Tampilkan postingan dengan label musibah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musibah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Maret 2009

Joko Kirmanto: Perbaikan Tanggul Secepat Mungkin




Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Joko Kirmanto memastikan tanggul Situ Gintung akan diperbaiki secepatnya. Pembangunan tanggul yang jebol dan mengakibatkan 93 orang tewas itu ditarget akan selesai tahun ini.

"Pokoknya perbaikan ini kan dilakukan secepat mungkin," kata Joko Kirmanto di sela-sela melayat suami Menkes Siti Fadilah Supari, di Jl Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (29/3/2009).

Tanggul baru yang akan dibangun akan bersifat permanen dan bukan darurat lagi seperti sebelumnya.

Joko berharap pembangunan tanggul akan selesai tahun ini. "Kita perlu mengambil sample tanah, membuat pondasi, ya mudah-mudahan tahun ini akan selesai," tegas Joko.

(iy/ndr)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2009/03/29/105200/1106613/10/joko-kirmanto-perbaikan-tanggul-secepat-mungkin

Kamis, 26 Maret 2009

Sebelum Bencana, Situ Gintung Kawasan Wisata yang Mempesona



Foto: www.situgintung.com

Jakarta - Nama Pulau Situ Gintung mendadak menjadi pemberitaan utama di hampir semua media massa nasional. Tentu tidak mengherankan. Kawasan seluas lebih dari 5 hektar itu sedang dilanda banjir bandang.

32 Orang tewas akibat runtuhnya tanggul Situ Gintung, Jumat (27/3/2009) pukul 02.00 WIB. Jumlah itu diperkirakan bakal bertambah mengingat masih banyak warga yang hilang.

Sebelum peristiwa ini, pulau yang terletak di Desa Cirendeu, Ciputat, Tangerang itu dikenal sebagai salah satu lokasi wisata, outbound, dan pesta. Setiap hari libur, lokasi yang dikelilingi Danau Situ Gintung ini selalu dipadati  warga Jakarta yang ingin melepaskan penat.

Lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, membuat lokasi ini banyak dipilih kantor-kantor untuk mengadakan gathering. Bahkan Anda bisa datang untuk sekadar berolahraga seperti renang dan tenis di tempat yang pemandangannya tidak kalah dari kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat itu.

Karena pemandangan yang indah, beberapa rumah produksi juga sering menggunakan kawasan ini untuk syuting video klip, iklan ataupun sinetron. Maka tidak heran jika Anda ke tempat ini, sering bertemu artis-artis.

Biaya masuk ke Pulau Situ Gintung pun relatif murah. Untuk dewasa hanya dikenai Rp 4 ribu sekali masuk. Sedangkan untuk anak-anak lebih murah yakni Rp 2 ribu. Jika Anda ingin camping juga tidak mahal, tinggal membayar Rp 7.500, Anda bisa menikmati malam di kawasan romantis itu.

Anda juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam jika ingin mengajak teman-teman menginap di lokasi ini. Dengan Rp 150 ribu per malam, Anda dan rekan-rekan sudah bisa menginap di wisma Situ Gintung.

(ken/iy)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2009/03/27/123130/1105796/10/sebelum-bencana-situ-gintung-kawasan-wisata-yang-mempesona

Selasa, 09 Desember 2008

Pesawat Tempur Jatuh di Perkampungan

SAN DIEGO, TRIBUN - Setidaknya tiga orang tewas seketika saat pesawat tempur militer AS F/A-18 gagal mendarat di pangkalan udara marinir Miramar. Pesawat itu kemudian menghantam kawasan perkampungan di San Diego Selasa (9/12) WIB. Pilot pesawat itu berhasil menyelamatkan dengan kursi lontar.

Menurut aparat keamanan setempat, seorang nenek, seorang ibu dan dua anak tinggal di rumah yang tertabrak pesawat.

Seperti dilansir LA Times, seorang ibu dan seorang anak dipastikan tewas, sedangkan seorang korban lainnya belum teridentifikasi.

Saksi mata mengatakan, mereka mendengar suara gemuruh, kemudian melihat pesawat beberapa saat sebelum jatuh menimbulkan bola api.

Beberapa detik kemudian, saksimata melihat seorang pilot meluncur di tengah kepulan asap.

Pilot tersebut menggunakan parasut dan mendarat dengan mulus di lapangan baseball dekat University City High School.

John Kreischer (62), seorang saksi mata sedang kembali ke rumah dari kegiatan memotret di daerah La Jolla Cove saat ia melihat pesawat terbang dengan ketinggian hanya 300 - 500 kaki.

