Jakarta - Persatuan Parlemen se-Asia mengecam aksi tentara Israel di Gaza, Palestina. Mereka mendukung pengajuan pimpinan Israel ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang.
"Mengajukan pemimpin yang bertanggung jawab ke Mahkamah Internasional, termasuk panglima tentara," kata Presiden Asia Parliamentary Assembly, Agung Laksono, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/1/2009).
Hal itu, lanjut Agung, adalah salah satu dari 6 butir pernyataan yang direkomendasikan. Sedang yang lainnya antara lain agar Israel menarik pasukan, dan juga dilakukan gencatan senjata agar tidak ada korban sipil.
"Parlemen Asia juga membekukan hubungan dengan parlemen Israel," tambah Agung.
Agung melanjutkan, hasil ini diperoleh dari pertemuan dengan mantan Presiden Parlemen Asia dari Iran Larinjani dan calon presiden parlemen Asia setelah dirinya yakni Mahmud Abas yang juga Ketua Parlemen Suriah.
Pertemuan dilakukan pada pekan lalu di Damaskus, Suriah. Saat itu, pihak parlemen Asia urung masuk ke wilayah Palestina karena tidak ada jaminan keamanan.
Sementara itu dalam pertemuan dengan PM Suriah Mohammed Naji Otri selama 20 menit dan selesai pukul 15.50 WIB, dibahas persoalan Palestina, ekonomi kedua negara dan lainnya.
Selain itu juga soal pekerja Indonesia yang ada di sana. "Jumlah TKI kita di sana kan puluhan ribu," ujar Agung.(ndr/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar