang lahir prematur salah satunya dihangatkan dengan metode skin to skin. Kulit ibu menempel dengan kulit bayi, ini lebih hangat selain menambah keterikatan ibu dengan bayinya," katanya.

Cara lain untuk memberikan kehangatan alami pada bayi adalah dengan memberikan sirkulasi udara yang baik di rumah. Ventilasi yang baik untuk matahari masuk, sudah lebih dari cukup memberikan kehangatan bagi bayi.(tif)

Batasi Penggunaan
MESKI tak menganjurkan penggunaan bedak pada bayi, dr Meita Dhamayanti SpA (K) mengakui adalah sulit menghilangkan kebiasaan itu lantaran telah berjalan turun-temurun.  Karena itu, sebagai jalan tengah, ada beberapa hal yang ia anjurkan. Pertama, mewaspadai ada tidaknya alergi atau riwayat alergi. Kedua dengan membatasi penggunaannya, alias tidak berlebihan.

"Biasanya ibu memberikan bedak dengan cara menggunakan spon bedak yang berbulu, kemudian ditepuk-tepuk. Ini bisa membuat bayi bersin-bersin. Pokoknya, hati-hati saja dalam menggunakan suatu produk," tegasnya.(tif)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=13239&kategori=16

Otak Juga Punya Saklar

BERBAGAI masalah belajar pada anak sering disebabkan penerapan cara dan strategi belajar yang tidak tepat. Akibatnya, aktivitas belajar jadi tidak menyenangkan. Anak menjadi tak kreatif, mudah lupa, dan stres karena otaknya terasa penuh.

DALAM workshop Be An Absolute Genius! di Grha Kompas Gramedia Jalan RE Martadinata, tempo hari, Direktur The Brainic Institute Sutanto Windura menyampaikan bahwa masalah belajar ini sebenarnya bisa diatasi jika para orangtua mau mengubah paradigma.

“Orangtua perlu belajar tentang cara kerja alami otak, mengamati gaya dominan belajar, serta menerapkan cara dan strategi belajar yang tepat. Mereka belajar bagaimana caranya belajar. Bukan sebatas menjejali anak dengan beragam materi pelajaran,” ungkap Tanto serius.

Bagian otak yang digunakan untuk belajar dan mengelola beragam informasi tersebut, terang Tanto, adalah neocortex. Otak kanan menangani aspek kreativitas, konseptual, seni, dimensi, emosi, dan imajinasi. Sedangkan otak kiri bekerja memahami logika matematika, bahasa, tulisan, dan sebagainya.

Di bagian bawah neocortex terdapat apa yang disebut dengan otak limbik (limbic brain) yang mengatur memori, emosi, hormon seksualitas, dan sebagainya. Semua informasi dari luar diantarkan melalui batang otak (brain stem).

“Otak limbik ibarat saklar yang meneruskan semua informasi ke neocortex. Otak limbik bekerja optimal bila seorang anak dalam kondisi rileks. Misalnya saat anak-anak istirahat di sela aktivitas belajar. Saklar ini tak bisa berfungsi jika anak berada dalam kondisi tertekan atau stress,” papar Tanto.

Ada kalanya orangtua secara sengaja atau tidak, terus memaksa anak belajar tanpa memperhatikan prinsip keseimbangan. Si kecil yang sudah mendapat berbagai matapelajaran di sekolah, masih harus ikut macam-macam les matematika dan sebagainya, tanpa menyediakan waktu bermain yang cukup buat anak.

“Padahal penerapan cara sama saja memaksa otak anak bekerja tidak secara alami. Anak jadi merasa jenuh karena asupan informasi untuk otak kanan tak seimbang dengan otak kiri. Ketika asupan informasi seimbang, kegiatan belajar pasti lebih menyenangkan,” tandas penulis buku Be An Absolute Genius! ini. (ricky reynald yulman)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=13926&kategori=16

Anggota TNI Tewas Berkelahi dengan Anggota Polri

Makassar - Keributan kembali terjadi antara anggota TNI dan Polri. Kali ini, anggota TNI yang meregang nyawa.

Keributan antar aparat negara itu terjadi di depan sebuah klinik kesehatan alternatif di Jl Kapasa Raya, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/7/2008).

Peristiwa tersebut berawal dari kedatangan Koptu Mustajab ke klinik alternatif tersebut untuk berobat sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah 30 menit, proses terapi pun selesai. Mustajab pun diminta untuk keluar dari kamar terapi batu giok itu.

Namun Mustajab menolak permintaan tersebut. Dia bahkan mengamuk saat pengobatan dihentikan.

Keributan di klinik tersebut akhirnya menarik perhatian beberapa orang polisi berpakaian preman. Klinik tersebut memang berada di dekat kantor Polsek Biringkanaya. Keempat polisi ini kemudian berusaha menenangkan Mustajab. Namun tentara itu tidak terima sehingga akhirnya terjadi perkelahian.

"Kakak saya dikeroyok dan luka-luka. Kemudian dibawa masuk ke dalam kantor Polsek," kata adik Mustajab, yang tak mau disebutkan namanya.

Namun, sambung dia, sekitar pukul 14.00 Wita pihak keluarga mendapat kabar Mustajab meninggal dunia. Jenazahnya dibawa ke RS AD Pelamonia.

