Jumat, 28 November 2008

Siswa SD Salatiga Juara I Lomba Melukis di Bulgaria


 
Puteri Staf KBRI dan Dubes Mewakili Eda
Sofia - Eda Islamay Qomaruddin (9), siswa SD Al-Azhar Salatiga, Jawa Tengah, meraih penghargaan Juara I kategori umum kelompok umur 6-9 tahun pada International Art Competition for Children’s Painting “Mission Rescuer 2008”, Bulgaria.

Lomba melukis ini diselenggarakan oleh Kementerian Urusan Situasi Darurat Bulgaria bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan IPTEK Bulgaria serta Kementerian Kebudayaan Bulgaria, Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Sofia Aditya Timoranto kepada detikcom Jumat malam ini atau Sabtu (29/11/2008) WIB.

Selain kategori umum, masih ada dua kategori lain yang dilombakan yakni kategori siswa sekolah seni dan anak-anak penyandang cacat berdasarkan 3 kelompok 10-14 tahun dan 15-17 tahun.

Hadiah utama untuk kategori umum kelompok umur 6-9 tahun diberikan langsung oleh Deputi PM/Menteri Urusan Situasi Darurat Bulgaria, Emel Etem dalam sebuah seremoni pada 26/11/2008 di National Palace of Culture (NDK), Sofia, Bulgaria, dan diliput oleh stasiun TV swasta nasional setempat: Bulgarian Balkan TV (BBT).

Dalam kesempatan itu Eda diwakili oleh Shabrina Dara Kusumoandira, putri seorang staf KBRI, didampingi oleh Dubes RI Immanuel Robert Inkiriwang. Hadir pula para pejabat tinggi Kementerian Urusan Situasi Darurat, Kementerian Pendidikan dan IPTEK, serta Kementerian Kebudayaan Bulgaria, dan wakil dari kedubes negara-negara sahabat.

Dubes Inkiriwang dalam sambutannya mengatakan bahwa lomba ini dapat mendorong kesadaran anak-anak mengerti pentingnya penanggulangan bencana serta dapat melahirkan rasa tanggung jawab untuk mencegahnya.

"Sebagai Dubes RI di Bulgaria saya bangga atas keberhasilan Eda, seorang anak Indonesia meraih Juara I," ujar Inkiriwang.

Menurut Inkiriwang, Eda merupakan wakil dari anak-anak Indonesia yang memiliki kesadaran mengenai dampak dan penderitaan yang diakibatkan oleh bencana karena pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai tsunami, gempa dan banjir.

(es/es)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2008/11/29/004451/1044997/10/siswa-sd-salatiga-juara-i-lomba-melukis-di-bulgaria

Kamis, 27 November 2008

Peneliti Temukan Cicak Jenis Baru

PARA peneliti Prancis telah berhasil menetaskan cicak jenis baru dari sebuah telur yang diambil dari suatu pulau di Pasifik Selatan. Telur itu dibawa sejauh 19.200 kilometer ke Paris dan menetas di sana.

MUSEUM Sejarah Alam Nasional Prancis, belum lama ini mengumumkan bahwa ini adalah kali pertama sebuah spesies kadal baru digolongkan berdasar satu individu yang ditetaskan dari telur

Hewan yang dinamai Lepidodactylus buleli itu tinggal di puncak-puncak pohon yang tumbuh di sepanjang pesisir Espiritu Santo, salah satu pulau terbesar di Vanuatu, sebelah timur Australia. Ekspedisi 2006 ke Espiritu Santo untuk mempelajari ekosistem kanopi hutan berbuah dengan temuan cicak sepanjang 7,5 cm itu.

Ivan Ineich, seorang ahli reptil, mengatakan ia pertama kali melihat cicak itu saat seorang pemanjat pohon tidak sengaja menebasnya menjadi dua bagian.

"Saya bertanya pada diri saya sendiri, hewan ini kelihatannya aneh. Namun saat itu saya tidak bisa memastikan apakah hewan ini adalah spesies baru," katanya.

