Jumat, 23 Mei 2008

Anggota Legislatif Malaysia Usulkan Gerakan Pro-Poligami

Ibrahim Ali, seorang anggota dewan legislatif di Malaysia mengusulkan sebuah gerakan agar para Muslimah tidak antipati terhadap poligami. Ia mengusulkan hal itu merespon banyaknya keluhan dari kaum perempuan yang merasa selalu disalahkan dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah perkawinan.

Ibrahim berpendapat, jika para Muslimah sudah bisa berlapang dada menerima poligami, tingkat perceraian akan menurun dan problem-problem perkawinan bisa diminimalkan.

"Persoalan-persoalan itu terjadi karena kaum perempuan tidak bisa menerima poligami. Bagaimana jika dilakukan kampanye agar kaum perempuan bisa menerima poligami, untuk mencegah munculnya persoalan-persoalan tersebut?" kata Ibrahim seperti dikutip harian Star.

Lebih lanjut anggota dewan legislatif dari kalangan independen di Malaysia itu mengatakan, kaum perempuan harus memahami bahwa laki-laki masih punya keinginan apa yang ia sebut "bersenang-senang", ketika isterinya sedang hamil atau ketika sang isteri sudah memasuki usia 50-an. Pada usia ini, kata Ibrahim, kaum perempuan biasanya sudah banyak menghadapi "persoalan."

Belum lama ini, anggota legislatif dari kelompok oposisi di Malaysia Fauziah Salleh mempertanyakan kualifikasi para konselor di pengadilan syariah, karena ia menerima banyak pengaduan dari kaum perempuan bahwa pengadilan sering memaksa mereka menerima tudingan bahwa persoalan perkawinan yang terjadi adalah akibat kesalahan pihak perempuan.

"Mereka tidak dinasehati tapi diberi 'saran'. Dan selalu saja, mereka mengatakan pada pihak perempuan bahwa merekalah yang salah. Jika ada persoalan keluarga, perempuan dibilang harus bersabar. Jika pihak perempuan dipukul, mereka juga dibilang harus bersabar, " papar Fauziah.

Hukum Malaysia membolehkan seorang suami memiliki empat isteri. Oleh para aktivis dan organisasi perempuan di Negeri Jiran, poligami dinilai kejam dan tidak sesuai dengan tujuan poligami seperti yang terdapat dalam Islam yaitu untuk melindungi para janda dan anak-anak yatim piatu. (ln/al-arby)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8523164045-anggota-legislatif-malaysia-usulkan-gerakan-pro-poligami.htm

Lelaki Berkacamata Kusam

Bila melihat bingkai kacamatanya saja, kita takkan menyangka bahwa ia adalah seorang cendekiawan. Kacamata kusam dan terlihat sebentuk kawat kecil yang sengaja diikatkan agar bingkainya tidak lepas. Untuk ukuran seorang mahasiswa S3 di Universitas Science Moskow, tak mungkin ia tak dapat membeli kacamata baru. Bahkan ia dapat membeli kacamata berbingkai emas sekalipun dengan tunjangan dollar yang didapatnya. Namun ternyata ia tak memilih itu, bahkan untuk mengganti kacamatanya saja ia enggan.

Sosoknya yang kecil dan kurus, tak bisa dipungkiri memang terlihat sekali ia berasal dari Asia. Ya, ia berasal dari Malaysia tepatnya dari Terengganu. Tak banyak bicara dan amat sangat pendiam. Namun bukan berarti ia tak pernah bicara. Perkataan yang keluar dari mulutnya yang kudengar adalah ilmu. Selebihnya adalah diam dan dzikir.

Dia seorang laki-laki yang sangat bersahaja dan pendiam. Walaupun bergelar sarjana strata tiga, dia mau belajar dan mendengar dari suamiku. Usia suamiku lebih muda dan tingkat akademisnya lebih rendah darinya. Namun langkahnya tak menjadi berat untuk menyambangi rumah kami yang jauhnya 12 stasiun metro dari asrama tempat dia tinggal. Datang dan mendengar dengan khusyu pada setiap kalimat kebaikan yang teruntai pada setiap majlis pekanan.

Perjumpaan mereka diawali dari seringnya suamiku mengikuti program i’tikaf di Masjid Prospek Mira, Moskow. Sosok kecil yang tenggelam di antara ratusan jama’ah kaukasus yang berbadan besar, membuat pandangan suamiku terhujam padanya. Ternyata yang mengalir dari mulutnya adalah bahasa melayu sebab awalnya suamiku menyangka beliau orang Vietnam. Maka sejak itulah sosoknya kerap hadir di rumah kami untuk memperdalam ke-Islaman.

Ternyata kisah hidupnya di masa lalu begitu getir. Berat sekali baginya untuk mengucapkan pengalaman buruk yang pernah dialami. Air susu dibalas air tuba, niat tulusnya untuk mendapatkan nisfu dien dibalas dengan perbuatan yang sulit terlupakan. Namun dia ikhlaskan semuanya kepada Allah dan kembali sibuk menimba ilmu yang lebih tinggi lagi. Rutinitas hariannya banyak di habiskan di kampus dan di masjid. Sangat mudah suamiku menemuinya bila tak ada di asrama, maka dia akan menguntai kalimat cinta di rumah Allah tersebut.

Kini dia telah membuka lembaran hidupnya yang baru bersama seorang muslimah Nalchik, Kaukasus Utara. Kebahagiaan yang ditemuinya saat berada di rumah suci tempat menguntai dzikir. Namun sikap tawadhu-nya masih dipelihara dan masih menjadi sosok kekalnya hingga kini. Seorang lelaki dengan kacamata kusam itu masih kembali mengukir masjid dengan dzikirnya. (Ellina Supendy)

Sumber: http://www.eramuslim.com/atk/oim/8522140007-lelaki-berkacamata-kusam.htm

Kamis, 22 Mei 2008

Pemuda Saudi Berhasil Taklukkan Puncak Gunung Tertinggi Dunia



Farouq Saad Hamad al-Zuman, pemuda Saudi berusia 30 tahun berhasil menancapkan bendera Arab Saudi di puncak Gunung Everest pada Rabu (21/5). Dia adalah orang Saudi pertama yang berhasil menaklukan gunung tertinggi di dunia itu.


Al-Zuman sampai di puncak pada pukul 12.40 siang waktu Saudi. Ibunda Al-Zuman mengungkapkan rasa syukur dan bangganya ketika puteranya dikabarkan berhasil mencapai puncak Gunung Everest. "Saya bersyukur pada Allah karena cita-cita anak lelaki saya dan misi bangsa Saudi sukses. Farouq membuat kami semua bangga, " kata sang ibu, Aasma Al-Yahya pada Arab News.


Tiga dari 10 orang tim ekspedisi pendakian Gunung Everest gagal mencapai puncak. Salah seorang pendaki asal Jepang bahkan kondisinya kritis ketika masih di tengah pendakian.


Al-Zuman kini mendapat julukan baru "Sir Edmund Hillary of Saudi Arabia.." Julukan itu diberikan oleh boss dan sponsor al-Zuman, Sultan Al-Bazie yang juga CEO Attariq Communications. Edmund Hillary, pendaki gunung asal Selandia Baru bersama penunjuk jalannya Tenzing Norgay asal Nepal, adalah orang-orang pertama yang berhasil menaklukan puncak Everest pada tahun 1953. Dalam sejarah pendakian Gunung Everest, tercatat 10 orang pendaki tewas sebelum mencapai puncak tertinggi dunia itu.


Sebelumnya, Al-Zuman juga berhasil mencapai puncak Gunung Rainer di Washington, AS, Gunung Halealala di Maui, Hawai dan Gunung Shasta di California. Selain sebagai pendaki gunung, Al-Zuman juga dikenal sebagai perenang profesional dan pemegang sabuk hitam Tae Kwondo. (ln/ArabNews)


Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8522174500-pemuda-saudi-berhasil-taklukkan-puncak-gunung-tertinggi-dunia.htm

Rekor Terbanyak Gapai Everest



Appa Sherpa 18 Kali Berada di Puncak Dunia

KATHMANDU - Sebagai gunung tertinggi di dunia, banyak rekor yang dikaitkan dengan Mount Everest. Mulai yang tertua, termuda, tercepat, dan sebagainya.


Kalau ditanya siapa yang terbanyak menggapai atap dunia dengan ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut itu, jawabnya adalah Appa Sherpa. Pendaki berusia 48 tahun tersebut 18 kali menjejakkan kakinya di puncak gunung yang menurut versi Tiongkok bernama Qomolangma itu.


Appa memecahkan rekor sendiri 17 kali menggapai puncak Everest. Asosiasi Pendakian Nepal mengatakan kepada AFP bahwa Appa mencapai puncak tertinggi di dunia itu ketika hari masih pagi.


"Appa Sherpa mencapai puncak Everest pada pukul 05.45 (waktu setempat)," ungkap Ang Tsering Sherpa, salah satu anggota asosiasi tersebut. Saat Appa menggapai puncak Everest itu, persis pukul 00.00 GMT.


Pendaki tersering kedua di belakang Appa adalah Chhewang Nima, 42. Dia sukses mencapai puncak gunung yang berada di rangkaian Pegunungan Himalaya tersebut hingga 15 kali.


Saat ini adalah waktu terbaik untuk mendaki Everest. Tidak mengherankan jika banyak pendaki yang sudah siap menuju puncak gunung tersebut. Itu terlihat dari banyaknya tenda pendaki yang berjajar di lereng gunung hingga mencapai beberapa kilometer. Apalagi, jalur pendakian itu sempat ditutup untuk memberi kesempatan pembawa obor Olimpiade Beijing mencapai puncak tersebut.


Appa Sherpa mulai mendaki Everest 1987. Dia menjadi pilihan banyak pendaki asing untuk dijadikan pendamping. Sebagai lelaki yang dilahirkan dan besar di wilayah tersebut, dia sangat mengenal medan pendakian Everest.


Bapak empat anak itu pun menjadikan aktivitas penunjuk jalan bagi para pendaki sebagai profesi dan sumber nafkahnya. Pencapaian ke-18 tersebut diraih saat dia mengantar tim ekspedisi Eco Everest yang mencoba meneliti efek pemanasan global terhadap puncak Everest. "Dia tidak berencana mencapai puncak, namun bergabungnya dia dengan ekspedisi Eco Everest merupakan keinginannya untuk meningkatkan kepedulian atas mulai melelehnya sungai es dan melemahnya lingkungan pegunungan," ujar Ang Tsering.


Puncak Everest pertama terjamah manusia pada 1953. Edmund Hillary dan Terzing Norgay-lah yang pertama melakukan itu.


Sejak itu, tidak kurang dari 3.000 ekspedisi pendakian berhasil sampai di puncak. Juga tercatat sedikitnya 200 orang telah kehilangan nyawa dalam upaya menggapainya. (AFP/BBC/erm/ruk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342989


Rabu, 21 Mei 2008

Mini Menangis, Andrea Kabur ke Himalaya



Jelang Syuting Laskar Pelangi

JAKARTA - Artis cantik Cut Mini tidak bisa memendam rasa haru ketika ditawari salah satu peran untuk film Laskar Pelangi. Bahkan, Cut Mini sampai menangis tiga kali setelah diterima Miles Production untuk memerankan Ibu Muslimah (Bu Mus), dalam film yang diadaptasi dari novel Andrea Hirata itu.


Menurut perempuan yang akrab disapa Mini tersebut, datangnya tawaran sungguh mengejutkan. "Ini kejadian yang nggak disangka. Ketika itu, di rumah lagi heboh buku Laskar Pelangi dan saya ke toko buku untuk membelinya. Buku belum sempat dibuka, tiba-tiba Riri (Riri Riza, sutradara Laskar Pelangi, Red) telepon, menawarkan kasting film," kisahnya saat jumpa pers jelang syuting Laskar Pelangi di MP Book Point, Senin (19/5) malam.


Tanpa berpikir, Mini menerima. Terlebih, sejak lama dirinya mengincar peran yang disutradarai Riri dan diproduseri Mira Lesmana tersebut. "Seminggu kemudian, saya ditelepon lagi untuk kasting kedua. Saya disuruh pakai baju muslim, pakai kerudung. Sejak itu, keinginan saya untuk memerankan Bu Mus tambah kuat," imbuhnya.


Seminggu kemudian, Mira menelepon dan mengatakan bahwa dirinya terpilih menjadi Bu Mus. "Alhamdulillah. Saya senang banget sampai menangis," terang Mini. Tangisan Mini belum habis. Saat menerima potongan skenario yang harus dia hafal dan pahami, dia menangis lagi. "Bolak-balik saya baca, saya menangis. Orang rumah sampai bilang, kenapa sih pakai menangis segala. Tapi, saya antusias banget, nggak tahu kenapa," ungkapnya.


Tangisan Mini tumpah lagi saat jumpa pers, kemarin (20/5). Di hadapan beberapa seniornya, seperti Mathias Muchus, Alex Komang, Slamet Rahardjo, Ikranagara, Riri dan Mira, serta sang penulis, Andrea, air mata Mini menetes. "Saya merinding. Kampungan ya, pake acara nangis segala. Tapi, saya benar-benar terharu," akunya.


Beberapa waktu lalu, Mini sudah menuju Belitung, lokasi syuting Laskar Pelangi dan lokasi asli tulisan di novel itu. Dia sudah bertemu dengan beberapa anak yang terpilih lewat kasting di sana. Dia juga berjumpa dengan Bu Mus yang asli. "Saya bilang, saya Bu Mus yang palsu. Kagum sekali saya sama dia (Bu Mus, Red). Dia perempuan tegar dan sabarnya tinggi sekali," puji Mini.


Bukan hanya Mini yang antusias. Andrea yang mengaku sudah membaca skenarionya sampai draf ke-11 sangat berharap agar filmnya segera selesai. "Amazing! Mereka (pemain, Red) bisa adaptasi dengan baik. Fair, skenario lebih baik daripada novelnya," ucapnya. "Ini proyek luar biasa bagi suku saya. Sudah nggak sabar. Biar tidak terasa lama menunggu syuting, saya pergi ke luar negeri dulu. Niatnya ke Himalaya," imbuh pria asal Belitung itu.


Menurut Mira, pada 24 Mei pihaknya berencana syukuran di Belitung, kemudian syuting. Sebelumnya, sudah dilakukan kasting pemain untuk mendapatkan pemeran anak-anak. "Ada 1.300 yang dikasting. Semua anak asli Belitung. Hanya 12 yang kami pilih," kata Mira.


Film yang skenarionya ditulis Salman Aristo tersebut rencananya dirilis pada September 2008. Selain 12 anak asli Belitung, Laskar Pelangi juga menampilkan 12 aktor terkenal lain. Misalnya, Jajang C. Noer, Tora Sudiro, Rieke Diah Pitaloka, dan Lukman Sardi. (gen/tia)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342596


Hidupkan Gen Hewan Punah



Diambil dari Spesimen Berusia 100 Tahun, Ditanamkan ke Tikus

SYDNEY - Mimpi menghidupkan binatang yang sudah punah, seperti tergambar dalam film Jurassic Park, kian mendekati kenyataan. Kemarin (20/5), sekelompok ilmuwan menyatakan telah "menghidupkan kembali" sebuah gen dari macan Tasmania yang telah punah.


Cara yang mereka lakukan persis yang digambarkan dalam Jurassic Park. Ilmuwan dari beberapa universitas di Australia dan AS mengekstrakkan sebuah gen dari spesimen thylacine, hewan mirip anjing yang lebih dikenal dengan nama macan Tasmania. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. "Ini kali pertama DNA dari spesies yang telah punah dipakai untuk memancing respons fungsional pada makhluk hidup lain," kata Andrew Pask dari University of Melbourne yang memimpin proyek itu.


Macan Tasmania terakhir mati di kandangnya di Kebun Binatang Hobart pada 1936. Namun, jaringan thylacine, baik jaringan muda maupun jaringan dewasa, diasetkan di dalam alkohol. Tim riset itu menggunakan spesimen tersebut dari Museum Victoria di Melbourne.


"Tim riset ini mengisolasi DNA dari spesimen berusia 100 tahun. Setelah memastikan bahwa itu benar-benar DNA thylacine, kami lalu menanamkan ke dalam embrio tikus dan meneliti fungsinya. Ternyata, DNA thylacine tersebut benar-benar bisa dibangkitkan. Ia berfungsi dalam pengembangan cartilage tikus, yang nanti membentuk tulang," jelas Pask.


Temuan itu seolah membangkitkan kembali mimpi menciptakan ulang binatang yang telah punah. Mike Archer, dosen di University of New South Wales yang memimpin upaya mengkloning thylacine saat masih menjadi direktur Museum Australia, menyebut temuan tersebut sebagai langkah amat penting. "Secara pribadi, saya sangat yakin hal itu bisa terjadi. Saya punya tim yang juga meneliti binatang yang telah punah. Kami pikir itu sangat mungkin dilakukan," katanya kepada Australian Broadcasting Corporation.


Pask juga yakin bahwa menciptakan binatang-binatang yang sudah punah mungkin dilakukan suatu hari nanti. Namun, menurut dia, hal itu tidak mungkin dilakukan dengan teknik yang dipakai timnya saat ini. "Kita memang bisa melihat fungsi salah satu gen dalam binatang tersebut. Tapi, kebanyakan binatang memiliki 30.000 gen," katanya.


Dengan teknik yang lebih maju, lanjut Pask, peneliti mungkin mampu menghidupkan kembali binatang yang sudah punah. "Itu nanti, saat sains sudah sampai ke tahap tersebut. Saat ini, kami belum bisa melakukannya. Teknik yang kami ciptakan sekarang baru bisa dipakai untuk melihat fungsi DNA dari spesies apa pun yang sudah punah. Jadi, Anda bisa memanfaatkan untuk melihat fungsi gen mammoth, manusia Neanderthal, bahkan dinosaurus. Kalau kita punya gennya, tentu," terang Pask. Hasil studi ilmuwan Australia-AS tersebut akan diterbitkan dalam jurnal sains internasional PLoS ONE edisi Selasa.


Di tengah kian banyaknya spesies yang terancam punah, temuan itu dianggap sangat vital. "Metode kami ini menunjukkan bahwa akses kita terhadap keragaman genetik makhluk hidup yang telah punah mungkin tak sepenuhnya musnah," kata Marilyn Renfree dari University of Melbourne.


Namun, Renfree juga mengingatkan bahwa tujuan riset itu bukan untuk menciptakan kembali binatang-binatang yang telah punah. "Itu mungkin bisa dilakukan suatu saat nanti. Tapi, saya kira tidak pada generasi kami. Pada generasi anak-anak kami, mungkin. Tapi, masih diperlukan demikian banyak tahap sebelum kita benar-benar bisa melakukannya."


Mimpi menghidupkan kembali hewan yang telah punah seolah meledak pada 1993 saat film fiksi sains Jurassic Park menyerbu bioskop. Dalam film garapan Steven Spielberg berdasar novel Michael Crichton tersebut, digambarkan para ilmuwan mengkloning gen dinosaurus yang didapatkan dari fosil nyamuk prasejarah yang pernah mengisap darah binatang raksasa tersebut. Raksasa prasejarah itu pun lahir kembali dan menebar teror. (AFP/sha/soe)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=342668


Selasa, 20 Mei 2008

Ijinkan Aku

Aku tahu. Aku sadar. Seberat apa pun perjuanganku di negeri asing ini, sampai kapan pun takkan pernah cukup untuk menggantikan segala jerih payah kedua orang tuaku. Pengorbananku tidaklah seberapa dibandingkan penderitaan ibu ketika mengandungku selama sembilan bulan lamanya. Bantuan yang aku berikan tidaklah cukup untuk menggantikan segala usaha ayah yang telah banting tulang memenuhi semua kebutuhan hidupku. Sangatlah tolol jika aku berpikir bahwa aku telah berbuat yang terbaik bagi mereka. Aku hanyalah seorang anak yang telah lama menyusahkan dan mengecewakan mereka, memberi beban hidup yang sangat berat untuk dipikul.

Aku bersyukur bahwa aku memiliki kedua orang tua yang paling hebat di dunia ini. Tidak ada yang dapat menggantikan ibu dan ayahku. Tidak ada sesuatu pun yang paling berharga di dunia ini selain kasih sayang dan restu mereka. Ibu dan ayah adalah orang-orang yang paling aku rindui. Setiap saat aku rindu mereka. Aku ingin mencium tangan mereka. Aku ingin memeluk ibu dan ayah. Ya Allah berikanlah aku kesempatan untuk itu.

Teringat ketika aku berkata kepada ibu lewat telepon bahwa aku akan memperpanjang kontrak kerjaku di negeri ini. Aku akan menunda kepulangan. Terdengar ibu terisak penuh kesedihan. Maafkan aku ibu. Bukannya aku tidak rindu ibu. Bukannya aku bermaksud untuk durhaka. Aku hanya ingin meraih cita-citaku. Aku sangat berharap semua adik-adikku bisa menyelesaikan sekolah dan berlanjut ke perguruan tinggi. Aku tak ingin mereka putus kuliah karena kendala biaya. Tidak seperti aku yang tidak selesai kuliah. Cukuplah aku yang bersedih karena tidak selesai kuliah. Semoga saja segala cita-cita adik-adikku tercapai. Semoga saja aku bisa menolong mereka. Dan semoga saja mereka menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada ibu dan ayah. Menjadi pembela agama-Nya yang benar. AMIN.

Dengan segala keterbatasanku aku memohon kekuatan-Mu ya Allah. Ijinkan aku…