Ryan Avent (dok. pribadi)
Jakarta - "Hai, apa kabar? Senang bertemu dengan Anda," sapanya ramah. Pria jangkung berambut pirang ini tersenyum menyambut kedatangan detikcom dan dua rekan wartawan media online dari Indonesia, yang ingin berdiskusi mengenai blogging dengannya. Ya, pria muda dalam balutan jeans dan jas hitam itu, adalah seorang blogger. Namanya Ryan Avent.
detikcom bertemu dengannya dalam rangkaian International Visitor Leardership Program (IVLP) selama 3 minggu yang disponsori Deplu AS, mulai 14 Juli-2 Agustus 2008.
Pekerjaan utama Ryan dan satu-satunya saat ini menulis posting-posting untuk blog economist.com, versi online dari majalah ekonomi ternama yang berbasis di Inggris. Ryan mulai menulis diblog pribadinya www.ryanavent.com sejak tiga tahun lalu semata-mata karena hobi. Saat itu dirinya masih bekerja sebagai seorang konsultan di sebuah perusahaan konsultan ekonomi.
Dari ketekunannya menulis blog, akhirnya setahun terakhir dia diajak tim economist.com untuk menjadi kontributor bagi blog di situs tersebut. "Ini adalah pekerjaan paling ajaib yang pernah saya jalani. Awalnya mereka sering berkunjung ke blog saya, dan kemudian mengajak saya untuk mencoba menulis posting di blog economist, bersama enam blogger lainnya. Ternyata mereka suka dengan posting-posting saya, dan saya diajak bergabung dengan economist sebagai kontributor blog," jelasnya.
Sebagai kontributor blog saat itu Ryan mengaku dibayar oleh economist per tulisan. Kemudian ketika economist memintanya untuk membuat strategi pengembangan dari blog, Ryan mendapat gaji mingguan. Dan sejak dua bulan lalu, Ryan memutuskan hengkang dari pekerjaannya sebagai konsultan ekonomi dan menjadi full time blogger.
Ryan mengaku sangat menyukai pekerjaan yang merupakan hobinya ini. "Saya bekerja dari rumah sambil duduk di sofa saya. Dua jam dalam sehari untuk menulis 7-8 posting, dan sisa waktunya saya habiskan untuk membaca. Saya jarang ke luar rumah, karena itu anjing saya sangat suka karena saya di rumah terus bersamanya," katanya sambil tersenyum.
Profesinya sebagai full time blogger sudah tidak terdengar aneh untuk masyarakat di Washington DC. Bila ditanya apa pekerjaannya, Ryan akan menjawab sebagai blogger.
"Pekerjaan saya menulis blog bila ditanya orang mengenai apa yang saya lakukan untuk hidup, dan kebanyakan orang di sini mengangguk, dan mengatakan ya saya melakukan hal yang sama juga. Di sini memang banyak blogger ekonomi dan politik. Pekerjaan sebagai seorang blogger sudah bukan merupakan pekerjaan yang aneh lagi," jelasnya.
Selain di economist.com, Ryan juga aktif menjadi blogger untuk DCist.com, blog tentang Washington DC yang cukup terkenal di Amerika Serikat. "Saya menulis juga di blog lain dengan nama saya tercantum di situ, sedangkan di economist.com posting-posting saya dimuat tanpa ada identitas siapa penulisnya (by line)," katanya lagi.
Lebih lanjut Ryan menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang blogger ekonomi sepertinya tidak memerlukan gelar Ph.D, yang diperlukan hanyalah wawasan yang luas tentang ekonomi, rajin membaca berbagai sumber tentang ekonomi di media, cetak maupun internet, buku, dan juga berdiskusi dengan sesama blogger ekonomi.
Nampaknya sebuah profesi baru sebagai dampak dari perkembangan dunia internet telah muncul ke permukaan. Meskipun di Indonesia sendiri masih bisa dihitung dengan jari, tapi sudah ada yang memulainya. Dan mungkin akan semakin bertambah di masa depan, sehingga dalam kolom pekerjaan nanti akan tertulis, pekerjaan: blogger. ( nrl / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar