Pengiriman jenazah dari Suriah ke Indramayu sempat terhambat selama 1 bulan. Namun, pada akhirnya, jenazah tiba di kampung halamannya, Senin (30/6) dini hari. Sontak, kedatangannya itu membuat seluruh sanak saudaranya menangis histeris.
Sampai kini, keluarga korban meragukan hasil visum rumah sakit di Damaskus. Dasar keraguan itu, sebelum tewas, korban sempat menelepon kerabatnya yang juga bekerja di Oman.
"Dalam pembicaraan itu korban mengeluhkan kelakuan majikannya yang kerap menyiksanya. Bahkan korban pun mengaku sempat dianiaya dan dipukul majikannya menggunakan kayu balok," ujar seorang keluarga korban, Oos Suaedi di rumah duka.
Dijelaskan Oos, Leliyah yang dimakamkan di tempat permakaman umum desa setempat tadi pagi pukul 09.00 dan disaksikan keluarga serta warga setempat, berangkat ke Damaskus sebagai TKW sekitar enam bulan silam melalui jasa PT Duta Bali Mandiri, Denpasar, Bali.
Pihaknya, sambung Oos, meminta penjelasan tentang penyebab pasti kematian korban. Selain itu, kata Oos, pihaknya pun meminta PJTKI yang memberangkatkan korban untuk turut bertanggung jawab.
"Hingga kini PJTKI belum membayarkan asuransi, termasuk gaji korban, selama tiga bulan. Karenanya, kami harap pemerintah dapat membantu kami," kata Oos. (nip)
Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=12820&kategori=9
Innalillahi wainna ilahi roji'un,
BalasHapuswah kok sampai lama 1 bulan gitu terhambat kenapa ya?
Kasian banget menjadi TKW,yang tujuannya ingin membantu keluarga,
harus meninggal dengan teragis, jatuh dr lantai.?
saya sebagai TKW,juga ikut merasakan sedih,dengan keluhan almarhumah yang kerap di aniaya majikannya,
Semuga arwahnya di terima disisi-NYA,,dan di beri kesabaran,ketabahan bagi keluarga yang di tinggalkannya,Amin
AMIN.
BalasHapusmemang masih banyak sekali perlakuan majikan yang tidak manusiawi yang diterima oleh para TKI/TKW.