Para pemanjat kemudian mengambil telur-telur cicak yang ada di atas pohon. Mereka mendapati sembilan telur yang kemudian dibungkus dalam tisu dan dibawa ke Perancis. Di sana telurtelur itu ditetaskan. Namun delapan di antaranya mati karena suhu dalam terrarium terlalu tinggi, sedangkan satu ekor hidup.

Habitat cicak adalah dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam bebas, cicak hidup pada tempat-tempat teduh, di dahandahan pohon.

Cicak juga biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Umumnya cicak berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.

Kebanyakan cicak muncul malam hari, terutama di sekitar lampu penerang.

Binatang melata ini bisa berjalan lincah tanpa takut jatuh dari dinding atau atap rumah. Kakinya seakan lengket pada dinding. Ini menjadi misteri hingga kelompok peneliti dari universitas California Barkeley memecahkannya, beberapa waktu lalu.

Dari berbagai data yang berhasil terkumpul, mereka meyakini bahwa kekuatan perekat pada telapak kaki cicak ditimbulkan oleh tenaga van der Waals.

Mereka menemukan adanya sekitar 500 ribu bulu halus yang kuat pada telapak kaki cicak. Bulu halus ini mengandung senyawa keratin yang juga terkandung pada rambut manusia. Bulu halus pada telapak kaki cicak ini panjangnya bervariasi, antara 30 sampai 130 mikrometer. Tebalnya pun hanya sepersepuluh tebal rambut manusia. Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata ujung bulu halus ini masih terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang berbentuk mirip dengan sendok teh.

Satu bulu halus tadi bisa memiliki kekuatan pelekat sampai 10 atm. Mereka mengukurnya langsung dengan menggunakan sebuah alat bernama atomic force microscope (AFM).(kcm/wkpd)

 Spesies Paling Familier
SAAT
ini ada banyak sekali spesies cicak. Namun, dari sekian banyak itu, tiga di antaranya adalah yang paling familier.

Cecak Tembok (Cosymbotus platyurus).
Sering ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cicak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbaijumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.

Cicak Kayu (Hemidactylus frenatus)
Bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.

Cicak Gula (Gehyra mutilata)
Bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi kita.(wkpd)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=25398&kategori=17

Rabu, 26 November 2008

Minggu, 23 November 2008

Dimanakah Keadilan Itu?

Sudah sepekan lebih aku tidak bisa masuk kerja karena memang tidak diperbolehkan oleh majikanku. Masalah uang memang terkadang sensitif bagi seseorang. Pada tanggal 13 Nopember kemarin aku menagih hak yang semestinya aku dapatkan dari majikan. Setelah kontrak kerja dua tahun, aku sebagai pekerja berhak mendapatkan gaji tambahan sebulan. Hal itu tertulis di surat kontrak kerja. Bahkan dikuatkan lagi dengan janji majikan yang akan membayar setelah kedatanganku kembali dari Indonesia. Dia memang hari itu juga (tanggal 13 Nopember) menitipkan uang ke sopirnya. Setelah aku cek ternyata uang tersebut kurang dari jumlah gaji sebulan.

Malamnya aku tagih kembali ke majikanku kekurangannya. Aku bilang bahwa aku banyak keperluan. Aku mesti kirim uang ke keluargaku di Indonesia. Majikan merasa keberatan sampai marah besar. Padahal itu adalah hak yang mesti aku dapatkan darinya. Bahkan dia bilang bahwa uang tersebut adalah pinjaman, bukan gaji tambahan. Aneh. Dia merasa telah memberikan lebih kepadaku selama ini karena dia telah menaikan gajiku. Padahal gaji itu masih sedikit daripada gaji orang Filipina yang bekerja di bidang yang sama yaitu komputer. Apalagi gaji orang Saudi yang sangat jauh perbedaannya dengan kenaikan gajiku. Masak karena kenaikan gaji, isi dari kontrak kerja dibatalkan? Saking marahnya, dia bilang mau memulangkanku ke Indonesia. Pembicaraan pun terpotong karena kami mesti bergegas ke masjid untuk sholat Isya.

Aku dan rekan-rekanku sudah banyak mengalah. Kami sering pulang pergi kerja berjalan kaki lumayan jauh dengan rintangan sengatan terik matahari yang membakar kulit-kulit kami. Dan kami jalani hal itu dengan tetap berusaha untuk sabar. Kalaiu musim dingin mendingan. Dalam hal jam kerja pun melampaui batas normal. Lebih dari 8 jam kami bekerja sehari-hari. Libur pun kami dapatkan hanya sehari dalam dua pekan.

Setelah sholat Isya, dia mengambil kembali uang yang aku dapatkan dari sopirnya. Iqamah (KTP)ku pun dia ambil. Lalu dia memintaku untuk mencari data lama di komputerku mengenai slip penerimaan gaji. Aku search saja file tersebut. Tidak sengaja aku malah membuka formulir kursus menjahit milik ayahku. Majikanku marah kepadaku karena aku simpan file pribadi. Padahal dari dulu juga aku suka simpan file-file pribadi dan hal itu dia ketahui. Kenapa dia sekarang mempermasalahkannya? Dia sengaja mencari segala kesalahan yang dibuat-buat supaya melemahkan posisiku.

File slip gaji tidak aku temukan. Mungkin sudah terhapus. Aku buat ulang saja draft-nya. Setelah di-print majikan menyuruhku menuliskan kembali jumlah gaji yang telah aku terima dari awal sampai akhir selama dua tahun dengan aku tandatangani di setip bulannya. Setelah selesai, dia menyuruhku untuk menghapus semua file pribadiku. Lalu dia mengeceknya di Recycle Bin. Dia tidak menemukan apa-apa. Setelah itu dia menyuruhku untuk mengambil semua barang pribadiku. Ternyata aku mau diusir dari kantor. Aku tidak terima perlakuannya itu. Aku bertahan tidak mau keluar kantor karena aku ingin tetap kerja.

Dia lalu ungkit lagi masalah yang dulu. Aku pernah meminjam external hard disk milik kantor tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Saat itu juga aku sudah minta maaf kepadanya dan kukira masalah telah beres. Kalau tidak memaafkan, kenapa dia memperpanjang iqamahku sampai dua tahun dan masih mengharapkanku lagi untuk tetap bekerja? Ternyata dia ungkit lagi masalah tersebut malam itu. Dia terus memaksaku untuk keluar kantor sampai dia mengancam untuk memanggil polisi. Aku tak takut karena itu hanya gertakan. Karena aku tidak turuti kemauannya untuk keluar, lalu dia menyuruh semua orang untuk menutup kantor sebelum waktunya.

Kantor pun akhirnya ditutup. Majikanku bilang kepadaku: "Lihatlah! Kantor tutup dua jam sebelum waktunya karena kamu!" Aku jawab: "Aku tidak suruh untuk tutup kantor kok! Aku hanya tidak ingin keluar." Dia berlalu dengan mobil sedannya. Pergi meninggalkan kantor dengan sangat marah. Aku terdiam. Nasib kerja di negeri orang memang seperti ini.

Aku sudah berusaha "minta maaf" tapi majikan tetap saja tidak mau menerimaku kembali untuk bekerja di tempatnya. Aku ceritakan alasanku bekerja di Arab Saudi. Aku ingin membantu Ibu dan Ayahku. Tapi hal itu tidak membuat dia simpati. Banyak orang bilang bahwa orang arab tidak lama-lama menyimpan kemarahannya. Tetapi entah kenapa majikan tetap saja tidak mau menerimaku. Malam Sabtu kemarin terkhir kali aku telepon dia. Aku tanya tentang pekerjaanku. Dia bilang dalam waktu dua sampai tiga hari aku mau dipulangkan. Mungkin karena pegawai yang baru telah ada, jadi tidak masalah kalau aku dipulangkannya. Habis manis sepah dibuang. Bagiku ini adalah masalah besar. Aku tagih uang yang memang menjadi hakku, malah perlakuan seperti ini yang aku dapatkan darinya. Sungguh tidak adil!

Hari ini aku coba menghubungi pihak Pengaduan di KBRI Riyadh. Seorang petugas menerima panggilanku. Setelah kuceritakan masalahku dengan majikan, ternyata dia tidak bisa membantuku. Bahkan dia berkomentar bahwa kenapa aku mengorbankan pekerjaan demi uang itu. Seolah-olah menyalahkan sikapku. Lho kok begitu ya? Tidak bisa membantu malah berkomentar yang aneh. Kalau aku tahu dampaknya, aku takkan menagih kekurangan dari uang itu. Katanya percuma aku adukan masalah ini karena orang arab tidak akan memenuhi panggilan untuk penyelesaian masalah seperti itu. "Terima saja kalau mau dipulangkan! Itu hak majikan." katanya. Aku heran dengan keheranan yang sangat mengherankan...

Setelah adu argumen panjang lebar dengan petugas KBRI itu, dia memotong pembicaraan. "Tunggu sebentar!" katanya. Kudengar suatu pembicaraan dia dengan rekan kerjanya. Beberapa menit kemudian terdengar seseorang memegang kembali pesawat telepon. Kukira dia mau melanjutkan pembicaraan. Ternyata dia langsusng menutup telepon. Aneh deh. Aku coba sekali lagi untuk menghubunginya. "Assalaamu 'alaikum. Bisakah kita lanjutkan pembicaraan barusan?", tanyaku. "Ini beda orang lagi." jawabnya. Kok bisa ganti orang ya? pikirku. Lalu dia minta biodata untuk ditindaklanjuti pengaduanku. Baru saja aku sebut namaku, dia malah meminta mengirimkan fax berupa surat kontrak kerja beserta aduanku. Biar lebih mudah untuk pendataan katanya.

Birokrasi yang rumit. Padahal aku sudah siap-siap mau datang langsung ke KBRI Riyadh untuk meminta bantuan. Tetapi karena tanggapan mereka seperti itu, aku urungkan saja niatku. Daripada tidak jelas urusannya lebih baik aku batalkan saja pengaduan ini. Ternyata benar cerita dari orang-orang bahwa pihak Pengaduan kurang peduli terhadap masalah yang dihadapi TKI.

Aku sekarang pasrah saja. Kalaupun dipulangkan tidak jadi masalah. Segala sesuatunya ada perhitungannya. Kalau tidak selesai di dunia, pasti di akhirat akan dihisab. Cari nafkah bisa dimana saja. Masih banyak peluang lain yang lebih baik, insya Allah. Kepada Allah-lah kita bergantung dan berharap. Hanya Dia yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Ya Allah berikanlah aku dan keluargaku yang terbaik di dunia dan di akhirat. Lindungi kami dari orang-orang yang berbuat dzalim. AMIN.

   

Kamis, 20 November 2008

Mutual UFO Network - MUFON - Dedicated to Scientific Study of UFOs

http://www.mufon.com
It's About UFOs

Too much Rod Benson: 5-year-old's crazy handles

 

Today, I have to admit that I am ashamed of myself. I actually think that most of my peers should also feel ashamed and embarrassed as well. See, as a professional basketball player, you’d think that we would be the best at what we do. So when we see a YouTube clip of a CEO beating MJ at a one on one game, we flip out.

Well, I had that same flip-out feeling when Lou Richie, one of the guys I and other Cal hoop-stars (Leon Powe) train with in the offseason, sent me a video of one of his new up and coming stars. Lou trains many high school kids, so he's always bringing the next bay area prodigy to Haas Pavilion to compete against us big boys and prove just how good his game really is.

The video that Lou sent me had one such prodigy. The kid was a little younger than his usual clientele. He wasn't 16. He wasn't 14. He wasn't 12, or 10, or 8.

He was 5 years old.

And he was a she.

I watched a video of Milan Simon Tuttle, a 5-year-old girl, who can flat-out, hands-down dribble a basketball better than EVERY PLAYER ON MY TEAM. Check it out and see for yourself:

So, now that I have been schooled in the art of the two-and-three-ball dribble by a 5-year-old, I feel like I need to work on my D, because I don't know when the next pre-school kid will come to the park, throw the rock in my face and say, "Let's do this."

Thanks for the shame, Lou.

Rod Benson is a Cal grad and former D-Leaguer who plays for SLUC Nancy, the reigning French league champion. When he's not busy in Paris, he blogs one or two times a week on Ball Don't Lie. Read his archive, pay a visit to TooMuchRodBenson.com and always support the Boom Tho movement.

Sumber: http://sports.yahoo.com/nba/blog/ball_dont_lie/post/Too-much-Rod-Benson-5-year-old-s-crazy-handles?urn=nba,122939

Kompor Briket Anti-ledak

SELAIN bahan bakarnya sangat murah, kompor jenis baru ciptaan Ujang Solihin (40) ini dijamin tak akan pernah meledak. "Ini adalah modifikasi dari model-model kompor sebelumnya. Model terbaru ini lebih praktis dan jauh lebih aman," kata Ujang.

KOMPOR yang kini mulai diedarkan secara terbatas di Ciamis ini diberinama kompor Gasma, atau Galuh Siliwangi Manunggal oleh penemunya. Galuh Siliwangi Manunggal sendiri adalah nama UKM yang membawahi kreativitas Ujang selama ini.

Sebagian orang menyebut Gasma juga dengan sebutan kompor briket arang anti-ledak. Ujang tak melarang itu. "Bahan bakarnya memang briket arang sampah yang teknik pembuatannya juga saya yang menemukan," katanya.

Ditemui di rumahnya di Gang Cempaka RT 01/09, Jalan Kertasari, Ciamis, belum lama ini, Ujang yang juga purnawirawan TNI itu tengah menyalakan kompor anti-ledak itu. Bentuk kompornya sedikit berbeda dari kompor biasa. Kompor ini lebih mirip ember yang lengkap dengan gagang pengangkatnya.

Kompor anti-ledak tersebut terbuat dari plat besi yang diberi lapisan peredam panas di bagian tengah. Lapisan peredam panas tersebut membuat panas dari api yang menyala tak menjalar ke bagian luar kompor.

"Dengan begitu, sepanas apa pun kompor ini tidak akan meledak seperti kompor gas, atau kompor minyak tanah," katanya.

Berat kompor produksi Ujang hanya sekitar 5 kilogram. Bagian yang cukup berat adalah lapisan peredam api tersebut.

"Karena terbuat dari plat besi, kompor ini juga tak akan pecah jika terjatuh seperti kompor anglo yang terbuat dari tembikar," ujarnya.

Untuk menyalakan kompor Gasma, hanya dibutuhkan sedikit kertas agar api dapat segera membakar tumpukan arang yang sudah disimpan pada bagian tengah kompor. Kertas yang menyala tadi, cukup dimasukkan ke lubang kecil yang ada pada bagian bawah kompor. Yang luar biasa, nyala api dari kompor Gasma berwarna biru dengan panas merata.

"Jika arang briketnya habis sementara memasak masih cukup lama, kita tinggal memasukkan arang briket baru lalu melanjutkan memasak," katanya.

Untuk setiap unit kompor Gasma, kata Ujang, ia menjualnya antara Rp 55 ribu hingga Rp 70 ribu tergantung kualitas. Dan di teras rumahnya, kini Ujang memajang tak kurang dari 50 kompor Gasma setiap harinya. Ujang juga memajang sebuah kompor tembikar (angglo) sebagai pembanding.