"Pesawat itu berputar-putar di udara. "Sepertinya pesawat itu hanya menggunakan satu mesin kemudian saya mendengar suara mesin tiba-tiba mati,'' katanya.

"Sebenarnya pilot itu bisa saja berputar dan mendarat di laut. Dengan kondisi pesawat seperti itu ia tak mungkin bisa mendarat di Miramar,'' tambahnya.

"Saya ikut berduka cita terhadap korban,'' kata petinggi Marinir Mayor Jerry Sanders. Pejabat Marinir mengatakan, pilot itu anggota yang sedang menjalani pelatihan. Pilot sebenarnya sudah mencoba mengarahkan pesawat ke gurun pasir untuk menghindari tabrakan dengan perkampungan. (ear)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=26326&kategori=14

Senin, 30 Juni 2008

TKW Indramayu Tewas di Damaskus

INDRAMAYU, TRIBUN - Leliyah Darus (32), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Pulo RT 08/02 Desa Singaraja Kabupaten Indramayu tewas karena terjatuh dari lantai empat rumah majikannya, Sameer Kholil, di Damaskus, Suriah, pada 28 Mei.


Pengiriman jenazah dari Suriah ke Indramayu sempat terhambat selama 1 bulan. Namun, pada akhirnya, jenazah tiba di kampung halamannya, Senin (30/6) dini hari. Sontak, kedatangannya itu membuat seluruh sanak saudaranya menangis histeris.


Sampai kini, keluarga korban meragukan hasil visum rumah sakit di Damaskus. Dasar keraguan itu, sebelum tewas, korban sempat menelepon kerabatnya yang juga bekerja di Oman.


"Dalam pembicaraan itu korban mengeluhkan kelakuan majikannya yang kerap menyiksanya. Bahkan korban pun mengaku sempat dianiaya dan dipukul majikannya menggunakan kayu balok," ujar seorang keluarga korban, Oos Suaedi di rumah duka.


Dijelaskan Oos, Leliyah yang dimakamkan di tempat permakaman umum desa setempat tadi pagi pukul 09.00 dan disaksikan keluarga serta warga setempat, berangkat ke Damaskus sebagai TKW sekitar enam bulan silam melalui jasa PT Duta Bali Mandiri, Denpasar, Bali.


Pihaknya, sambung Oos, meminta penjelasan tentang penyebab pasti kematian korban. Selain itu, kata Oos, pihaknya pun meminta PJTKI yang memberangkatkan korban untuk turut bertanggung jawab.


"Hingga kini PJTKI belum membayarkan asuransi, termasuk gaji korban, selama tiga bulan. Karenanya, kami harap pemerintah dapat membantu kami," kata Oos. (nip)


Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=12820&kategori=9

Senin, 19 Mei 2008

Harley Pemberian Laksamana Sukardi

Kecelakaan di Desa Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur, bukan yang pertama dialami Sophan Sophiaan dengan Harley-Davidson (HD) miliknya. Lima bulan lalu, bintang film senior itu juga sempat terjatuh dari motor gede (moge) kesayangannya.

"Kejadiannya di daerah Permata Hijau (Jakarta Selatan). Tabrakan beruntun, tapi nggak terlalu kencang dan Papa masih sempat lompat dari motor," ungkap Romi Octaviano, putra sulung almarhum.

Setiba di rumah, Sophan langsung menceritakan kejadian yang baru dialami kepada istri tercintanya, Widyawati. "Papa cerita sambil ketawa. Mama yang panik. Orang jatuh malah ketawa-ketawa," kata Romi. Memang, saat itu tak ada cedera serius yang dialami Sophan.

Kecelakaan di Permata Hijau tersebut tak membuat Sophan kapok. Bahkan, putra Manai Sophiaan itu menjadi penggagas Jalur Merah Putih (JMP), tur Kebangkitan Nasional yang membawanya ke peristirahatan terakhir. Widyawati yang sangat panik saat diberi tahu mengenai kecelakaan Permata Hijau tersebut malah menjadi "buntut" dalam tur itu.

Sophan sejak muda tergila-gila pada roda dua. Saat duduk di bangku SMA, ke mana-mana dia bersepeda motor. "Baru kesampaian punya motor gede lima tahun lalu," jelas Romi.

Lantas, berapa harga Harley milik ayahnya itu? "Nggak beli kok. Harley itu pemberian teman dekatnya, yaitu Pak Laks (mantan menteri BUMN yang juga pendiri PDP atau Partai Demokrasi Pembaruan Laksamana Sukardi, Red)," ungkapnya.

Dari price list moge, Harley-Davidson Ultra Classic Electra Glide seperti milik Sophan berbanderol Rp 425 juta.

