Tampilkan postingan dengan label kriminal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kriminal. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juli 2009

2 Korban Tewas di Marriott Hancur, Bagian Tubuhnya Berserakan






Jakarta - Kondisi 2 dari 4 korban tewas di Hotel JW Marriott, Jakarta, sangat mengenaskan. Saat ditemukan, jenazah mereka tidak lagi utuh. Bagian tubuhnya terpotong-potong akibat terkena bom.

"2 Kondisi mayat mengenaskan. Ditemukan potongan tangan, mata, tempurung kepala, otak, paha, bagian tubuh lainnya. Semuanya berserakan," tutur petugas PMI cabang Jakarta Pusat Yulia Ramadhani (27) di Hotel JW Marriott, Jakarta, Jumat (17/7/2009).

Menurut Yulia, 2 mayat mengenaskan itu dimasukkan ke dalam kantong kecil kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati. "Jumlah kantong kecilnya ada 6 atau 7, saya lupa," kata dia.

Sedangkan 4 mayat lainnya, lanjut Yulia, kondisinya utuh. Mayat tersebut kemudian dibawa ke RSCM. "Yang utuh ke RSCM, kalau serpihan dibawa ke RS Polri Kramatjati," imbuh dia.
(nik/i

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2009/07/17/115300/1166905/10/2-korban-tewas-di-marriott-hancur-bagian-tubuhnya-berserakan

Bom Meledak di Marriott, Panglima TNI Diminta Balik ke Jakarta



Magelang
- Saat bom meledak di Hotel Ritz Carlton dan Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso sedang berada di Magelang, Jawa Tengah. Dia terkejut saat mendapat laporan mengenai ledakan itu. Dia telah diperintah Presiden SBY untuk kembali ke Jakarta.

"Saya baru turun dari upacara, yang saya dengar memang terjadi ledakan di Marriott dan Ritz Carlton," kata Panglima usai upacara Prasetya Perwira Lulusan Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karir Tahun Ajaran 2008 di Lapangan Kompleks Akademi Militer (Akmil) Jl. Gatot Soebroto Kota Magelang, Jumat (17/7/2009).

Panglima TNI telah memerintahkan jajarannya untuk membantu polisi dalam menangani kasus ini. "Sekarang masih dalam penyelidikan. Yang di depan polisi, kita membantu ya," tegas Panglima.

Terkait ledakan bom ini, Presiden SBY sudah memerintahkan dirinya untuk terbang ke Jakarta untuk melakukan rapat koordinasi.  "Setelah ini, saya segera kembali," tegas Panglima.

Saat ditanya apakah ledakan bom ini merupakan ulah teroris, Panglima TNI tidak mau berspekulasi. Begitu juga saat ditanya apakah bom ini terkait dengan penembakan di PT Freeport, Papua. "Kami tidak mau ada spekulasi. Saya di sini ada acara intern dan setelah ini saya akan kembali ke Jakarta," jelas Panglima.

Bom meledak di JW Marriott sekitar pukul 07.45 WIB. Setelah itu, pada pukul 07.47 WIB, bom meledak di Hotel Ritz Carlton yang berada di sampingnya. Saat ini, 9 orang dinyatakan tewas akibat dua bom itu.

(asy/asy)

Sumber:
http://www.detiknews.com/read/2009/07/17/114256/1166887/10/bom-meledak-di-marriott-panglima-tni-diminta-balik-ke-jakarta

Rabu, 19 November 2008

200 Orang Masih Ditahan Pembajak

WASHINGTON, TRIBUN - Pembajakan di laut meningkat tajam dalam tahun ini. Menurut catatan lembaga keamanan meritim internasional yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia, lebih dari 80 kapal diserang di lepas pantai Somalia, 36 di antaranya berhasil dibajak. Hingga saat ini, 14 kapal dengan jumlah total kru lebih dari 200 orang yang masih ditahan pembajak di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Peristiwa pembajakan terakhir yang terjadi Sabtu (15/11). Kapal supertanker milik Arab Saudi bernama the Sirius Star, dibajak pada sekitar 450 mil laut arah selatan Mombasa, Kenya.

Lokasi itu jauh dari lokasi beberapa pembajakan terakhir. Diperkirakan pembajak melebarkan wilayahnya untuk menghindari patroli multinasional.

"Saya terkejut karena ukuran kapal itu sangat besar,'' kata Admiral Mike Mullen, pemimpin pasukan gabungan dalam sebuah konferensi pers di Washington, Selasa (18/11).

Kapal Sirius Star memang meiliki ukuran raksasa. Menurut keterangan pemilik kapal yakni Vela International, yang berbasis di Arab Saudi, dengan panjang 1.080 kaki, kapal ini mampu membawa dua juta barel minyak mentah.

Kapal ini dikendalikan oleh 25 orang kru di antaranya warga negara Kroasia, Inggris, Filipina, Polandia dan Arab Saudi.

Pembajak menguasai kapal supertanker berbendera Arab Saudi yang memuat minyak mentah senilai lebih dari 100 juta dolar AS di lepas pantai Kenya. Menurut pejabat angkatan laut Amerika, ini adalah kapal berukuran terbesar yang pernah dibajak.

Pembajakan ini terjadi di tengah meningkatnya upaya pembajakan oleh pembajak dari Somalia di beberapa bulan terakhir. Ini adalah kali pertama pembajak berhasil menguasai kapal minyak bermuatan penuh.

Pembajakan ini memperburuk keamanan di lepas pantai dekat perbatasan Somalia, yang selama ini dikenal rawan pembajakan.

Pembajak dipastikan menggunakan persenjataan berat dan menggunakan kapal cepat yang dilengkapi telepon satelit dan GPS. (ear)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=25171&kategori=14

Tanker Bermuatan 100 Juta Dolar AS Dibajak

JEDDAH, TRIBUN - Pembajak menguasai kapal supertanker berbendera Arab Saudi Pirates yang memuat minyak mentah senilai lebih dari 100 juta dolar AS di lepas pantai Kenya. Menurut pejabat angkatan laut Amerika, ini adalah kapal berukuran terbesar yang pernah dibajak.

Pembajakan ini terjadi Sabtu (15/11) di tengah meningkatnya upaya pembajakan oleh pembajak dari Somalia di beberapa bulan terakhir. Ini adalah kali pertama pembajak berhasil menguasai kapal minyak bermuatan penuh.


"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk pertama kalinya pembajak berhasil menguasai kapal sebesar ini. Kapal ini besarnya tiga kali kapal induk yang membawa pesawat tempur,'' kata Letnan Nathan Christensen, jurubicara angkatan laut AS, Selasa (18/11) WIB.


Pembajakan ini memperburuk keamanan di lepas pantai dekat perbatasan Somalia, yang selama ini dikenal rawan pembajakan.


Pembajak dipastikan menggunakan persenjataan berat dan menggunakan kapal cepat yang dilengkapi telepon satelit dan GPS. (ear)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=25168&kategori=14

Kamis, 10 Juli 2008

Perampokan di Sebuah Toko HP

Lagi-lagi terjadi perampokan di sekitar tempat kerjaku. Kali ini yang menjadi korban adalah sebuah toko HP yang berada tepat di samping kantorku. Modusnya pura-pura menjadi pembeli. Setelah penunggu toko memperlihatkan dua buah HP, tiba-tiba saja pembeli gadungan tersebut membawa lari barang berharga itu.

Ada dua orang pelaku perampokan. Mereka melarikan diri memakai sebuah mobil. Tidak jauh dari toko HP tersebut terdapat beberapa mobil yang melintasi jalan. Karena perampok tersebut terburu-buru, akhirnya menabrak tiga mobil secara beruntun. Sayangnya kedua perampok itu berhasil melarikan diri. Kasihan sekali si penunggu HP. Padahal sekitar sepuluh menit sebelum kejadian itu, aku bersamanya mengobrol di dalam toko itu.

Mobil yang kena tabrak juga lumayan parah. Beberapa pekan sebelumnya terjadi juga perampokan di sebuah apotek yang berada di samping toko HP itu. Ada tiga orang pelaku. Yang pertama masuk ke dalam apotek sambil membawa sebuah botol. Dia mengancam untuk memecahkan botol itu dan mengarahkannya kepada apoteker itu. Yang kedua menunggu di depan pintu apotek sambil mengawasi keadaan di sekitarnya. 

Setelah apoteker Mesir menyerahkan sejumlah uang, dia lari keluar. Ada pekerja India yang berusaha menghadang orang itu. Botol yang dipegangnya itu dipecahkan untuk menakuti pekerja itu. Lalu mereka berdua berlari menuju ke mobil yang diparkir agak jauh dari apotek itu. Di dalam mobil itu sudah menunggu orang yang ketiga. Kasihan sekali, orang Mesir itu padahal baru bekerja di apotek tersebut.

Duh kenapa di negeri ini sering terjadi kriminalitas seperti ini? Ada apa gerangan?

Rabu, 04 Juni 2008

Pelempar Ikan Panas Jadi Tersangka

TASIKMALAYA, TRIBUN - Ny A (35), warga Perum Bumi Resik Panglayungan, Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolresta. Ibu rumah tangga ini sebelumnya diduga melemparkan ikan goreng panas ke wajah Noni (17), pembantunya, yang menyebabkan korban terluka bakar di leher dan muka.


Kasatreskrim Polresta Tasikmalaya, AKP Andri Kurniawan SIK, didampingi Kaur Binops, Iptu Rusdianto, Rabu (4/6), menyebutkan, Ny A akhirnya ditetapkan sebagai tersangka setelah pihaknya mendapatkan cukup bukti.


Tersangka dikenai UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun.


Seperti diberitakan sebelumnya, Ny A tiba-tiba melempar ikan goreng yang masih panas ke arah muka Noni di dapur rumahnya. Saat itu Ny A emosi setelah mengetahui ikan goreng itu gosong. Sebelumnya Noni mengiris sayuran di luar karena di dapur gelap akibat padam listrik.


Noni rupanya lupa tengah menggoreng ikan. Ia malah asyik mengiris sayuran. Ketika melihat Ny A pulang siang hari, barulah ia teringat akan ikan yang tengah digoreng. Ikan itu ternyata sudah gosong dan oleh korban diangkat untuk ditiriskan. Korban kemudian melanjutkan pekerjaannya, hingga akhirnya terjadilah aksi pelemparan itu.


Kepada petugas yang memeriksanya, Ny A mengakui segala perbuatannya. Namun ia menyatakan tidak menduga bahwa ikan itu masih panas, sehingga cipratan minyaknya mengenai muka dan leher Noni.


"Saat itu saya lapar dan ingin makan. Tapi saat melihat ikan gosong, ikan itu langsung saya lempar ke arah Noni," tutur tersangka. (nip)


Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=10903&kategori=9

Senin, 02 Juni 2008

Dilempar Ikan Goreng Panas

TASIKMALAYA, TRIBUN - Nasib malang menimpa Noni Anisa Banurea. Gadis manis berusia 17 tahun asal Kabupaten Dairi, Sumut, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) ini mengalami luka bakar di leher dan wajahnya.


Luka itu setelah Noni dilempar ikan goreng panas oleh majikannya, di Perum Bumi Resik Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Senin (2/6).


Awalnya Noni yang tampak masih lugu itu hanya bisa pasrah dan berupaya meminjam salep kepada tetangganya sesama PRT. Tapi teman korban merasa iba dan melaporkan kejadian itu ke Ketua RT setempat. Karena mengandung unsur kekerasan, Ketua RT meneruskan laporan itu ke Pospol Cipedes. Saat itu juga Noni dibawa ke Pospol Cipedes untuk dimintai keterangan.


"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan, termasuk terus memintai keterangan dari Noni," ungkap Kapospol Cipedes Ipda E Sunaryo melalui Kanitreskrim Aiptu Hari Sakti.


Hingga kemarin siang, seorang ibu rumah tangga berinisial Ny A yang diduga melakukan aksi kekerasan itu belum diperiksa. Menurut Hari, pihaknya tidak mau gegabah bertindak sebelum keterangan dan bukti dirasa cukup.


Kepada petugas yang memeriksanya, Noni menuturkan, sekitar pukul 08.00 ia tengah memasak. Sementara Ny A, suami dan anaknya sudah berangkat dari rumah untuk bekerja dan sekolah. "Saat itu saya tengah menggoreng ikan. Sambil menunggu matang saya mengiris bumbu di luar karena di dapur gelap akibat listrik padam," ujarnya.


Tengah asyik mengiris bumbu, tiba-tiba Ny A muncul diduga bermaksud mengambil sesuatu yang ketinggalan. Teringat ikan yang masih digoreng, Noni bergegas ke dapur dan melihat ikan sudah agak gosong. Dengan perasaan cemas, ikan itu segera diangkat dan ditiriskan.


Namun rupanya keteledoran korban itu terlihat oleh Ny A. Korban langsung dipanggil. Entah bagaimana persisnya, Ny A melempar ikan masih panas ke arah muka korban.


Untungnya korban berkelit sehingga ikan panas itu luput mengenai mukanya. Tapi sial, minyak yang masih panas menyiprat ke arah leher dan mukanya. Noni langsung menangis karena kesakitan. Sementara Ny A pergi lagi.


"Sambil menangis saya pinjam salep ke teman saya sesama PRT," tutur Noni.


Luka bakar di leher dan mukanya tampak berwarna kecoklatan. Yang paling parah luka bakar di leher. Menurut Noni, baru kali ini majikannya bertindak sangat kasar. Biasanya kalau ada kesalahan paling menjambak rambut. (stf)


Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=10730&kategori=9

Jumat, 16 Mei 2008

Praja Tusuk Praja di IPDN

BANDUNG - Kisruh kembali terjadi di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) Jatinangor. Muzian Belly Eppri, 21, salah seorang madya praja di kampus itu, ditangkap petugas Polres Sumedang karena menusuk kawannya sendiri sesama praja. Peristiwa tersebut terjadi kemarin (15/5).


Vefi Eikeu Yandra, 21, yang menjadi korban penusukan, mengalami luka serius di paha kirinya. Hingga tadi malam, dia masih dirawat di Kamar Sakit Asrama (KSA) setelah sempat dilarikan ke RS AMC Cileunyi.


Menurut informasi yang dihimpun Radar Bandung (Grup Jawa Pos), peristiwa itu dipicu rasa jengkel Muzian terhadap Vefi.


Kejadiannya bermula sekitar pukul 11.30 WIB, menjelang istirahat. Saat itu, sejumlah madya praja (praja tingkat dua) berada di barak Irian Jaya Barat. Kebetulan, hari itu jam kuliah kosong karena dosennya sedang rapat.


Muzian yang tengah beristirahat di tempat tidurnya didatangi Vefi. Muzian dimarahi Vefi karena selalu kurang dalam membayar iuran TV.


Muzian yang merasa uang sakunya memang terbatas dan tidak bisa memberikan lebih itu pun mencoba memberikan pengertian. Namun, Vefi tidak mau mengerti.


Ketika anak Baturaja, Sumatera Selatan, tersebut akan tidur, Vefi membanting barang pecah belah. Itu membuat Muzian kaget. Emosinya pun tersulut. Muzian lantas mengambil pisau pembuka botol dari dalam tasnya.


Sambil menghunus pisau, Muzian menghampiri tempat tidur Vefi. Saat itu madya praja lainnya yang berada dalam satu barak berupaya menghalang-halangi dan meredam emosi Muzian. Tapi, upaya tersebut tak berhasil.


Dalam keadaan emosional, Muzian menusuk paha kiri bagian belakang Vefi. Akibatnya, praja yang berasal dari Sumatera Barat itu mengalami luka serius. Teman-temannya lantas melarikan dia ke RS AMC Cileunyi.


Kasatreskrim AKP Hotben Gultom kepada Radar Bandung ketika dikonfirmasi mengatakan, kejadian itu berlatar belakang rasa jengkel tersangka Muzian terhadap korban Vefi.


Apakah rasa jengkel itu spontan pada saat kejadian, ataukah memang kejadian tersebut merupakan akumulasi rasa jengkel korban dari hari-hari sebelumnya seperti disampaikan tersangka? Hotben belum berani memastikan. "Kami akan memintai keterangan para saksi," jelasnya.


Mengenai ancaman hukuman yang dituduhkan kepada tersangka, Hotben menyebutkan, Muzian dikenai pasal penganiayaan, yaitu pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman seberat-beratnya lima tahun. Sedangkan pemeriksaan terhadap korban belum bisa dilakukan karena luka-lukanya masih dalam perawatan. Luka Vefi, menurut keterangan dokter, cukup dalam dan dijahit sebanyak tujuh jahitan. Tiga jahitan pada bagian dalam dan empat jahitan di bagian kulit luar. "Jadi, korban akan diperiksa belakangan," ujarnya.


Di bagian lain, Rektor IPDN Prof Johannes Kalloh ketika dihubungi tadi malam sedang rapat pimpinan. Melalui telepon, ajudannya menyampaikan bahwa Kalloh tidak bisa diganggu. "Maaf mas, bapak sedang rapat dan tidak bisa diganggu. Rapat sangat penting!" tegasnya.


Sang ajudan mengatakan, rektor telah membuat press release kronologi kejadian itu untuk dipublikasikan. Menurut dia, kejadian tersebut berlangsung siang kemarin sekitar pukul 12.00.


"Muzian menusukkan badik siasan (parang) ke korbannya setelah perang mulut," katanya. Pelaku dan korban sama-sama berstatus madya praja.


Sebelumnya, Vefi yang kontingen Sumbar itu sedang menutup lemari belajar di petak dan barak tersebut. Pelaku Muzian asal Sumsel juga satu petak dengan korban. Saat itu pelaku tengah tertidur lelap. Pintu lemari korban terjatuh ke lantai sehingga menimbulkan bunyi sangat keras.


"Pelaku terbangun dari tidurnya lantaran bunyi dentuman keras tadi. Merasa tidak enak, pelaku marah dan terjadilah perang mulut hingga berakhir ke penusukan," paparnya.(cwp/tri/jpnn/kum)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10474

Senin, 31 Maret 2008

Ibu dan Anak Dibunuh

Senin, 31 Mar 2008,

Mayatnya Tergeletak di Ruang Tamu, Penuh Tusukan
SURABAYA - Kasus pembunuhan kembali terjadi di wilayah hukum Polres Surabaya Selatan. Ibu dan anak, Veronica Madia Indria Tjahjati, 57, dan Devi Puspita Sutedia, 24, tewas mengenaskan di rumahnya, Babatan Pratama Blok N-7, kemarin (30/3).

Tubuh keduanya ditemukan tergeletak bersimbah darah di lantai ruang tamu di depan kamar tidur Devi. Bekas bacokan dan tusukan senjata tajam terlihat di beberapa bagian tubuh kedua korban.

Siku kiri Veronica nyaris putus dan di dadanya terdapat satu tusukan. Di sebelah jasad Veronica yang telentang di lantai, tergolek jasad Devi dengan tujuh luka tusukan di dada serta perut.

Veronica merupakan mantan karyawan sebuah pabrik farmasi yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga. Devi, anaknya, bekerja sebagai operator telepon di Hotel Shangri-La.

Tidak ada tanda-tanda perampokan dalam kejadian tersebut. Dua kamar di rumah itu memang acak-acakan, namun tidak ada barang yang hilang dari rumah tersebut, selain ponsel milik Devi dan Veronica. Pintu serta jendela rumah juga tidak rusak. Karena itu, diduga pelaku masuk rumah dengan cara baik-baik.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, jasad Veronica dan Devi kali pertama ditemukan pukul 05.30 oleh Denok, wanita 45 tahun yang merupakan tukang antar-jemput Devi. Kepada petugas, Denok mengaku sehari sebelumnya sudah dipesan Devi untuk menjemput pada Minggu pagi.

"Waktu saya antar pulang Sabtu (30/3) siang, Devi minta dijemput karena keesokannya (kemarin, Red) harus kerja," katanya kepada petugas.

Karena sudah berjanjian, Denok datang sesuai permintaan Devi. "Awalnya, saya curiga karena melihat pagar rumah sudah tak terkunci," ungkapnya.

Selain itu, Denok melihat jendela rumah dalam keadaan terbuka. Kecurigaan dia bertambah ketika ponsel Devi mailbox. "Tak seperti biasanya," katanya.

Khawatir terjadi apa-apa, Denok menghubungi Budi, satpam perumahan setempat. Kecurigaan tersebut terbukti. Denok dan Budi melihat ibu serta anak itu tergeletak dengan kondisi mengenaskan. Budi lalu melapor ke polisi.

Polisi langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Tak lama kemudian, mereka menemukan sebilah pisau dapur sepanjang setengah meter penuh darah yang dibungkus kain. Pisau itu ditemukan di belakang rumah yang sehari-hari berfungsi sebagai tempat jemuran.

Awalnya, polisi menyangka bahwa yang dibunuh kali pertama adalah Devi. "Dalam pembunuhan, kami selalu mencari motif," ujar seorang penyidik.

Sekilas, Devi jelas punya alasan lebih banyak untuk dibunuh daripada Veronica. "Logikanya, siapa sih yang mau membunuh nenek-nenek yang sudah tak berdaya," ungkap seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut setengah bercanda.

Namun, hasil otopsi tim dokter RSU dr Soetomo menunjukkan hal lain. Ternyata yang dibunuh lebih dulu adalah Veronica. "Tim dokter menemukan, yang mati lebih dulu Veronica. Berarti, sasaran utamanya adalah Veronica," tegasnya.

Hasil otopsi itu juga menunjukkan senjata yang digunakan untuk membunuh. "Tampaknya, ada dua senjata. Yang pertama adalah pisau dapur yang ditemukan di tempat jemuran. Satunya lagi adalah parang yang hingga kini belum ditemukan," jelasnya.

Hal itu diketahui setelah tim dokter menyimpulkan bahwa nyaris putusnya siku kiri Veronica tak mungkin disebabkan oleh pisau dapur. "Luka itu terjadi dalam satu sabetan. Dan hanya paranglah yang bisa membuat luka seperti itu dalam satu sabetan," katanya.

Kasatreskrim Polres Surabaya Selatan AKP Yimmi Kurniawan menuturkan, pihaknya belum bisa menyimpulkan kasus pembunuhan tersebut. "Kami masih meraba-raba. Yang jelas, kami telah memeriksa sejumlah teman dekat kedua korban itu," ungkapnya. Di antaranya, Jefri, seorang pria yang disebut-sebut sebagai pacar Devi. (ano/nw)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=333636