SAMPIT - Tragedi angkutan penumpang umum kembali terjadi. Kali ini menimpa kapal penumpang angkutan laut. Kapal feri berjenis roro (roll of - roll on), KM Dharma Kencana I, milik PT Dharma Lautan Utama, terbakar hebat di sekitar perairan Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Sampit, Kalimantan Tengah, kemarin (18/5) sekitar pukul 12.45 WIB. Dugaan sementara, api berasal dari puntung rokok salah satu penumpang.
Kapal yang dinakhodai Matheuez Anton Kurniawan Saputra itu sesuai dengan manifes mengangkut 734 penumpang. Mereka terdiri atas 668 penumpang dewasa, 22 anak-anak, dan 22 bayi, serta 22 ABK (Anak Buah Kapal) dan 35 orang pekerja eksternal kapal. Total 769 penumpang. Selain itu, kapal mengangkut 35 kendaraan. Rinciannya, 8 sedan, 6 alat berat, 14 truk, 3 truk tronton, dan 4 truk fuso.
Api hanya membakar bagian dek atas kapal, sehingga puluhan mobil yang berada di dek bawah hingga palka terselamatkan.
Laporan sementara dari Kalteng Pos (Grup Jawa Pos), tidak ada korban jiwa. Namun, 95 penumpang terluka. Dari jumlah itu, tiga orang patah tulang, 1 trauma, 21 orang rawat jalan, dan 70 sisanya hanya luka ringan. Para korban mendapat perawatan intensif di RSU dr Murjani Sampit dan beberapa puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian.
Kapal terbakar saat memasuki perairan Sungai Mentaya. Tepatnya di sekitar boy satu, yang berada di sekitar Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kapal berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, akan merapat di Pelabuhan Sampit, dan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Belum ada penjelasan resmi menyangkut penyebab utama munculnya api, yang menghanguskan bagian dek penumpang. Informasi yang dihimpun Kalteng Pos menyebutkan, api diduga dari puntung rokok salah satu penumpang. Puntung tersebut jatuh ke tumpukan tali kapal. Embusan angin yang kencang membuat bara api pada puntung tersebut menyala hingga membakar seluruh gulungan tali kapal.
Api yang berkobar dari buritan kapal di dek atas langsung menjalar ke bagian kapal lain. Upaya pemadaman yang terlambat menyebabkan api terus berkobar dan secara bertahap membakar bagian-bagian kapal di dek atas.
Saat api berkobar, hanya sebagian kecil penumpang yang tahu. Pihak ABK, kata sejumlah penumpang yang diwawancarai koran ini, tidak mengumumkan bahaya yang terjadi. Penumpang hanya disuruh kembali ke tempat masing-masing dan dilarang melakukan apa pun.
Asap tebal dari kapal yang terlihat jelas dari dermaga Pelabuhan Pasar Samuda, menarik perhatian sejumlah motoris kelotok penyeberangan yang sandar di dermaga. Tanpa dikomando, mereka langsung menghidupkan mesin kelotoknya dan melaju ke arah kapal.
Menyadari apa yang terjadi, para penumpang langsung panik. Mereka berebut naik ke perahu motor nelayan untuk menyelamatkan diri. Karena berdesakan, tidak sedikit yang terjatuh. Mereka menderita luka berat dan luka ringan. Beberapa di antaranya terjun ke air, tanpa sempat membawa barang bawaan.
Para penumpang dievakuasi di sejumlah tempat, seperti di kawasan Pasar Besar Samuda, Pos Polair Samuda dan Kantor Adpel (Administrator Pelabuhan) Samuda. Para penumpang lantas dibawa ke Kota Sampit, dengan mobil angkutan yang disiapkan Pemkab Kotim.
Karena lokasi kejadian tidak jauh dari kota, upaya penyelamatan terbilang sangat cepat. Baik pemadaman api maupun evakuasi penumpang. Petugas bersama masyarakat bahu-membahu mengatasi kebarakan itu. Puluhan mobil ambulans disiapkan untuk mengevakuasi penumpang yang terluka-luka dan perlu segera mendapat perawatan medis.
Terbakarnya KM Dharma Kencana I mengantarkan para ABK berurusan dengan polisi. Kini, 22 ABK diamankan di Polairud Polda Kalteng untuk dimintai keterangan.
Saat diperiksa Polairud, kondisi para ABK terlihat belum stabil. Di antara para ABK, nakhoda kapal Matheuez Anton Kurniawan Saputra terlihat paling tegang. Dia kesulitan menjawab setiap pertanyaan petugas. "Api pertama terlihat dari gulungan tali jangkar di buritan kapal," tutur Matheuez.
Kaur Bin Ops Dit Polairud Polda Kalteng Kompol Teguh Eko Yulianto saat dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya masih menyelidiki kejadian itu. Teguh belum berani menyebutkan adanya tersangka atau tidak. "Kasus ini masih dalam penyelidikan dan ditangani Polairud karena peristiwanya di air. Tetapi, Polairud tetap berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya," sebutnya.
Dalam penanganan korban, lanjut Teguh, pihaknya menurunkan empat kapal ditambah kapal dari Pos AL (angkatan laut), KP3, polsek, dan banyak pihak lain. "Semua bergerak cepat menolong para penumpang agar tidak ada korban," cetusnya.
Pemimpin Cabang PT Dharma Lautan Utama, Hendroyono ST di lokasi evakuasi korban di Pasar Samuda memastikan, pihaknya siap menangani para penumpang agar bisa sampai tujuan masing-masing. "Kami telah menyiapkan armada pengganti untuk mengangkut para penumpang ke Sampit," jelasnya. (pud/uzi/arb/jpnn)
Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10492
Tidak ada komentar:
Posting Komentar