Senin, 19 Mei 2008

Nasib Tragis Sophan Sophiaan

Muncul Dugaan Sophan Juga Tertabrak

MALAM Terakhir: Sophan Sophiaan menari dalam acara ramah-tamah penyambutan rombongan tur Jalur Merah Putih di kawasan wisata Gua Selomangleng, Kota Kediri, Jumat (16/5) sekitar pukul 21.15 atau 12 jam sebelum dia tewas.

Tewas saat Konvoi Moge Kebangkitan Nasional di Ngawi
SRAGEN - Dunia film dan jagat politik kita berduka. Sophan Sophiaan, 64, yang menjadi panutan di panggung hiburan itu kemarin (17/5) pagi meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Desa Kedung Galar, Kedung Galar, Ngawi, Jawa Timur.

Pria yang dikenal santun itu mengalami kecelakaan saat memimpin rombongan 271 bikers motor gede (moge) yang melakukan safari Kebangkitan Nasional. Saat itu, rombongan dari Kediri menuju Jogjakarta. Motor Harley-Davidson Electra Glide nopol B 5833 yang dikendarai Sophan terjungkal setelah terperosok dalam lubang sepanjang dua meter, lebar 15 cm, dengan kedalaman lebih dari 5 cm di Jembatan Plang Lor, Kedung Galar.

Ban depan terperosok, Sophan tidak bisa mengendalikan motornya hingga terjatuh berguling-guling. Dia terjungkal lebih dari 10 meter di depan motornya. Aktor senior itu mengalami patah tulang lengan bawah kanan, paha kiri, paha kanan, tangan kiri, bawah leher memar, serta patah tulang dada kiri dan kanan. Suami aktris Widyawati itu meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen.

Sophan ketika itu berada di urutan terdepan konvoi Jalur Merah Putih (JMP) yang sedang tur untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dia berada paling depan karena menjadi ketua JMP.

Posisinya persis di belakang motor patwal polisi. Di belakang Sophan saat itu, antara lain, Ketua Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) DKI Peter Watimena, mantan Kapolri Jenderal Pol (pur) Roesmanhadi, dan Project Officer JMP Freddy Soemitro. Mereka bergabung dalam rombongan VIP yang terdiri atas 35 pengendara. Di situ ada pula peserta dari Malaysia dan Singapura.

Berbagai spekulasi berkembang mengenai penyebab kematian putra politisi Manai Sophiaan itu. Muncul kabar, setelah jatuh, Sophan sempat berbenturan dengan moge di belakangnya.

Salah seorang peserta konvoi mengungkapkan, ada benturan tubuh Sophan dengan motor pengendara lain. Benturan itulah yang membuat tubuh mantan ketua FPDIP MPR itu mengalami luka parah.

Bila dilihat, luka di tubuh Sophan memang sangat parah. Kaki, tangan, dan dada patah. Kondisinya sangat memilukan. Sementara motor gede kesayangannya hanya lecet sedikit.

Wartawan koran ini di Solo juga sempat mendengar perbincangan para bikers saat menunggu kedatangan jenazah Sophan di Bandara Adisumarmo. Mereka menyebut adanya moge yang menyerempet Sophan. Tapi, begitu mengetahui kehadiran wartawan, mereka langsung bungkam.

Pengamatan koran ini, motor HD Electra Glide hitam milik Sophan tidak rusak parah. Hanya lecet di tutup bagasi kiri. Sementara itu, black Electra Glide Nopol 4930 milik Peter juga hanya cuil kecil di bagian bodi kiri. Sedangkan motor Roesmanhadi, Honda Gold Wing Nopol B 6868 SAL merah hati, hanya terlihat kempis pada ban belakang. Ketiga motor itu langsung diangkut dua mobil sweeper milik supporting team JMP.

Saat koran ini mengonfirmasikan ke PO JMP Freddy Soemitro, Freddy membantah terjadi tabrakan. Dia mengatakan Sophan saat itu hanya terjatuh usai motornya oleng. Sementara, katanya, Peter Watimena yang gugup ingin menolong lupa untuk menstandar mogenya saat berhenti.

"Pak Sophan setelah motornya oleng lalu berhenti dalam kondisi miring ke kanan. Pak Sophan lalu terjungkal dan berguling-guling di jalan. Tidak tertabrak sama sekali dan tidak kencang. Kecepatan sekitar 60 km per jam. Jadi, kecelakaan Pak Sophan tunggal," jelas Freddy di sela menanti jenazah kemarin.

Kasatlantas Polres Ngawi AKP Eny Mardiasri memperkuat jawaban Freddy. Menurut dia, kecelakaan itu terjadi di km 18-19 Kedung Galar. "Ban depannya terperosok dalam lubang di jembatan tersebut," paparnya kepada sejumlah wartawan.

