Tampilkan postingan dengan label tubagusismail. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tubagusismail. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Februari 2008

Blog Belum Ada Judul

Beberapa hari ini aku susah tidur. Mungkin karena rindu keluargaku. Rasa rindu memang bisa memengaruhi keadaan seseorang. Karena rindu, seseorang bisa jatuh sakit jika rasa rindunya sudah tak tertahan lagi. Rindu tidak hanya ditujukan kepada orang, akan tetapi bisa juga terhadap sesuatu yang telah hilang dalam kehidupan seseorang.

Kerinduan akan kondisi yang dinilai lebih baik dari yang dialami seseorang sekarang ini bisa mengakibatkan rasa bosan. Seperti yang aku alami sekarang ini. Selain rindu keluarga, pun rindu terhadap kondisi kerja yang aku miliki sebelumnya. Kondisi kerjaku saat ini membuat rasa bosan yang mendalam. Dulu kalau merasa bosan, aku kadang-kadang cari ketenangan. Tentunya bukan dengan narkoba (hehehe...).

Aku pergi jalan-jalan melihat pemandangan yang indah dan sejuk. Ketika tinggal di Bandung, aku kadang kala pergi ke Dago Pakar bersama sahabat-sahabatku. Tenang rasanya. Kami berjalan dari Tubagus Ismail melewati perumahan yang sedang dibangun. Masih asri alamnya. Banyak pohon-pohon rindang. Udaranya masih sejuk. Perjalanan kami cukup jauh tapi terasa menyenangkan. Melewati perkebunan, sungai-sungai kecil. Ah sungguh mengasyikan...

Wah kalau sekarang seperti apa ya perumahan itu? Mungkin sudah dihuni orang-orang yang kebanyakan dari kota. Mereka beli rumah-rumah tersebut hanya untuk beristirahat. Perumahan itu bisa dibilang villa yang jarang dihuni. Mungkin mereka datang ke villa itu waktu week end atau liburan panjang saja. Di komplek Tubagus Ismail saja banyak rumah-rumah megah yang kosong yang hanya dihuni oleh pembantunya saja. Sedangkan sang majikan sangat jarang datang ke rumah tersebut. Istilahnya sang majikan bekerja untuk menafkahi sang pembantu (hehehe...). Sang pembantu tidak terlalu berat kerjanya. Hanya menunggu rumah.

Ada juga sebagian rumah di komplek itu yang disewa oleh para mahasiswa. Kalau aku kurang bersyukur, mungkin aku akan iri jika melihat kondisi mahasiswa yang menghuni rumah-rumah itu. Kebanyakan dari mereka orang kaya. Bahkan ada rumah yang dihuni oleh mahasiswa yang kebanyakan memiliki mobil.

Harta hanya titipan belaka. Tak selamanya dimiliki manusia. Orang kaya bisa saja mendadak miskin dan sebaliknya. Kalau tidak pandai bersyukur, selamanya kita tidak akan merasa puas akan segala sesuatu yang telah kita dapatkan. Hidup di dunia ini adalah mimpi panjang. Hanya sementara. Kita akan terbangun dari mimpi ini. Hidup yang hakiki adalah setelah kematian. Kehidupan yang kekal. Tak ada akhirnya. Sudah siapkah kita terbangun dari mimpi panjang ini? Harta tidak akan dibawa. Hanya amalan saja yang menjadi penentu nasib kita di kehidupan nanti.