HD berkapasitas mesin 1.600 cc itu menjadi obat penghilang stres bagi Sophan. Sejak punya mainan baru itu, kata Romi, beberapa penyakit ringan yang kerap dikeluhkan ayahnya berangsur hilang. Misalnya, pusing dan tekanan darah naik.

"Kalau sudah mikirin kondisi negara, biasanya dia pusing. Obatnya ya motor itu. Paling nggak, dengan naik motor, terus dibersihin, dia bisa punya semangat baru," tegas pria yang telah memberikan satu cucu untuk orang tuanya tersebut.

"Papa punya kepanjangan sendiri untuk HD selain Harley-Davidson. Yaitu, healing device," kata Romi lantas tersenyum.

Sophan sangat telaten merawat motor besar kesayangannya itu. Setiap usai dipakai, sebelum diparkir di garasi, pria berkumis tebal tersebut tidak pernah lupa membersihkan lebih dulu. Ibaratnya, sebelum masuk ke kandang, semua harus bersih.

"Kalau sudah ngelus-ngelus motor, bisa berjam-jam. Biasanya di sini nih dia duduknya," ujar Romi sambil menunjuk salah satu sisi teras rumahnya. Namun, untuk servis moge miliknya, almarhum selalu ke bengkel.

Di tempat terpisah, salah seorang sahabat yang paling merasa kehilangan sosok almarhum Sophan Sophiaan adalah aktor senior Slamet Rahardjo. Begitu banyak kenangan yang terekam di memori Slamet tentang Sophan.

Salah satunya, ketika keduanya sama-sama berjalan di tengah tandus industri film pada era 1980-an. "Kami sama-sama membangun kepercayaan masyarakat terhadap film Indonesia. Dia sangat berarti buat saya," tegas Slamet.

Meski berada di bidang dan era yang sama, tidak pernah sedikit pun tebersit dalam pikiran Slamet untuk menganggap Sophan sebagai saingan. Bagi dia, aktor yang juga aktif sebagai sutradara itu lebih seperti tandem dalam menyukseskan perfilman nasional.

"Suatu ketika kami pernah jadi superstar Indonesia. Ketika itu, siapa yang nggak kenal Sophan Sophiaan, Widyawati, Slamet Rahardjo, dan Cristhine Hakim. Empat orang itu. Perlahan tapi pasti. Perfilman yang sedang runtuh sama-sama kami bangun bersama sutradara-sutradara jagoan ketika itu," ungkapnya.

Di mata dia, Sophan merupakan sosok yang sangat bersih. "Seorang yang sangat bersih telah pergi meninggalkan kita. Dia tidak pernah berbuat menyimpang. Rasa cintanya yang begitu besar terhadap bangsa harus kita tiru," ujarnya. (rie/pri/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10488

Puntung Rokok Bakar Kapal 769 Penumpang

BALA BANTUAN: Nelayan berusaha menolong penumpang KM Dharma Kencana I yang terbakar kemarin.

SAMPIT - Tragedi angkutan penumpang umum kembali terjadi. Kali ini menimpa kapal penumpang angkutan laut. Kapal feri berjenis roro (roll of - roll on), KM Dharma Kencana I, milik PT Dharma Lautan Utama, terbakar hebat di sekitar perairan Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Sampit, Kalimantan Tengah, kemarin (18/5) sekitar pukul 12.45 WIB. Dugaan sementara, api berasal dari puntung rokok salah satu penumpang.

Kapal yang dinakhodai Matheuez Anton Kurniawan Saputra itu sesuai dengan manifes mengangkut 734 penumpang. Mereka terdiri atas 668 penumpang dewasa, 22 anak-anak, dan 22 bayi, serta 22 ABK (Anak Buah Kapal) dan 35 orang pekerja eksternal kapal. Total 769 penumpang. Selain itu, kapal mengangkut 35 kendaraan. Rinciannya, 8 sedan, 6 alat berat, 14 truk, 3 truk tronton, dan 4 truk fuso.

Api hanya membakar bagian dek atas kapal, sehingga puluhan mobil yang berada di dek bawah hingga palka terselamatkan.

Laporan sementara dari Kalteng Pos (Grup Jawa Pos), tidak ada korban jiwa. Namun, 95 penumpang terluka. Dari jumlah itu, tiga orang patah tulang, 1 trauma, 21 orang rawat jalan, dan 70 sisanya hanya luka ringan. Para korban mendapat perawatan intensif di RSU dr Murjani Sampit dan beberapa puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian.

Kapal terbakar saat memasuki perairan Sungai Mentaya. Tepatnya di sekitar boy satu, yang berada di sekitar Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kapal berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, akan merapat di Pelabuhan Sampit, dan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Belum ada penjelasan resmi menyangkut penyebab utama munculnya api, yang menghanguskan bagian dek penumpang. Informasi yang dihimpun Kalteng Pos menyebutkan, api diduga dari puntung rokok salah satu penumpang. Puntung tersebut jatuh ke tumpukan tali kapal. Embusan angin yang kencang membuat bara api pada puntung tersebut menyala hingga membakar seluruh gulungan tali kapal.

Api yang berkobar dari buritan kapal di dek atas langsung menjalar ke bagian kapal lain. Upaya pemadaman yang terlambat menyebabkan api terus berkobar dan secara bertahap membakar bagian-bagian kapal di dek atas.

Saat api berkobar, hanya sebagian kecil penumpang yang tahu. Pihak ABK, kata sejumlah penumpang yang diwawancarai koran ini, tidak mengumumkan bahaya yang terjadi. Penumpang hanya disuruh kembali ke tempat masing-masing dan dilarang melakukan apa pun.

Asap tebal dari kapal yang terlihat jelas dari dermaga Pelabuhan Pasar Samuda, menarik perhatian sejumlah motoris kelotok penyeberangan yang sandar di dermaga. Tanpa dikomando, mereka langsung menghidupkan mesin kelotoknya dan melaju ke arah kapal.

Menyadari apa yang terjadi, para penumpang langsung panik. Mereka berebut naik ke perahu motor nelayan untuk menyelamatkan diri. Karena berdesakan, tidak sedikit yang terjatuh. Mereka menderita luka berat dan luka ringan. Beberapa di antaranya terjun ke air, tanpa sempat membawa barang bawaan.

Para penumpang dievakuasi di sejumlah tempat, seperti di kawasan Pasar Besar Samuda, Pos Polair Samuda dan Kantor Adpel (Administrator Pelabuhan) Samuda. Para penumpang lantas dibawa ke Kota Sampit, dengan mobil angkutan yang disiapkan Pemkab Kotim.

Karena lokasi kejadian tidak jauh dari kota, upaya penyelamatan terbilang sangat cepat. Baik pemadaman api maupun evakuasi penumpang. Petugas bersama masyarakat bahu-membahu mengatasi kebarakan itu. Puluhan mobil ambulans disiapkan untuk mengevakuasi penumpang yang terluka-luka dan perlu segera mendapat perawatan medis.

Terbakarnya KM Dharma Kencana I mengantarkan para ABK berurusan dengan polisi. Kini, 22 ABK diamankan di Polairud Polda Kalteng untuk dimintai keterangan.

Saat diperiksa Polairud, kondisi para ABK terlihat belum stabil. Di antara para ABK, nakhoda kapal Matheuez Anton Kurniawan Saputra terlihat paling tegang. Dia kesulitan menjawab setiap pertanyaan petugas. "Api pertama terlihat dari gulungan tali jangkar di buritan kapal," tutur Matheuez.

Kaur Bin Ops Dit Polairud Polda Kalteng Kompol Teguh Eko Yulianto saat dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya masih menyelidiki kejadian itu. Teguh belum berani menyebutkan adanya tersangka atau tidak. "Kasus ini masih dalam penyelidikan dan ditangani Polairud karena peristiwanya di air. Tetapi, Polairud tetap berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya," sebutnya.

Dalam penanganan korban, lanjut Teguh, pihaknya menurunkan empat kapal ditambah kapal dari Pos AL (angkatan laut), KP3, polsek, dan banyak pihak lain. "Semua bergerak cepat menolong para penumpang agar tidak ada korban," cetusnya.

Pemimpin Cabang PT Dharma Lautan Utama, Hendroyono ST di lokasi evakuasi korban di Pasar Samuda memastikan, pihaknya siap menangani para penumpang agar bisa sampai tujuan masing-masing. "Kami telah menyiapkan armada pengganti untuk mengangkut para penumpang ke Sampit," jelasnya. (pud/uzi/arb/jpnn)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10492

Sophan Dimakamkan Langsung oleh Kedua Anaknya

JAKARTA - Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Begitulah gambaran pemakaman Sophan Sophiaan kemarin (18/5). Ratusan pelayat mengantar kepergian terakhir aktor legendaris itu. Mulai penggemar, para sahabat sesama penggemar moge, rekan-rekan di dunia hiburan, kawan-kawan di panggung politik, hingga para petinggi negara.

Sophan yang dikenal santun itu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Jenazah lebih dulu disalatkan di ruang tamu rumah duka pukul 8.00. Karena kapasitas terbatas, salat dibagi menjadi tiga rombongan. Setiap rombongan terdiri atas sekitar 30 orang.

Rombongan pertama khusus untuk keluarga. Berikutnya dari rekan-rekan almarhum sesama pengendara motor besar, lalu dilanjutkan tamu pejabat negara. Rombongan terakhir diimami Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. Di barusan makmum, tampak Mensesneg Hatta Radjasa, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, dan Menkominfo M. Nuh.

Pukul 8.25, Jenazah diberangkatkan ke pemakaman. Tak kurang dari 200 pengendara motor besar berada paling depan iring-iringan pengantar jenazah. Berurutan di belakangnya, empat motor besar polisi, mobil jenazah, empat minibus yang ditumpangi keluarga, kemudian diikuti beberapa mobil pejabat negara. Istri almarhum, Widyawati, dan kedua putranya, Romi dan Roma, berada di mobil jenazah.

Raungan mesin motor-motor besar memancing perhatian warga sekitar. Hampir sepanjang empat kilometer masyarakat berjajar di tepi kiri jalan melambaikan tangan menyaksikan iring-iringan pengantar jenazah tokoh yang meninggal dalam kecelakaan tur moge di Mantingan, Ngawi, Jatim, itu.

Berselang dua puluh menit kemudian, mobil jenazah tiba di depan Blok AA1 Blad 31 TPU Tanah Kusir. Widyawati yang mengenakan pakaian muslim dan kerudung serbaputih dituntun dua kerabatnya berjalan menuju kursi di sisi makam yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir suaminya.

Kacamata berlensa cokelat yang dipakai tidak cukup menutupi ekspresi duka begitu mendalam yang dia rasakan. Wajahnya terlihat merah muda. Sambil menyandarkan kepala di pundak kerabatnya, sesekali dia menyeka air mata yang meleleh di pipi.

Saat jenazah dimasukkan ke liang lahad tepat pukul 09.00, Widya terkulai lemas sambil mengarahkan pandangan ke arah makam. Kepalanya disandarkan ke bahu salah seorang kerabat yang duduk di sisi kirinya.

Romi dan Roma menunggu di dalam liang ketika jenazah ayahnya mulai diturunkan ke tanah. Romi lantas mengumandangkan azan serta komat. Setelah itu, giliran Arifin Panigoro membacakan daftar riwayat hidup almarhum.

Erros Djarot mewakili rekan-rekan almarhum memberikan kata sambutan. Dari pihak pejabat negara, sambutan dilakukan Mensesneg Hatta Radjasa. "Almarhum meninggal dalam rangkaian acara memperingati satu abad Kebangkitan Nasional. Bersama-sama kami dalam kepanitiaan nasional membangkitkan semangat kebangsaan yang menurut beliau sudah sangat kurang," ujar Hatta dalam sambutannya.

Lima tenda, masing-masing berukuran 5 x 10 meter, tak cukup memayungi pelayat yang hadir. Selain keluarga dan rekan, puluhan penduduk sekitar yang didominasi anak-anak dan ibu-ibu turut menyesaki lokasi pemakaman.

Pekerja seni yang tampak pagi itu, antara lain, Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, Primus Yustisio, Surya Saputra, Doni Kusuma, Jenny Rachman, Mpok Atiek, dan Helmy Yahya. Dari kalangan politisi dan pejabat, tampak Taufiq Kiemas, Menbudpar Jero Wacik, Fahmi Idris, serta Arifin Panigoro.

Setelah acara tabur bunga, pukul 10.20, Widyawati beserta keluarga beranjak meninggalkan makam. Ditemui di rumah duka, Romi menyatakan ibundanya masih sangat shock dan belum bisa berbicara kepada wartawan.

"Saya nggak bisa mastiin ibu bisa diwawancarai kapan. Tapi, sekarang dia masih shock. Seperti belum bisa sepenuhnya percaya (bahwa Sophan telah tiada). Dia sedang menenangkan diri dengan bermain sama cucunya," ungkap Romi yang telah memberi seorang cucu untuk Sophan dan Widyawati tersebut.

Kondisi fisik Widya masih sangat lemah karena kurang tidur sejak jenazah tiba di rumah duka (16/5) hingga pemakaman. "Tadi malam sudah tidur, tapi sebentar-sebentar doang. Saya sendiri baru tidur setengah jam dari kemarin," ujarnya.

Rencananya, keluarga mengadakan tahlil di rumah duka selama tujuh hari mulai tadi malam. (rie/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10489

Nasib Tragis Sophan Sophiaan

Muncul Dugaan Sophan Juga Tertabrak

MALAM Terakhir: Sophan Sophiaan menari dalam acara ramah-tamah penyambutan rombongan tur Jalur Merah Putih di kawasan wisata Gua Selomangleng, Kota Kediri, Jumat (16/5) sekitar pukul 21.15 atau 12 jam sebelum dia tewas.