Bagaimana dengan bahan bakarnya? Jika mau menggunakan briket sampah, bahan bakar bisa diperoleh di kediaman Ujang dengan harga relatif murah, hanya Rp 2.200 per kilogram.

"Satu kilogram arang briket bisa digunakan untuk berkali-kali memasak," kata Ujang seraya menyebutkan bahwa selain menggunakan briket arang sampah, kompor ini juga bisa dipakai dengan menggunakan arang biasa.(andri m dani)


Nyala Stabil Tanpa Jelaga
KELEBIHAN
lain dari kompor Gasma berbahan bakar briket arang  sampah adalah nyala apinya yang stabil. Meski angin berembus kencang nyala apinya tak akan meredup, atau berkobar-kobar.

"Kestabilan api inilah yang membuatnya berbeda dengan kopor minyak tanah atau kompor gas. Kompor minyak tanah apinya akan padam atau bahkan berkobar besar saat angin besar bertiup. Inilah yang membuat kompor minyak tanah kerap meledak karena terlalu panas," paparnya.

Selain itu, nyala apinya yang biru membuat kompor Gasma buatannya tak menimbulkan jelaga pada alat masak.

Nyala api dari kompor Gasma ini, terang Ujang, juga tak mungkin merembet karena ia hanya akan membakar tumpukan arang yang ada di dalam kompor.

Untuk mengatur nyala kompor, di bagian bawah ada pintu khusus sebagai celah masuk angin. Bila pintu dibuka full, nyala api akan besar, dan sebaliknya jika celah pintu diperkecil.

Yang lebih utama, nyala api di kompor Gasma ini juga bisa dimatikan sebagaimana layaknya kompor gas atau kompor minyak tanah. Untuk mematikan api tinggal tutup habis celah yang sudah dilengkapi pintu khusus pada bagian bawah kompor tadi.

"Briket arang yang tersisa, masih dapat digunakan kembali," katanya. Abu hasil pembakaran arang briket, kata Ujang, juga sangat baik digunakan sebagai abu gosok atau pupuk tanaman.(andri m dani)


Bahan Bakar Bisa Buat Sendiri
UJANG
Solihin mengatakan, bukan pekerjaan sulit untuk membuat arang briket dari sampah.
"Ibu-ibu bahkan bisa membuatnya sendiri. Saya siap memberikan pelatihan. Ibu-ibu bisa membuat arang briket dari sampah rumah tangga masing-masing. Jadi tak perlu membeli arang briket. Cukup beli kompornya saja," kata Ujang.

Pemanfaatan kompor Gasma ini, menurut Ujang, tidak hanya menjadi solusi saat minyak tanah dan gas mahal dan sulit didapat. Briket arang sampah adalah solusi masalah sampah mulai dari tingkat rumah tangga.

"Coba jika setiap rumah tangga sudah memanfaatkan sampah rumah tangga mereka sendiri untuk membuat arang briket, tentu persoalan sampah terutama di perkotaan dapat sedikit teratasi. Sampah tak perlu sampai menumpuk di TPA, TPS, atau di pinggir jalan. Sebab, sejak dari hulu, yakni di tingkat rumah tangga sudah dimanfaatkan jadi arang briket," katanya.

Kabag Perekonomian Pemkab Ciamis, Drs Yoni Kuswardono, menilai langkah Ujang sangat inovatif dan memberi harapan. "Karena itu, sudah sewajarnya ia segera mendaftarkan temuannya soal arang briket sampah dan kompor Gasma itu ke lembaga hak cipta, untuk kemudian menjaga keterjaminan mutu. Setelah itu libatkan manejemen yang profesional agar inovasi-inovasinya cepat berkembang dan menyebar luas ke masyarakat," saran Yoni.(andri m dani)

TERTARIK pada kompor Gasma dan briket arang sampah? Silakan hubungi langsung Ujang Solihin di kediamannya, Gang Cempaka RT 01/09, Jalan Kertasari, Ciamis Kota, Kabupaten Ciamis.

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=23122&kategori=17