Rabu, 25 Maret 2009

Yaman Tahan 6 Anggota Al Qaeda




Sanaa - Otoritas Yaman menahan enam tersangka yang diduga merupakan anggota kelompok militan Al Qaeda. Mereka dicurigai hendak menyerang instalasi minyak dan turis-turis asing di negara Arab.

"Petugas berhasil menangkap enam orang yang ditunjuk untuk menjalankan aksi terorisme," kata Menteri Dalam Negeri Yaman, Mutahar al Masri, seperti dikutip dari reuters, Rabu (25/3/2009).

Mutahar melanjutkan, pihaknya masih memburu tersangka lainnya.

"Al Qaeda merencanakan 12 aksi terorisme di instalasi perminyakan dan para turis asing," jelasnya.

Bulan Maret ini, imbuhnya, sebuah bom bunuh diri meledak dan menewaskan empat turis asal Korea Selatan.

Menurut Mutahar, aksi pengeboman di Yaman berdasarkan perintah pemimpin sayap regional Al Qaeda untuk menyerang pendatang non muslim.

(irw/irw)

Kamis, 19 Maret 2009

Ada Benang Merah di Dalam Biskuit Merek Terkenal

Sore itu aku pergi ke rumah temanku. Dia sedang makan malam. Lalu dia menawari aku makan. Aku menolaknya karena aku sudah makan. Lalu dia menawari saya makan biskuit cokelat Prince Double Choc (Danone made in A. R. E.). Aku makan saja biskuit itu karena memang aku sangat suka cokelat. Ketika lagi enak nikmati biskuit itu, tiba-tiba saja ada yang mengganjal waktu aku kunyah. Seetelah aku cek ternyata benang merah. Untung saja tidak tertelan.

Ternyata tidak selamanya merek makanan terkenal menjamin kualitas produknya.

Selasa, 17 Maret 2009

Obama Marah dengan Bonus AIG

 
Obama Marah dengan Bonus AIG
BBC

WASHINGTON -- Presiden Barack Obama mengungkapkan kemarahan atas bonus sebesar US$ 165 juta yang dijanjikan kepada para eksekutif perusahaan AIG, yang dibantu pemerintah karena terancam kebangkrutan.

Presiden Obama menyebut bonus itu sebagai 'menyakitkan.' "Amat sulit untuk memahami para pedagang derivative di AIG dijamin mendapat bonus, sekitar US$ 165 juta sebagai bayaran tambahan," tuturnya.

Dan dia mendesak Menteri Keuangan, Timothy Geithner, untuk mengupayakan semua jalan hukum guna menghalangi pemberian bonus itu.

Belakangan jurubicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan pembayaran dana berikut untuk membantu AIG akan diubah guna melindungi pembayar pajak.

Dia tidak menjelaskan bagaimana caranya, namun para pengamat mengatakan pemerintah bisa mengurangi dana --yang totalnya mencapai US$ 30 milyar-- sebesar US$ 165 sehingga AIG mencari dana bonus dari sumber lain. AIG mengumumkan pembayaran bonuis tersebut pada Hari Minggu.

Minta nama penerima

Dalam pidato peluncuran inisiatif untuk membantu usaha kecil menghadapi krisis ekonomi, Presiden Obama mengecam keras AIG.

"Di seluruh negeri, orang-orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa bantuan dana dari pemerintah atau bonus miliaran dollar," katanya.

"Dan yang mereka minta adalah semua orang, dari Main Street ke Wall Street dan ke Washington, adalah aturan yang sama."

Uang sebesar US$ 165 juta dibayarkan kepada para eksekutif pada Hari Minggu, yang merupakan bagian dari total pembayaran bonus yang diperkirakan mencapai US$ 450 juta.

Jaksa Agung New York, Andrew Cuomo, mengatakan sudah mengeluarkan perintah hukum yang meminta AIG mengungkap nama-nama yang menerima bonus itu.

Namun AIG, katanya, menolak untuk menyerahkan daftar itu. "Jika sebuah perusahaan membayar dana yang secara praktis tidak dimiliki perusahaan, itu sama dengan mencuri perusahaan," katanya.

AIG masih belum memberi komentar atas langkah hukum itu namun jurubicara AIG mengatakan mereka melakukan kontak-kontak dengan jaksa agung.

Menyakitkan
 
AIG sudah menerima bantuan dari pemerintah Amerika Serikat sebesar US$ 180 milyar sejak terancam bangkrut pada Tahun 2008. Pimpinan AIG, Ed Liddy --yang ditunjuk pemerintah setelah perusahaan itu menghadapi masalah-- mengatakan sebelumnya bahwa bonus harus dibayarkan untuk memenuhi kontrak yang ditandatangani sebelum krisis keuangan.

Namun Liddy menambahkan bonus tahun ini sudah diubah dan dipotong sampai 30%. Bagaimanapun langkah itu masih belum cukup meredakan para senator Amerika Serikat.

Pemimpin Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, tetap mempertanyakan bonus itu karena kontrak tidak menyebutkan masuknya dana negara. "Apakah mereka menandatangani kontrak dengan mengetahui sepenuhnya, bahwa secara praktis, pembayar pajak Amerika Serikat yang akan membayar para karyawan?"