Peter Watimena yang mengendarai motor tepat di belakang Sophan membantah keras adanya tabrakan. "Tidak benar. Almarhum jatuh karena terperosok lubang aspal yang legok bekas ban truk yang besar," ujar Peter di rumah duka di Bintaro Jakarta.

Dia menceritakan, rombongan sedang dalam perjalanan menuju Jogja dalam etape keenam. Kira-kira 12 kilometer jelang Sragen, motor almarhum terjungkal. "Saya berada di belakang beliau. Jadi, saya tahu persis yang terjadi. Begitu jatuh, langsung kami angkat dari tengah jalan ke pinggir," katanya.

Sophan berada di paling depan iring-iringan 271 motor besar itu. Selain Peter, tak jauh dari Sophan juga ada Le Roy Usmani. "Saya yang buka helm beliau. Matanya membuka, tapi tidak sadar, langsung kami naikkan ambulans," ujarnya.

Roy menambahkan, rahang Sophan berdarah. "Karena beliau tidak pakai helm full face," katanya. Dia sempat melihat kaki Sophan yang patah. "Ada perdarahan di dalam," tambahnya.

Menurut Agus Maulana, wakil Ketua Jalur Merah Putih yang juga ikut touring, motor Sophan sempat melayang, lalu menimpa tubuhnya. "Begitu masuk lubang, ujung motornya ngangkat. Beliau terlempar, lalu tertimpa," ujar pria tinggi besar itu. Akibatnya, dua rusuk Sophan patah dan pendarahan di paru-paru.

"Sebelum sampai rumah sakit, kami mendengar kabar beliau sudah meninggal," katanya. Tiga dokter yang menerima jasad Sophan sempat melakukan rontgen dan pemeriksaan jenazah. "Rombongan lalu isi bensin dan sebagian menuju Jogjakarta. Yang lain ikut membawa almarhum pulang dengan pesawat," tuturnya.

Ide touring Jalur Merah Putih, kata Agus, murni datang dari Sophan. "Ke sana kemari bawa proposal. Sibuk cari donatur juga. Kami ini hanya membantu-bantu," katanya.

Sambil terisak, Agus masih ingat saat Sophan Jumat malam berujar, "Aku pengin cepet nyampe Jakarta." Padahal, sesuai jadwal, rombongan yang selalu menggelar bakti sosial itu baru kembali 20 Mei nanti. "Setiap kami berhenti, Mas Sophan dan Mbak Wid selalu menyanyi lagu-lagu perjuangan," tturnya.

Kondisi Parah

Sophan meninggal saat dilarikan ke RSUD Sragen. Menurut dokter yang menanganinya, dr Agus Dwi Sasangko, Sophan tiba di rumah sakit dalam kondisi tewas. "Kami langsung ambil foto rontgen. Setidaknya tulang dada patah, tulang lengan bawah kanan patah, tulang paha kiri patah, serta tulang paha kanan dan tangan kiri juga patah," ujar dr Agus.

Dari kamar rontgen RSUD Sragen, jenazah Sophan lantas dimandikan dan dikafani. Jenazah disalati di Masjid Al Falah Sragen dengan imam mantan Ketua MUI Sragen Fahrul Fathoni. Sekitar 30 menit kemudian jenazah diberangkatkan dari masjid menuju Bandara Adisoemarmo.

Sekitar pukul 13.05, ambulans dari RSUD Sragen yang membawa jenazah Sophan sampai di halaman transit VIP Adisoemarmo. Kedatangan jenazah disambut linangan air mata rekan Sophan yang menanti sejak pagi.

Banyak tokoh menanti, ketika sekitar satu jam jenazah Sophan disemayamkan di ruang VIP bandara. Selain Roesmanhadi, tampak mantan Kasum ABRI Letjen (pur) Soeyono, mantan Pangarmabar TNI Laskda (pur) Mualimin Santoso, serta sejumlah selebriti dan politisi.

Sebelum jenazah diterbangkan ke Jakarta, peserta JMP terlebih dahulu menggelar upacara penghormatan terakhir dipimpin penasihat JMP Mualimin Santoso. Upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Berkibarlah Benderaku. Duka ratusan peserta terlihat karena mereka menyanyikan lagu tersebut sambil meneteskan air mata.

Jenazah Sophan dibawa pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 225. Pesawat take off dari Adisoemarmo pada pukul 14.10. "Jenazah diterbangkan dengan pesawat reguler, bukan carteran," ujar seorang petugas bandara.(her/oh/tej/rdl/pri/rie/tof)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10487
Link Terkait: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10486 | http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10483

Tidak ada komentar:

Posting Komentar