Minggu, 06 April 2008

Saudi Cambuk 70 Kali Artis yang Berkhalwat

Pangadilan Riyadh memvonis penjara dan cambuk artis Saudi setelah terbukti “berkhalwat” dengan lain jenis dalam sebuah mobil

ImageHidayatullah.com--Kantor berita Saudi pada hari Kamis (3/4) melansir bahwa Pangadilan Riyadh mengeluarkan vonis penjara dan cambuk untuk artis Saudi, yang juga juara dalam acara televisi yang cukup dikenal “Super Star”, setelah terbukti ia melakukan khulwah (berdua-duaan) bersama seoarang perempuan yang telah melepaskan semua pakainnya, yang bukan mahramnya di dalam mobilnya di Riyadh.

Hai’ah Amar Ma’ruf  Nahi Mungkar, mendapat laporan, bahwa ada laki-laki dan perempuan berkhulwah dalam sebuah mobil, dan mereka mengetahui bahwa si laki-laki adalah seorang selebriti.

Pengadilan Riyadh akhirnya menjatuhkan vonis penjara dan 70 kali cambuk bagi penyanyi yang melakukan aktifitas amoral pada bulan lalu itu.

Petugas kemanan juga menyebutkan bahwa selebriti dan perempuan itu sama-sama warga Saudi. Dan perempuan itu juga telah dimasukkan penjara.

Masih menurut keterangan petugas, diketahui, bahwa perempuan itu adalah salah satu fans berat penyanyi itu, dan ia ingin bertemu dengan selebriti pujaannya itu, hingga keduanya saling berkomunikasi dan sepakat untuk bertemu di sebuah tempat. Menurut informasi, penyanyi ini juga baru saja tampil di Festival Lagu di Doha Qatar .

Saat ini Negeri-negeri Muslim masih menjadi sasaran empuk bagi acara-acara televisi internasional, hingga generasi mudanya mabuk dengan acara “idola-idolaan”.  Tak lupa dengan TV di Negeri ini yang menggunakan acara serupa karena dianggap memiliki rating tertinggi.  Kasus Saudi ini mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran. [al arabiya/thoriq]

Sumber: http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6635&Itemid=1

Sabtu, 05 April 2008

Berhentilah Jadi Pengarang…

DADA Garda mengembang, ketika ia menyodorkan sebuah buku tebal kepada Kakeknya,“Bacalah Kek,karya masterpiece cucumu ini.” Sang Kakek terdiam.Matanya menyorot tajam buku tebal yang tergeletak di meja itu.Puluhan detik, tanpa suara.

Dada Garda masih mengembang, namun ia merasa diganggu oleh detak jantungnya, yang membuat nafasnya naikturun. Garda ingin orang tua itu segera mengambil buku dan membacanya kemudian melontarkan beberapa potong pujian.Bukankah ia merasa satusatunya cucu yang paling dicintai?

Namun,buku itu tetap tak disentuh Kakeknya. Suasana tegang dan canggung menyergap Garda. Garda ingin berdiri dan menggerakkan tangan keriput orang itu untuk mengambil buku itu. Lalu memaksanya untuk melontarkan pujian.Tapi, sorot mata Kakek dirasakan aneh,pagi itu.Bola mata itu menjelma api.

“Ada apa Kek?” Garda mencoba mencairkan suasana. Sang Kakek terdiam. Tangannya membunuh api rokok di asbak, sebelum ia beranjak meninggalkan kursi menuju kamar.Kelebat tubuh Kakek seperti kelebat pedang tajam yang menebas kepala Garda. Dengan perasaan tanpa kepala, Garda menyusul Kakek ke kamarnya. Buku tebal itu masih melekat di tangan Garda.

Pintu kamar itu diketuk-ketuknya. Namun,tak ada jawaban.Pintu kamar itu digedor-gedornya,namun tak ada sahutan.Peluh dingin membasahi tubuh Garda.Tangannya gemetar.Detak jantungnya makin keras. Ia berjalan pelan,ke sofa.Tubuhnya dilemparkan. Dengan mata terpejam,ia menghirup udara kuat-kuat. Berulang kali. Hingga ia sedikit tenang atau setidaknya jantungnya tidak berdegup kencang.

Mata Garda memandang sampul buku yang baru beberapa jam turun dari mesin cetak, Memoar Seorang Jendral Humanis.Ia membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan untuk menulis buku itu. Ia ingin kekalahannya sedikit terbayar oleh pujian yang diharapkan dari kakeknya.Tapi, yang dirasakan justru dadanya sesak.Kenapa kakek tak mau membaca buku itu? Tersinggung? Tidak suka? Atau? Kepalanya mendadak seperti berputar-putar.Tubuhnya terasa lemah. ***

Garda Polska semula tidak tertarik menjadi pengarang. Sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, nilainya selalu buruk dalam pelajaran mengarang. Setiap tugas mengarang tiba,ia merasa seperti terkucil di tengah lautan kebisuan dalam kelas.Ia hanyabisamencoret- coretbeberapakatadi kertasnya.

Atau iseng-iseng membuat sketsa wajah gurunya, seorang perempuan tua dengan mahkota uban dan kaca matatebalyangmenyimpankeangkeran Garda selalu menambahi mulut gurunya dengan dua taring yang panjang. Kelas pun selalu menjadi ruang hampa dan asing yang menyiksanya.

Dan ketika ia memandang teman-temannya yang suntuk menenggelamkan kepala di antara dua tangannya,ia merasa melihat patung-patung tanah liat yang patuh oleh perintah guru yang baginya menyebalkan itu. Mengarang, baginya tak lebih dari pekerjaan orang malas,namun merasa memiliki kecerdasan untuk menggapai gumpalan ilham.

Perjuangan bergelut dengan gagasan dan bahasa, baginya tak lebih dari orang sinting yang merasa mampu memadamkan lautan minyak yang terbakar. Untuk menumpahkan rasa kesalnya, ia hanya menulis kalimat pendek, “Maaf, hari ini ilham tidak datang, mungkin sang ilham sedang flu !”.

Kertas itu lalu diserahkan kepala gurunya, ketika jam pelajaran mengarang usai. “Kamu pikir ini lucu?! Kalau memang ingin jadi badut, tinggalkan sekolah ini! Barangkali ada rombongan sirkus mau menerima kamu!”guru bermahkota uban itu menghardik. “Tapi… maaf… saya kira… sekolahini, eee… tak lebih dari rombongan sirkus. Dan… kami hanyalah monyet-monyet kecil yang diperintah untuk meloncat atau jungkir balik,”ujar Garda tenang.

Guru bermahkota uban itu gusar, marah namun juga tercengang dengan ucapan Garda yang aneh, tak biasa untuk seorang murid sekolah menengah pertama. “Orang tuamu pengarang?” Guru melunakkan ucapannya. “Bukan. Mereka hanya pegawai kecil di sebuah kantor pemerintah, di Desa Toreador.” “Ada di antara saudaramu atau orang-orang dekatmu yang menjadi pengarang?”

“Ada… Kakek saya.” “Siapa?” “Baros Polska…” Guru itu terhenyak,“Baros Polska? Benarkah? Dia pengarang sangat terkenal? Api Membakar Salju adalah novelnya yang selalu aku kenang…” Guru itu mendadak ramah, “Kamu membacanya juga?” Garda menggeleng, “Saya tidak suka sastra. Saya tidak suka mengarang…” “Kamu cucu yang durhaka… Kamu menyedihkan…” ujar guru itu sambil mengemasi buku-buku dan meninggalkan kelas. ***

Mata Garda terbuka. Dipandangnya langit-langit kamar. Pita ingatannya pun berputar: kenangan demi kenangan timbul dan tenggelam.Terus berubah-ubah, hingga berhenti pada peristiwa yang membuat dia tersenyum. Di sana, ia melihat dirinya. Berdiri di atas panggung, bicara di belakang podium.

Setelan jas hitam membuat ia tampak gagah. Ia mencukil pengalamannya waktu masih duduk di sekolah menengah pertama, di kota kecil Grosphil. “Satu-satunya yang saya benci adalahmengarang, waktuitu…”ujarnya setelah ia bercerita panjang lebar soal guru sastranya atau pelajaran sastra yang selalu menyiksanya. Kalau sekarang saya menulis buku, sebenarnya itu tak lebih karena saya sedang tersesat…

” Orang-orang tertawa. Bertepuk tangan. Peluncuran buku Memoar Jendral Humanis siang itu di Balai Pengarang Nagara,menjadi riuh rendah. Para pengagum Garda tak menyangka, pengarang papan atas itu semula tak lebih dari murid malas. “Dunia sastra ternyata malah mengutukku jadi pengarang.Padahal citacitaku ingin jadi dokter atau tentara. Karena bagiku, hanya dua profesi itu yang hebat.Tapi ternyata,aku tidak berbakat menyuntik atau menembak…” seloroh Garda.Orang-orang tertawa. ***

Pagi masih malas menyingkap kabut yang membungkus kota Fugaz.Garda menaikkan kerah mantel beruangnya, menembus kabut, berjalan menuju perpustakaan kampus.Di tangga gedung itu ia dicegat Dizzy, mahasiswi yang terkenal progresif. “Masih mau jadi kutu buku,sementara jutaan orang lapar dan terbungkam?” ujar Diizy dengan senyum mengembang. Tangannya masih menggenggam poster bertuliskan,“Turunkan Si Mulut Besar!”

“Kamu mau ke mana sayang?” Garda mencoba menggoda. “Kamu pikir aku mau ke kamar mayat? Membedah-bedah jasad?” “Kenapa harus tegang, sayang? Kamu mau turun ke jalan?” “Harga-harga kebutuhan pokok naik lagi.Juga bensin dan solar! Si Mulut Besar itu mengira bus kota bisa berjalan dengan air dan rakyat bisa hidup dengan harga-harga yang mencekik.

Dia anggap, orang-orang sakit bisa membayar rekening obat dengan kertas karbon! Gila,kan?! Rakyat mengerjat- ngerjat, dia malah bilang,“Semua harus paham!”Paham apanya? Kalau dia tak paham rakyat, turun saja dari istana!” Dizzy bicara berapi-api, hingga hawa dingin tak dirasakannya lagi. “Tapi kenapa kamu dulu memilihnya?” “Aku abstain…” “Jadi kamu tak punya hak protes?”

“Hei… aku bukan penonton, bodoh.” Dizzy berjalan bergegas. Garda masih mencium aroma parfum bercampur keringat perempuan langsing yang wajahnya mengingat dia pada bintang film pujaannya Meg Ryan. “Dizzy.Tunggu!!” Itulah pertemuan terakhir Garda dengan Dizzy, sejak demonstrasi berdarah di Kota Fugaz.Ada yang bilang dia ditembak.Ada yang bilang dia hilang atau dihilangkan.Tapi juga ada yang bilang, Dizzy tak mau bertemu Garda sampai kapan pun, terutama sejak bukunya Memoar Sang Jendral Humanis,terbit. ***

Garda menatap wajahnya di cermin. Rongga dadanya terasa sesak. Apa salahnya aku menulis buku memoar sang Jenderal yang oleh Dizzy selalu dipanggil dengan Si Mulut Besar itu? Bukankah ketika menjadi presiden, ia dipilih rakyat secara sah? Garda memandang wajahnya di cermin.

Tampak guratan-guratan memenuhi lembah pipinya. Dizzy dan semua temannya yang sok heroik itu, tak lebih dari para pemimpi. Seolah perubahan bisa diciptakan sambil makan pizza atau hamburger dan menyedot ganja.Aku sangat tidak senang pada mereka yang suka memborong kebenaran.

Garda masih memandang wajahnya di cermin. Garda kaget.Mendadak kakeknya keluar dari kamar.Tapi mulut tetap membeku. Garda mencoba menawarkan anggur.Tapi orang tua itu memilih menyedu kopi dan membawanya ke kamarnya. Wajah Dizzy dan wajah kakek berputar-putar di benak Garda. Garda tidak paham. Mestinya sang kakek bangga punya cucu yang dipilih menulis memoar seorang presiden.

(Aku menulis secara objektif,kek.Aku lukiskan susah payah Si Mulut Besar itu berjuang hingga jadi jenderal dan berhasil memimpin perubahan di negeri kita. Dia telah membebaskan kita dari cengkeraman para koruptor, pembalak liar atau para pialang kekuasaan yang berkedok parlemen. Aku lukiskan bagaimana sang Jenderal itu selalu menangis melihat anak-anak miskin kurang gizi, atau bayi-bayi mati setiap hitungan detik,atau anak-anak telantar di jalanjalan atau para penganggur berbaris di jalan-jalan Ibu Kota…)

Garda ingin mengetuk pintu. Ingin menjelaskan semuanya.Tapi langkahnya tertahan.Tangannya gemetar.Buku itu jatuh. Kakek mendadak membuka pintu. “Berhentilah menjadi pengarang, kalau hanya ingin menjual kebohongan,” Kakek itu menutup pintu kamar.

“Sebentar Kek.Aku juga mengkritik Si Mulut Besar.Kukatakan dia tak berdaya menghadapi para saudagar…” “Apa? Kritik? Akrobat kata-kata, maksudmu? Kamu mestinya jadi badut, main di pasar-pasar. Ganti topeng setiap hari.” Kakek kembali menutup pintu rapat-rapat. “Kek…Tunggu… Aku hanya ingin menjadi cucu pengarang.”

“Pengarang tak pernah punya anak, apalagi cucu.”Terdengar suara Kakek dari dalam kamar. Tubuh Garda seperti dirajang katakata Kakek yang menjelma jadi pisau samurai. Ia merasakan bagian-bagian tubuhnya tanggal satu persatu: kepala, dada,perut,tangan,hingga kaki.*** Yogyakarta,2007-2008

INDRA TRANGGONO,
lahir di Yogyakarta 23 Maret 1960. Menulis esai dan cerpen. Kumpulan cerpennya yang sudah terbit: Anoman Ringsek (2000) Iblis Ngambek (2003). Kini tinggal di Yogya dan banyak melakukan berbagai kegiatan seni dan budaya.

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/cerpen-puisi/berhentilah-jadi-pengarang-2.html

Diuji Coba, Dua Roket TNI AL Meledak

Sabtu, 05/04/2008

ImageROKET MELEDAK, Foto menunjukkan proses uji coba peluncuran roket hasil penelitian TNI AL dan UGM di Pantai Pandansimo, Bantul, kemarin,dan kepulan asap tebal akibat ledakan roket.

BANTUL (SINDO) – Dua roket hasil penelitian bersama antara TNI Angkatan Laut (AL) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) gagal mengudara dan meledak.

Akibatnya, kegiatan uji coba peluncuran roket di Pantai Pandansimo, Kec Srandakan, Bantul,kemarin terpaksa dihentikan. Dalam uji coba peluncuran, awalnya direncanakan lima roket yang akan diluncurkan.

Karena dua roket pertama yang diuji coba tersebut mengalami kegagalan, peluncuran roket ketiga dan selanjutnya terpaksa ditunda. Saat dua roket yang diuji coba meledak, suara yang ditimbulkan cukup keras. Bahkan sebagian serpihan roket yang masih panas ada yang terlempar hingga jarak ratusan meter dan hampir mengenai sejumlah penonton.

Dua roket yang gagal mengudara dan meledak tersebut masing- masing berukuran 2 inci dan 1 inci. Sedangkan tiga roket lain yang akhirnya urung diluncurkan masing-masing berukuran 2 inci dan 1 inci.

Ketua Tim Teknis Program Pembuatan Roket Kolonel Laut Maxi Samson SP seusai peluncuran mengungkapkan, meski proses peluncuran gagal dan meledak,pihaknya cukup bangga. ”Ini uji coba skala laboratorium bersama akademisi dari berbagai universitas, termasuk UGM. Jadi, jika ada kegagalan merupakan hal yang wajar dan ke depan akan kita perbaiki lagi,”jelasnya. (adhitya purna)

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/diuji-coba-dua-roket-tni-al-meledak.html

Jembatan Selat Sunda Dibangun Akhir 2008

Sabtu, 05/04/2008

JAKARTA (SINDO) – Tanda-tanda keseriusan pemerintah untuk mempercepat pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) mulai terlihat.

Menurut rencana, tim khusus yang akan mengurus pembangunan jembatan penghubung Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera tersebut. Targetnya sebelum pada akhir 2008 tim ini sudah terbentuk. Pemerintah berencana membentuk tim khusus percepatan pembangunan proyek JSS sebelum akhir 2008.

”Feeling saya tahun ini (pembentukan badan/timnya) sudah selesai. Namanya, apakah bentuknya badan ataupun tim saya nggak tahu. Yang ngurusin Pak Lambok (Deputi Bidang Hukum Setneg),” ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S Priatna di Jakarta kemarin.

Menurut Deddy, badan/tim tersebut bertugas menampung setiap usulan serta berbagai permasalahan terkait percepatan pembangunan proyek JSS. Keanggotaan tim bersifat lintas sektoral sesuai banyaknya aspek yang terkait dalam pembangunan itu, seperti Departemen Pekerjaan Umum (PU), PT PLN (Persero), Departemen ESDM, PT KAI, dan Departemen Perhubungan (Dephub).

”Kalau belum ada timnya seperti sekarang, orang kan bingung, Selat Sunda kalau mau ngurus ke siapa perginya? Ke PU? PU kan hanya jembatannya. Padahal, itu ada tol, ada kereta api, ada listrik, gas, dan kawasan. Jadi, itu lintas sektor, lintas departemen,” kata Deddy. Dalam catatan SINDO, pertengahan 2005 Pemerintah Provinsi Lampung dan Banten sepakat membangun jembatan yang menghubungkan Selat Sunda.

Opsi pembangunan jembatan diambil setelah sebelumnya juga diusulkan pembangunan terowongan Selat Sunda. Pembangunan JSS dilakukan sebagai sarana penghubung alternatif bagi kelancaran transportasi untuk mengirimkan hasil bumi dari Sumatera ke Pulau Jawa. Rencananya JSS bakal dibangun 70 meter di atas permukaan laut dengan lebar 60 meter. Nantinya jalan ini dibagi menjadi enam jalur, yaitu masingmasing dua jalur untuk kereta api, kendaraan roda empat, dan roda dua.

Menurut perhitungan dalam rancangan pembangunan JSS, jembatan yang diyakini bakal memiliki panjang 27,4 km setidaknya memerlukan biaya total mencapai USD10 miliar atau sekitar Rp93 triliun. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Provinsi Banten Isbatullah Alibasja mengatakan, pihaknya menyambut baik sinyal yang diberikan pusat.

Menurut dia, keberadaan badan/tim penanganan percepatan proyek JSS lintas departemen di tingkat pusat sudah cukup. ”Tapi, kami dari daerah juga siap untuk dilibatkan, guna memudahkan kelancaran proyek tersebut. Tapi, kalau tidak dilibatkan, kami meminta nantinya hasil apapun bisa disosialisasikan ke daerah,” ujar dia.

Isbatullah menambahkan, pembangunan JSS sangat diharapkan bisa segera terealisasi. Sebab, keberadaan JSS akan mampu menyatukan dua kekuatan ekonomi nasional, Jawa, dan Sumatera. Namun, kata dia, pihaknya juga berharap pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegoro realisasinya dipercepat. ”Itu akan makin menyempurnakan, jadi perlu didorong,” kata dia. (zaenal muttaqin)

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/jembatan-selat-sunda-dibangun-akhir.html

Kamis, 03 April 2008

TIPS SEDERHANA MEREDAKAN NYERI MIGRAIN

Definisi paling awam dari migren adalah sakit kepala sebelah. Ada rasa
berdenyut-denyut di sekitar pelipis, dahi, atau mata. Rasa nyeri ini
kemudian mempengaruhi kondisi tubuh yang lain, seperti mual, wajah menjadi
sembab, penglihatan kabur, tangan dan kaki terasa dingin. Meski sebenarnya
sakit kepala tidak selalu berarti migrain. Tak jarang sakit kepala sebelah
merupakan gejala dari penyakit atau kelainan. Misal: radang sinus, sakit
gigi, atau bahkan sakit lambung. Mereka yang menggunakan kacamata biasanya
terserang sakit kepala sebelah bila sudah tiba saatnya mengganti kacamata.

Penyebab migrain belum diketahui secara persis. Namun catatan kedokteran
menunjukkan bahwa migrain dapat diderita oleh semua usia. Wanita lebih
sering terkena migrain dibanding pria. Dan, separuh kasus migrain mempunyai
riwayat keluarga migrain.

Migrain biasanya menyerang di waktu pagi hari. Padahal jam-jam tersebut
adalah jam-jam produktif kita bekerja. Tentu migrain sangat menganggu
produktivitas. Bukan hanya karena rasa nyeri yang sangat kuat itu membuat
tak bisa bekerja dengan baik, penderita biasanya mengalami gangguan emosi.
Misal, menjadi gelisah, mudah marah, depresi. Oleh karena itu langkah
terbaik untuk menangani penderitaan akibat migrain ini adalah berkonsultasi
dengan dokter dan mendapatkan obat yang tepat. Namun demikian, tetap ada
beberapa tips sederhana untuk meredakan nyeri migrain ini.

1--Beristirahatlah.

Penderita migrain biasanya peka terhadap cahaya. Oleh karena itu untuk
meredakan rasa nyeri ini, penderita disarankan untuk beristirahat di tempat
yang gelap dan tenang. Jauhilah sumber-sumber keramaian dan tempat bercahaya
terang. Tenangkan diri dengan sebaik-baiknya dan cobalah untuk tidur.

2--Kompres kepala dengan es/air dingin.

Coba redakan rasa nyeri itu dengan mengompres bagian yang sakit dengan es
atau air dingin. Dingin bisa membantu menyempitkan pembuluh darah.

3--Jauhi sumber-sumber penyebab migrain.

Ada beberapa zat yanng dapat memicu migrain, seperti caffein, alkohol. Jika
migrain disebabkan oleh alergi, jauhi sumber alergi, misal, coklat, susu,
keju, dan monosodium glutamat (MSG) dalam vetsin. Kurangi minum kopi atau
teh. Adakalanya sedikit cafein/kopi dapat meredakan migrain. Namun lebih
dari secangkir kopi akan menambah rasa nyeri migrain. Selain itu, jauhi juga
cologne dan bau-bauan yang menyengat karena dapat memperparah migrain.

4--Hangatkan bagian leher.

Berikan kerileksan pada leher. Leher biasanya adalah bagian tubuh yang
bekerja berat menopang kepala. Kelelahan pada leher dapat memicu rasa sakit
kepala. Saat beristirahat, coba hangatkan leher anda. Atau, beri sedikit
pijatan lembut.

5--Minum obat pereda sakit.

Ada banyak obat pereda sakit berupa analgesik dan antipiretik. Aspirin
biasanya menjadi pilihan banyak orang. Namun, jangan sembarang minum obat.
Yang terbaik adalah obat yang dianjurkan oleh dokter anda.

Sumber: http://www.mail-archive.com/milis-nova@news.gramedia-majalah.com/msg00417.html

Belanda Janji, Film Anti-Islam Kedua Setelah "Fitna" Tidak Akan Disiarkan

Ehsan Jami, warga Belanda keturunan Iran berjanji tidak akan mempulikasikan film buatannya, yang dikhawatirkan akan makin memicu kemarahan umat Islam, karena dalam filmnya Jami menampilkan sosok Nabi Muhammad yang disebutnya mengidap kelainan seksual.

Jami menyatakan memutuskan untuk tidak mempublikasikan secara luas filmnya yang diberi judul "The Life of Muhammad" itu dalam sebuah acara di Netwrek TV. Sebelumnya, Jami mengatakan akan merilis film tersebut pada 20 April mendatang dan klip film tersebut sempat ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi di Belanda. Dalam klip film itu, ditampilkan sosok seorang laki-laki yang disebut sebagai Nabi Muhammad Saw ditemani seorang isterinya, yang dikatakan masih berusia 9 tahun.

Dalam acara tv itu Jami mengatakan bahwa ia sudah diajak bicara oleh Menteri Kehakiman Belanda Ernst Hirsch Ballin tentang filmnya dan mengatakan bahwa penayangan film itu akan mengganggu keharmonisan masyarakat Belanda dan kepentingan nasional Belanda.

Kepastian bahwa Jami tidak akan menayangkan film anti-Islamnya, juga diungkapkan oleh anggota Dewan Kordinasi Muslim Belanda, Ayhan Tunja. "Saya bisa memastikan bahwa Ehsan Jami telah memutuskan untuk tidak menyiarkan film kontroversialnya itu, " tukas Tunja.

"Menteri Kehakiman sudah mengatakan pada Jami bahwa ia tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi, jika Jami menyiarkan filmnya, " sambung Tunja.

Secara khusus ia berterima kasih pada pemerintah Belanda yang telah melakukan upaya untuk mencegah disiarkannya film anti-Islam kedua setelah film "Fitna" yang dibuat Geert Wilders.

"Kami sudah merencanakan pertemuan dengan menteri kehakiman untuk mempertegas bahwa film Jami sama sekali tidak bisa diterima dan akan memicu kekerasan di seluruh dunia. Kami lega, menteri sudah bereaksi cepat bahkan sebelum kami bertemu, " kata Tunja.

Lebih lanjut Tunja mengatakan, pemerintah Belanda tidak bisa melakukan hal yang sama pada Wilders, karena kasusnya berbeda. "Tak seorang pun menyaksikan atau tahu apa isi film Wilders sebelumnya, itulah sebabnya pemerintah tidak bisa berbuat sesuatu. Tapi dalam kasus Jami, bagian film kartunnya sudah ditampilkan di televisi terlebih dulu sehingga pemerintah bisa menyatakan bahwa materi film tersebut tidak bisa diterima, " jelas Tunja. (ln/iol)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8402095506-belanda-janji-film-anti-islam-kedua-setelah-quotfitnaquot-tidak-akan-disiarkan.htm

Sopir Bis di London, "Para Penumpang, Turun. Saya Mau Salat Dulu"

Seorang sopir bis di Inggris membuat para penumpangnya kaget ketika tiba-tiba si sopir menghentikan bisnya dan menyuruh para penumpang turun karena ia ingin salat dulu.

Harian Inggris The Sun yang menurunkan laporan ini menulis, sopir bis adalah seorang mualaf bernama Harun. Pada The Sun, Harun mengatakan, ia terpaksa menyuruh para penumpang turun karena ia harus segera salat karena waktu salat Ashar hampir habis.

"Sebagai seorang Muslim, saya salat lima waktu sehari semalam, tapi biasanya saya tidak pernah menyuruh penumpang turun untuk salat, " tulis The Sun mengutip pernyataan Harun.

Para penumpang sangat kaget ketika disuruh turun, mereka pikir si sopir sedang bercanda sampai mereka melihat sopir bernama Harun itu menggelar sejadahnya dan mulai salat. Para penumpang mulai protes dan seorang perempuan dengan heran berseru, "Apa yang dia lakukan? Saya akan terlambat masuk kerja, " tulis The Sun.

Setelah selesai melaksanakan salatnya, Harun dengan tenang membuka pintu bisnya dan mempersilahkan para penumpang naik kembali. Tapi mereka menolak naik ke bis, hanya karena melihat Harus membawa ransel. Menurut The Sun, para penumpang takut dan berpikir bahwa Harun bisa saja seorang fanatik yang ingin meledakkan bom di bis, seperti tragedi bom London tahun 2005 lalu.

"Setelah melihat tak seorang pun mau naik lagi ke bis, si sopir lalu pergi dan kami semua menunggu bis berikutnya yang datang 20 menit kemudian, " kata seorang penumpang pada The Sun.

Atas kejadian ini, perusahaan bis bersangkutan, United London menyatakan akan melakukan investigasi. (ln/al-arby)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8403114829-sopir-bis-london-quotpara-penumpang-turun.-saya-mau-salat-duluquot.htm