Tewas saat Konvoi Moge Kebangkitan Nasional di Ngawi
SRAGEN - Dunia film dan jagat politik kita berduka. Sophan Sophiaan, 64, yang menjadi panutan di panggung hiburan itu kemarin (17/5) pagi meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Desa Kedung Galar, Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur.

Pria yang dikenal santun itu mengalami kecelakaan saat memimpin rombongan 271 bikers motor gede (moge) yang melakukan safari Kebangkitan Nasional. Saat itu, rombongan dari Kediri menuju Jogjakarta. Motor Harley-Davidson Electra Glide nopol B 5833 yang dikendarai Sophan terjungkal setelah terperosok dalam lubang sepanjang dua meter, lebar 15 cm, dengan kedalaman lebih dari 5 cm di Jembatan Plang Lor, Kedung Galar.

Ban depan terperosok, Sophan tidak bisa mengendalikan motornya hingga terjatuh berguling-guling. Dia terjungkal lebih dari 10 meter di depan motornya. Aktor senior itu mengalami patah tulang lengan bawah kanan, paha kiri, paha kanan, tangan kiri, bawah leher memar, serta patah tulang dada kiri dan kanan. Suami aktris Widyawati itu meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen.

Sophan ketika itu berada di urutan terdepan konvoi Jalur Merah Putih (JMP) yang sedang tur untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dia berada paling depan karena menjadi ketua JMP.

Posisinya persis di belakang motor patwal polisi. Di belakang Sophan saat itu, antara lain, Ketua Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) DKI Peter Watimena, mantan Kapolri Jenderal Pol (pur) Roesmanhadi, dan Project Officer JMP Freddy Soemitro. Mereka bergabung dalam rombongan VIP yang terdiri atas 35 pengendara. Di situ ada pula peserta dari Malaysia dan Singapura.

Berbagai spekulasi berkembang mengenai penyebab kematian putra politisi Manai Sophiaan itu. Muncul kabar, setelah jatuh, Sophan sempat berbenturan dengan moge di belakangnya.

Salah seorang peserta konvoi mengungkapkan, ada benturan tubuh Sophan dengan motor pengendara lain. Benturan itulah yang membuat tubuh mantan ketua FPDIP MPR itu mengalami luka parah.

Bila dilihat, luka di tubuh Sophan memang sangat parah. Kaki, tangan, dan dada patah. Kondisinya sangat memilukan. Sementara motor gede kesayangannya hanya lecet sedikit.

Wartawan koran ini di Solo juga sempat mendengar perbincangan para bikers saat menunggu kedatangan jenazah Sophan di Bandara Adisumarmo. Mereka menyebut adanya moge yang menyerempet Sophan. Tapi, begitu mengetahui kehadiran wartawan, mereka langsung bungkam.

Pengamatan koran ini, motor HD Electra Glide hitam milik Sophan tidak rusak parah. Hanya lecet di tutup bagasi kiri. Sementara itu, black Electra Glide Nopol 4930 milik Peter juga hanya cuil kecil di bagian bodi kiri. Sedangkan motor Roesmanhadi, Honda Gold Wing Nopol B 6868 SAL merah hati, hanya terlihat kempis pada ban belakang. Ketiga motor itu langsung diangkut dua mobil sweeper milik supporting team JMP.

Saat koran ini mengonfirmasikan ke PO JMP Freddy Soemitro, Freddy membantah terjadi tabrakan. Dia mengatakan Sophan saat itu hanya terjatuh usai motornya oleng. Sementara, katanya, Peter Watimena yang gugup ingin menolong lupa untuk menstandar mogenya saat berhenti.

"Pak Sophan setelah motornya oleng lalu berhenti dalam kondisi miring ke kanan. Pak Sophan lalu terjungkal dan berguling-guling di jalan. Tidak tertabrak sama sekali dan tidak kencang. Kecepatan sekitar 60 km per jam. Jadi, kecelakaan Pak Sophan tunggal," jelas Freddy di sela menanti jenazah kemarin.

Kasatlantas Polres Ngawi AKP Eny Mardiasri memperkuat jawaban Freddy. Menurut dia, kecelakaan itu terjadi di km 18-19 Kedung Galar. "Ban depannya terperosok dalam lubang di jembatan tersebut," paparnya kepada sejumlah wartawan.

Peter Watimena yang mengendarai motor tepat di belakang Sophan membantah keras adanya tabrakan. "Tidak benar. Almarhum jatuh karena terperosok lubang aspal yang legok bekas ban truk yang besar," ujar Peter di rumah duka di Bintaro Jakarta.