Peristiwa kematian Mustajab ini memicu emosi pihak keluarga. Mereka kemudian mendatangi Mapolsek Biringkaraya.

Hingga pukul 19.00 Wita, suasana di depan Mapolsek Biringkaraya masih tegang. Puluhan keluarga korban mondar-mandir. 3 Anggota Koramil Biringkaraya juga terlihat di antara mereka.

Belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai peristiwa ini.(djo/djo)
 

Jumat, 11 Juli 2008

Maroko Denda Kepala Biro Al Jazeera karena Laporan Kerusuhan

Rabat-RoL-- Pengadilan Maroko Jumat mendenda kepala biro Al Jazeera Rabat 50.000 dirham Maroko (6.860 dolar AS) karena laporan yang pengadilan itu katakan sebagai informasi tidak benar bahwa sejumlah pengunjuk rasa telah tewas dalam bentrokan dengan polisi.

Pemerintah membantah bahwa sejumlah pengunjuk rasa telah tewas bulan lalu ketika polisi bergerak untuk membubarkan demonstrasi sepekan lamanya karena kemiskinan dan pengangguran oleh para pemuda di kota pelabuhan Sidi Ifni di Maroko baratdaya.

Penuntut Maroko menuduh Hassan Rachidi dari al Jazeera dan pejabat Pusat Hak Asasi Manusia Brahim Sbaalil pada 3 Juni telah mempublikasikan informasi dan konspirasi palsu menurut pasal 42 kode etik pers kerajaan itu.

Rachidi yang beririko dipenjarakan selama enam bulan mengatakan stasiun televisi yang bermarkas di Qatar itu hanya melaporkan komentar atas konferensi pers yang diadakan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Maroko bahwa ada orang yang tewas dalam bentrokan itu.

Ia menambahkan bahwa laporan itu seimbang dan menonjolkan bantahan pejabat atas kematian tersebut. Aktivis HAM dan wartawan, yang mengkhawatirkan hukuman lebih keras, tersenyum dan mengucapkan selamat pada Rachidi tak lama setelah hakim ketua pengadilan Rabat Mohamad Alaoui membacakan putusannya.

Pada Kamis, pengadilan yang sama memenjarakan aktivis hak asasi manusia Sbaalil selama enam bulan karena mengatakan pada Al Jazeera dan organisasi pers lainnya bahwa pasukan keamanan telah membunuh dan memerkosa pemrotes pada saat kerusuhan di kota Maroko selatan itu bulan lalu.

Pemerintah telah mengatakan setiap perlakuan kejam oleh pasukan keamanan, jika terbukti, akan dihukum berat. antara/reuters/abi

Sumber: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=341027&kat_id=248

TKW Indramayu Diperlakukan tak Manusiawi

Indramayu-RoL -- Kisah pilu nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di luar negeri, belum juga sirna. Kali ini, penderitaan itu dialami Sri Wahyuningsih (20 tahun), TKI asal Desa Balongan RT 04/02 Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Keluarga Sri pun mengharapkan agar pihak terkait dapat membantu memulangkan TKI tersebut. Menurut Enah, ibu kandung Sri, anak keenam dari tujuh bersaudara itu, pertama kali berangkat ke Singapura melalui perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) PT Panca Asma Tunggal, Bekasi Timur, pada Desember 2007. Di Singapura, sambung dia, Sri dipekerjakan di rumah keluarga India bernama Rafi S dan Danam Lasmi, di Jurong West Apartement.

Di rumah itu, kata Enah, Sri ternyata dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Padahal sebelum berangkat, Sri dijanjikan akan bekerja sebagai baby sitter. ''Di keluarga itu, setiap hari Sri diperlakukan secara kasar dan tak manusiawi,'' ungkap Enah saat ditemui di kediamannya, Jumat (11/7).

Jurni (27) bibi korban menambahkan, keponakannya itu bercerita sering dipukul, ditampar, dan ditendang oleh majikannya. Tak hanya itu, Sri pun diharuskan bekerja siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Bahkan, setiap akhir pekan, Sri malah diperintahkan untuk bekerja di rumah orang tua majikannya, dengan beban pekerjaan yang lebih berat. ''Padahal, di Singapura ada aturan yang mengharuskan pekerja diberikan waktu libur setiap akhir pekan,'' kata dia mengungkapkan.

Jurni menambahkan, Sri pun mengeluhkan tidak pernah menerima gaji sejak dirinya pertama kali bekerja. Sedangkan dalam kontrak kerjanya, Sri dijanjikan bakal menerima gaji sebesar Rp 2 juta per bulan. Meskipun ada potongan sebesar Rp 600 ribu untuk membayar kepada agen yang memberangkatkannya, namun potongan itu hanya berlaku selama delapan bulan.

Kisah serupa juga terdengar dari Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, dilpaorkan, ada seorang TKI asal Blok Benda, Desa Sidamulya, Caswati (25), meninggal saat bekerja sebagai PRT di Dubai. Caswati yang baru bekerja di Dubai selama empat bulan, dilaporkan meninggal sejak sebulan yang lalu akibat sakit. ''Jenazah tiba di kampung halaman pada Kamis (10/7) pukul 18.30 WIB dan dimakamkan hari ini (kemarin),'' kata Kapolsek Bongas, AKP Didi S Fansuri.pur

Sumber: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=341033&kat_id=23