"Khususnya para karyawan yang membuat mereka masuk ke dalam kekacauan ini. Saya kira ini menyakitkan," katanya seperti dikutip situs BBC.

Sementara itu anggota Senat dari Partai Demokrat, Elijah Cummings, juga ikut marah. "Ini sama seperti, ok kamu harus membantu saya untuk mengacaukan kamu. Dan saya akan ambil uang kamu dan menamparmu dengan uang itu." - ahi

Sumber: http://republika.co.id/berita/38170/Obama_Marah_dengan_Bonus_AIG

Politik Toilet Umum Ala Mesir

 
Politik Toilet Umum Ala Mesir
IOL

Minimnya kebebasan berekspresi tanpa rasa takut, pesan dan kritik pun dituliskan di toilet-toilet umum

KAIRO —  Warga Mesir sepertinya menemukan fungsi baru terhadap toilet umum. Mereka mengubah fasilitas umum itu menjadi tempat di mana mereka mengekspresikan diri mereka lebih bebas dalam isu politik dan sosial tanpa ketakutan.

Kini tak ada satupun toilet umum di negara tersebut, terutama masjid yang luput dari penggunaan baru itu.

Salah satu contoh, di pintu belakang sebuah toilet dalam Masjid Omar Makram--sejauh ini menjadi rumah ibadah paling terkenal di mana para elit, pejabat makmur dan pegawai pemerintah menggelar acara--seorang pengunjung menyerang Presiden Hosni Mubarak, putranya Gamal dan seputar rumor mereka tentang rencana suksesi politik.

Pesan politik detail lain mengutarakan krisis terbesar yang telah menjatuhkan Mesir selama beberapa tahun terakhir termasuk tragedi kapal fery yang membunuh lebih dari seribu kelas menengah di Mesir, serta bukit longsor di Kota Shanti, selatan Kairo, dimana ratusan warga miskin Mesir terkubur di bawah longsoran.

"Saya tak bisa mencegah apa yang dituliskan orang-orang di toilet sini," ujar Sayed Awad, salah satu penjaga masjid. "Saya mencuci mereka dari waktu-kewaktu, tapi tak ada gunanya. Ada banyak dan lebih banyak pesan lagi setiap hari," imbuhnya.

Terpisah dari pengungkapan kekecewaan yang menggunung terhadap rezim dan pemerintahan Partai Demokratik Nasional, beberapa pesan membawa konotasi pan-Arabia.

"Saya benci Israel" bunyi salah satu pesan di belakang Masjid Al Twaheed di Attaba, area terdapat pasar pakaian yang kerap didatangi warga miskin Mesir.

Pesan lain mengekspresikan kegagalan pemerintah Arab untuk datang dan menyelamatkan Palestina melawan agresi Israel yang keras kepala.

Para ahli mengaitkan praktek tersebut dengan minimnya kebebasan bagi rakyat untuk mengekspresikan opini mereka tanpa takut. Yang menjadi sorotan adalah sebagian besar pesan tulisan dapat ditemukan di dalam masjid-masjid besar, terletak di alun-alun terkenal atau area komersil.


Tempat-tempat tersebut kerap didatangi, tidak hanya oleh penduduk ibu kota yang berjumlah hampir 12 juta, tapi juga beberapa juta lain yang tingga di pinggir Kairo dan datang setiap hari untuk urusan bisnis atau menyelesaikan pekerjaan di kantor pemerintahan atau swasta lain.

Para pengamat mengataan peningkatan praktek aneh tersebut merupakan tanda keputusasaan yang memuncak dengan rezim Mubarak yang telah memerintah negara itu sejak 1981.

Sementara pengamat lain, Mohamed Tharwat mengacu pada kebebasan yang makin menyusut, sehingga membuat orang mencari tempat lain yang aman untuk mengungkapkan diri mereka dari pandangan dan tangan besi pihak keamanan negara.

Analis politik itu bahkan memberi julukan fenomena tersebut dengan "politik kamar mandi,"

Ia mengatakan fenomena itu cerminan dari kemarahan ekstrim di dalam negara yang masih jauh dari demokrasi, di mana orang bebas berekspresi tanpa rasa takut. "Jika toh ada, praktek semacam itu membuat gerah negara opresif tersebut dan warga negara menderita selama bertahun-tahun," ujar Tharwat

"Orang-orang di negara ini takut untuk berbicara," ujarnya.

Mesir memang tak luput dari serangan beberapa organisasi hak asasi Internasional atas kegagalannya menoleransi kelompok oposisi jurnalis maupun para blogger.

"Orang-orang tersebut tidak akan melakukan di tempat-tempat macam ini jika mereka mampu mengekspresikan pendapat dengan bebas," ujar Tharwat meyakini./iol/itz

Sumber: http://republika.co.id/berita/37997/Politik_Toilet_Umum_Ala_Mesir



Jumat, 06 Maret 2009

Presiden SBY Minta Presiden Korsel Bantu TKI Korban PHK



(Foto: Dok. detikcom)

Jakarta - Tidak sedikit TKI di Korea Selatan yang jadi korban PHK sebagai dampak krisis ekonomi global. Pemerintah RI berharap Pemerintah Korea Selatan memberi kelonggaran kepada para TKI korban PHK untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Demikian papar Presiden SBY tentang salah satu agenda pertemuannya dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak. Pertemuan sore ini, Jumat (6/3/2009), berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta.

"Saya minta kepada beliau agar para TKI korban PHK diberi tenggang waktu cukup untuk mendapatkan pekerjaan baru dan lebih baik sehingga mereka tidak sampai harus kembali ke Indonesia," ujar SBY.

Sebelumnya Presiden SBY berterimakasih pada Presiden Lee Myung-bak atas crash program bagi para korban PHK. Program ini memberikan kesempatan pada para korban PHK, baik pekerja asing maupun lokal.

Atas permintaan tersebut Presiden Lee Myung-bak menyatakan memperhatikannya benar. Para TKI yang total jumlahnya sekitar 20 ribu orang merupakan bagaian dari perkembangan ekonomi Korsel.

"Kami tidak ada diskriminasi antara pekerja asing dan lokal. Setiba di Korsel nanti saya bersama jajaran terkait akan mencarikan jalan keluarnya," kata Presiden Lee Myung-bak.

Cegah PHK

Terkait mengantsipasi dampak krisis ekonomi global, Presiden SBY menyatakan Pemerintah RI terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investor asing. Tidak terkecuali bagi perusahaan asal Korsel yang jumlahnya mencapai 1300 buah dan tengah memperkerjakan 500 ibu tenaga kerja.

"Kami terus mencarikan jalan agar semua perusahaan itu tetap berjalan
dan tidak perlu ada PHK," tutur SBY.

(lh/gah)

Sumber:
http://www.detiknews.com/read/2009/03/06/201546/1095787/10/presiden-sby-minta-presiden-korsel-bantu-tki-korban-phk

Golput adalah Sebuah Pilihan

 

 

Pemilu sebentar lagi akan dilaksanakan. Aku tidak tahu seperti apa kampanye yang dilangsungkan untuk masa ini. Sepertinya berbeda dengan pelaksanaan Pemilu lima tahun sebelumnya. Sebagian masyarakat Indonesia sepertinya masih ada yang memutuskan untuk tidak memilih alias golput. Banyak alasan yang berbeda-beda. Entah itu karena merasa tidak ada yang sesuai dengan hati nurani. Entah itu karena malas (eh ada tidak ya yang seperti ini?). Atau apalah itu?

Kalau aku sendiri awalnya sempat bimbang, apakah aku akan ikut Pemilu atau tidak. Mengingat tempatnya jauh yaitu di KBRI Riyadh. Dan juga majikanku belum tentu mengijinkan aku untuk ikutan Pemilu. Ongkos yang dibutuhkan juga lumayan besar. Naik taksi untuk pergi ke tempat pemunggutan suara memerlukan ongkos sebesar 30 Riyal. Jadi kalau pulang pergi mesti mengeluarkan uang sebesar 60 Riyal. Sayang....

Seandainya ada alternatif lain misalnya panitia Pemilu mendatangi para pemilih, mungkin lebih banyak yang antusias.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengampanyekan golput. Terserah pribadi masing-masing untuk ikut Pemilu atau tidak. Itu hak masing-masing. Lagi pula Golput adalah sebuah pilihan juga bukan? 

 

Rabu, 04 Maret 2009

Google dan Microsoft 'Dipaksa' Cegah Aksi Teroris



Screenshot Google Earth

Jakarta - Apa hubungan Google dan Microsoft dengan terorisme? Pastinya, kedua perusahaan itu bakal terkena peraturan yang 'memaksa' mereka untuk mencegah aksi terorisme.

Ya, hal ini terkait dengan layanan perta online yang disediakan Google, Microsoft dan juga perusahaan lainnya seperti Yahoo. Sebuah peraturan sedang digodok anggota legislatif Amerika Serikat untuk 'memaksa' para penyedia layanan peta online untuk mencegah aksi terorisme.

Tepatnya, Google dkk diminta mengaburkan (blur) gambar-gambar pada peta mereka yang menampilkan target terorisme. Ini termasuk gedung sekolah, gedung pemerintahan dan tempat peribadatan.

Google Maps, Google Earth dan Microsoft Virtual Earth konon bisa digunakan para teroris dalam merancang serangannya. Bahkan ada spekulasi bahwa teknologi peta online telah digunakan dalam serangan di Irak dan Israel.

Dikutip detikINET dari NYTimes, Kamis (5/3/2009), meski belum ada peraturan ini beberapa penyedia peta online telah secara sukarela mengaburkan gambar lokasi tertentu. Google, Microsoft dan beberapa penyedia gambar bagi kedua perusahaan itu dikabarkan telah mengaburkan lokasi seperti Gedung Putih. ( wsh / wsh )

Sumber:
http://www.detikinet.com/read/2009/03/05/072937/1094558/398/google-dan-microsoft-dipaksa-cegah-aksi-teroris