Dia menceritakan, rombongan sedang dalam perjalanan menuju Jogja dalam etape keenam. Kira-kira 12 kilometer jelang Sragen, motor almarhum terjungkal. "Saya berada di belakang beliau. Jadi, saya tahu persis yang terjadi. Begitu jatuh, langsung kami angkat dari tengah jalan ke pinggir," katanya.

Sophan berada di paling depan iring-iringan 271 motor besar itu. Selain Peter, tak jauh dari Sophan juga ada Le Roy Usmani. "Saya yang buka helm beliau. Matanya membuka, tapi tidak sadar, langsung kami naikkan ambulans," ujarnya.

Roy menambahkan, rahang Sophan berdarah. "Karena beliau tidak pakai helm full face," katanya. Dia sempat melihat kaki Sophan yang patah. "Ada perdarahan di dalam," tambahnya.

Menurut Agus Maulana, wakil Ketua Jalur Merah Putih yang juga ikut touring, motor Sophan sempat melayang, lalu menimpa tubuhnya. "Begitu masuk lubang, ujung motornya ngangkat. Beliau terlempar, lalu tertimpa," ujar pria tinggi besar itu. Akibatnya, dua rusuk Sophan patah dan pendarahan di paru-paru.

"Sebelum sampai rumah sakit, kami mendengar kabar beliau sudah meninggal," katanya. Tiga dokter yang menerima jasad Sophan sempat melakukan rontgen dan pemeriksaan jenazah. "Rombongan lalu isi bensin dan sebagian menuju Jogjakarta. Yang lain ikut membawa almarhum pulang dengan pesawat," tuturnya.

Ide touring Jalur Merah Putih, kata Agus, murni datang dari Sophan. "Ke sana kemari bawa proposal. Sibuk cari donatur juga. Kami ini hanya membantu-bantu," katanya.

Sambil terisak, Agus masih ingat saat Sophan Jumat malam berujar, "Aku pengin cepet nyampe Jakarta." Padahal, sesuai jadwal, rombongan yang selalu menggelar bakti sosial itu baru kembali 20 Mei nanti. "Setiap kami berhenti, Mas Sophan dan Mbak Wid selalu menyanyi lagu-lagu perjuangan," tturnya.

Kondisi Parah

Sophan meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen. Menurut dokter yang menanganinya, dr Agus Dwi Sasangko, Sophan tiba di rumah sakit dalam kondisi tewas. "Kami langsung ambil foto rontgen. Setidaknya tulang dada patah, tulang lengan bawah kanan patah, tulang paha kiri patah, serta tulang paha kanan dan tangan kiri juga patah," ujar dr Agus.

Dari kamar rontgen RSUD Sragen, jenazah Sophan lantas dimandikan dan dikafani. Jenazah disalati di Masjid Al Falah Sragen dengan imam mantan Ketua MUI Sragen Fahrul Fathoni. Sekitar 30 menit kemudian jenazah diberangkatkan dari masjid menuju Bandara Adisoemarmo.

Sekitar pukul 13.05, ambulans dari RSUD Sragen yang membawa jenazah Sophan sampai di halaman transit VIP Adisoemarmo. Kedatangan jenazah disambut linangan air mata rekan Sophan yang menanti sejak pagi.

Banyak tokoh menanti, ketika sekitar satu jam jenazah Sophan disemayamkan di ruang VIP bandara. Selain Roesmanhadi, tampak mantan Kasum ABRI Letjen (pur) Soeyono, mantan Pangarmabar TNI Laskda (pur) Mualimin Santoso, serta sejumlah selebriti dan politisi.

Sebelum jenazah diterbangkan ke Jakarta, peserta JMP terlebih dahulu menggelar upacara penghormatan terakhir dipimpin penasihat JMP Mualimin Santoso. Upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Berkibarlah Benderaku. Duka ratusan peserta terlihat karena mereka menyanyikan lagu tersebut sambil meneteskan air mata.

Jenazah Sophan dibawa pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 225. Pesawat take off dari Adisoemarmo pada pukul 14.10. "Jenazah diterbangkan dengan pesawat reguler, bukan carteran," ujar seorang petugas bandara.(her/oh/tej/rdl/pri/rie/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10487
Link Terkait: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10486 | http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10483

Jumat, 25 April 2008

Angkot Tembus Atap Rumah

LUPA NGEREM: Kondisi angkot jurusan Johar-Banyumanik, Semarang Selatan, yang disopiri Maryadi saat menimpa atap rumah Emi Wongsosudiro, warga Karanganyar Ledok, Candisari, Semarang.

SEMARANG - Mobil angkot yang nangkring di atap rumah di Semarang kemarin bukan iklan sebuah bank yang populer beberapa waktu lalu. Juga bukan atraksi sirkus. Itu peristiwa kecelakaan yang nyaris membawa celaka enam penumpang dan dua pemilik rumah.

Angkot jenis Toyota Kijang dengan rute Johar-Banyumanik tersebut meluncur tanpa kendali di Jalan Karanganyar Ledok pada Kamis kemarin (24/4). Kecelakaan itu diduga disebabkan keteledoran sang sopir.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.30 itu berawal ketika sopir angkot bernama Maryadi, 47, berhenti di jalan menurun. Salah seorang penumpang minta turun. Maryadi menghentikan kendaraannya di jalan pada kemiringan (kondisi jalan menurun) sekitar 30 derajat.

Begitu berhenti, Maryadi membantu menurunkan barang belanjaan penumpang bernama Ny Didik, 45. Sial, sopir warga Kampung Sleko RT 1 RW 11 itu lupa menarik tuas rem tangan angkotnya. Akibatnya, kendaraan itu meluncur deras di jalan menurun itu.

Bisa dibayangkan betapa paniknya enam penumpang angkot tersebut. Mereka menjerit dalam angkot yang meluncur tanpa sopir. Sisi kiri jalan memang lebih rendah ketimbang jalan raya. Bahkan, atap rumah warga di situ lebih rendah daripada bahu jalan.

Setelah meluncur lebih dari seratus meter, angkot oranye itu lompat ke atap rumah Emi Wongsosudiro, 76, di Karanganyar Ledok no 586 RT 4 RW 4, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari. Posisi rumah tersebut memang lebih rendah dan berjarak hanya sekitar 1,5 meter dari sisi tebing jalan.

Bodi mobil nahas tersebut menjebol atap rumah dan bagian depan menerobos dapur. Reruntuhan kayu dan genting rumah yang ambrol sempat menimpa dua penghuni rumah. Selain itu, enam penumpang dewasa dan seorang anak mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Menurut saksi mata bernama Jubaedah, 50, putri Emi, saat kejadian, dirinya sedang mencuci piring di dapur. Tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh di luar.

"Saya kira gempa. Karena penasaran, saya lari keluar, tahu-tahu di dapur terdengar suara lebih keras lagi," kisahnya.

Setelah dilihat, ternyata sebuah mobil angkot menerobos masuk ke dapur melalui atap rumahnya. Jubaedah pun bersyukur karena saat itu langsung lari keluar rumah.

"Kalau saya tetap di dapur, entah bagaimana jadinya. Lihat saja, ruangan dapur rusak semua," katanya, sambil menunjuk angkot yang nangkring di atap rumahnya dengan moncong menembus atap.

Dia lebih kaget lagi karena di angkot tersebut penuh penumpang. "Ada sekitar lima orang dan seorang anak kecil. Mereka berteriak histeris dan segera keluar," ungkapnya.

Dia mengaku tak sempat menolong penumpang karena sibuk mengurusi ayah dan ibunya, Emi dan Sadiyah. Pasangan suami istri itu mengalami luka di tangan dan pungung akibat terkena reruntuhan tembok.

"Saya saat itu sedang duduk di ruang tamu. Saat atap dan tembok ambrol, saya tak sempat menghindar," tutur Emi.

Maryadi pun menuturkan bahwa angkotnya berhenti karena dirinya membantu menurunkan barang belanjaan penumpang. "Saya ikut turun membantu membawakan belanjaan. Penumpang yang lain berada di dalam," kata pria yang masih terlihat shock tersebut. Saat itu, mesin angkot dalam keadaan hidup. "Saya kaget dan mencoba naik untuk mengerem. Namun, mobil terus ngelondor. Apalagi, jalanan menurun," imbuhnya.

Enam penumpang yang terluka adalah Ivana W. Arisokha, 26, warga Gombel Lama; Ny Triyono, 60, dan Djunaedi, 50, keduanya warga Karanganyar Ledok; Ny Suratmin, 60, warga Jangli; Elvianingsih, 34, warga Jatingaleh; serta Ny Nawarti, 24, warga Jalan Durian, yang mengalami luka paling parah di bagian kepala.

Kapolres Semarang Selatan AKBP Imran Yunus melalui Kanitlaka Iptu Agni Wisnu Brata mengatakan, pihaknya menduga kecelakaan terjadi akibat pengemudi lalai. "Dari keterangan para penumpang, sebelum kejadian mesin dibiarkan dalam keadaan hidup," ungkapnya. (ric/jpnn/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10371