BEOGRAD, TRIBUN -
Mantan pemimpin Serbia Bosnia Radovan Karadzic yang diburu Mahkamah Kejahatan Perang PBB untuk Yugoslavia selama 13 tahun ditangkap di Serbia.Di Sarajevo, warga Muslim Bosnia dan Kroasia merayakan penangkapan Karadzic itu dengan turun ke jalan. Sarajevo merupakan ladang pembantaian terhadap ribuan warga Serbia dan Kroasia ketika pasukan Karadzic yang didukung Beograd mengepungnya selama 43 bulan.
Karadzic ditangkap bersama seorang tersangka lain di Serbia, Senin (21/7) malam atau Selasa waktu Indonesia. Ia ditangkap pada malam menjelang pertemuan para menteri luar negeri Eropa membahas hubungan lebih erat dengan Serbia yang dipimpin tokoh pro-Barat, Boris Tadic.
Tempat persembunyian Karadzic di Serbia sebenarnya sudah menjadi pembicaraan masyarakat internasional. Barat juga telah lama curiga bahwa Beograd tidak mencari Karadzic secara saksama. Keengganan ini diduga terkait citra Karadzic yang masih dianggap pahlawan oleh kalangan nasionali militan Serbia ketika Yugoslavia ambruk dan pecah. Beograd diduga baru serius mencari setelah penangkapan Karadzic dijadikan tiket bergabung dengan Uni Eropa.
Beberapa sumber yang dekat dengan pemerintah mengatakan, Karadzic, yang memiliki ciri berbeda rambut panjang berwarna putih, ditangkap di Beograd. Ia saat ini menjalani proses identifikasi resmi, termasuk pemeriksaan DNA, dan dijadwalkan bertemu dengan para penyidik pada malam hari. "Keberadaan Karadzic diketahui dan ia ditangkap," demikian antara lain isi pernyataan kantor Presiden Boris Tadic tanpa memberi perincian.
Richard Golbrooke, mantan asisten menteri luar negeri AS urusan Eropa yang merundingkan kesepakatan Dayton 1995 yang mengakhiri perang di Bosnia, menyambut baik penangkapan Karadzic yang dia gambarkan sebagai otak sejati pembunuhan massal. Barat juga mendesak ditangkapnya Panglima Militer Serbia Bosnia Ratko Mladic yang juga bersembunyi.
Karadzic menjadi pemimpin Serbia Bosnia selama Perang Bosnia 1992-1995. Ia didakwa Mahkamah Kejahatan Perang PBB di Den Haag pada Juli 1995 karena mengesahkan penembakan terhadap warga sipil selama pengepungan 43 bulan atas Sarajevo.
Ia didakwa melakukan pemusnahan suku bangsa untuk kedua kali empat bulan kemudian karena menjadi otak pembantaian 8.000 orang Muslim setelah pasukan Mladic menguasai "daerah aman" PBB, Srebrenica, di Bosnia timur. Ia bersembunyi pada 1997, dua tahun setelah campur tangan militer NATO mengakhiri perang tersebut. (*)
Sumber: http://www.tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=15024&kategori=14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar