Minggu, 29 November 2009

Wartawan AS: Makin Terkuak, Siapa Dibelakang Serangan 9/11




Wartawan investigasi AS, Christopher Bollyn menemukan sejumlah fakta baru yang menguak takbir misteri seputar tragedi serangan 11 September 2001 terhadap gedung kembar World Trade Center.

Dalam laporan hasil investigasinya yang dimuat di situs berita Rebel News, Bollyn mempertanyakan keganjilan yang terjadi saat detik-detik gedung kembar WTC itu ambruk ke tanah. Ia menulis, saat kejadian, sekitar 425.000 kubik meter beton dari gedung berlantai 220 itu hancur menjadi puing sebelum benar-benar ambruk ke tanah, sehingga menimbulkan debu panas membentuk asap piroklastik yang sangat tebal dan bergulung-gulung di jalan-jalan Manhattan.

Bollyn juga mengungkap fakta baru bahwa ketika serangan 11 September terjadi, seluruh gedung kembar World Trade Center statusnya dibawah kepemilikan atau sedang disewakan pada seorang inevstor Yahudi Zionis yang cukup berpengaruh di AS, bernama Larry Silverstein. Silberstein ternyata seorang pengusaha "hitam" karena sejak masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, Silverstain dikenai dakwaan kasus penyelundupan narkoba.

Fakta tentang latar belakang investor Yahudi itu, tulis Bollyn, kemungkinan bisa menjelaskan apa sebenarnya yang telah menyebabkan gedung kembar WTC bisa luluh lantak dan ambruk. Bollyn meragukan teori yang selama ini dikedepankan kelompok-kelompok Zionis dan kelompok lobi Israel pada pemerintah AS dan media massa, bahwa gedung kembar itu roboh dengan bentuk seperti kue panekuk. Karena menurut Bollyn, tidak ada sisa beton dan serpihan mental yang masih saling menempel, yang bisa ditemukan dalam puing reruntuhan.

Dalam artikelnya Bollyn menegaskan, jika dilihat dari serpihan beton menara kembar dan debu berbentuk asap piroklastik serta adanya zat aktif super-termit yang ditemukan di sisa-sisa debu, sulit menyimpulkan bahwa kehancuran total menara kembar disebabkan oleh tabrakan pesawat yang menghantam bagian atap gedung.

Dalam artikelnya, Bollyn juga menjelaskan mengapa ia memutuskan pindah ke Jerman dengan membawa serta keluarganya. Ia mengatakan, keputusannya pindah bertepatan dengan "perang melawan teror" yang dirancang Israel dan kemudian dilaksanakan oleh mantan presiden AS, George W. Bush.

"Dari riset awal saya terhadap bukti-bukti dan laporan-laporan media, ada indikasi kuat bahwa intelejen militer Israel lah pelaku serangan 11 September 2001 yang menghancurkan menara kembar. Operasi teroris itu dilakukan untuk menjadikan pimpinan Al-Qaida, Usamah bin Ladin sebagai kambing hitamnya. Kaum Zionis yang sudah mengendalikan pemerintahan AS dan media massa, menjadikan tragedi 11 September untuk mendorong invasi dan penjajahan di Afghanistan," tulis Bollyn.

Ia juga mengungkap dan membeberkan insiden serangan yang dialaminya pada bulan Agustus 2006. Sekelompok polisi yang menyamar, masuk ke dalam rumahnya dan menyerangnya hingga sikunya patah. "Saya pun sadar bahwa insting saya pada tahun 2001 benar dan AS bukanlah tempat yang aman untuk menyelidiki peristiwa serangan 11 September," ungkap Bollyn.

Di akhir bulan November 2001, Bollyn berkesempatan bertemu dengan mantan anggota parlemen yang juga pakar intelejen, Andreas von Bülow di rumahnya di dekat kawasan Cologne, Jerman. Mereka berdiskusi dan sepakat bahwa ada peran intelijen Israel dalam serangan 11 September 2001 yang dikamuflasekan sebagai serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok Al-Qaida.

Untuk melengkapi investigasinya, Bollyn juga menjumpai Markus "Mischa" Wolf, seorang Yahudi Jerman yang dikenal sebagai mata-mata ulung dan pernah memimpin operasi-operasi intelijen di Jerman Timur selama 35 tahun. Bollyn menulis, Markus Wolf yang lahir pada tahun 1923 di selatan Jerman, berasal dari keluarga Yahudi yang cukup berpengaruh. Selama masa Perang Dunia II, Wolf dan keluarganya yang komunis menetap di Uni Soviet. Setelah perang usai, keluarga Wolf dikirim ke Berlin bersama Walter Ulbricht, seorang pendiri kelompok totalitarian DDR di Jerman Timur.

"Dia (Wolf) bekerja sebagai wartawan di sebuah stasiun radio di wilayah Jerman yang masih dikuasai Soviet dan menjadi salah satu saksi mata dalam proses persidangan Nuremberg," tulis Bollyn. Persidangan Nuremberg adalah persidangan untuk mengadili para tentara Nazi setelah kalah dalam Perang Dunia II. Wolf, tambah Bollyn, meninggal pada 9 November 2006 bertepatan dengan peringatan 17 tahun runtuhnya tembok Berlin.

Selain Wolf, tokoh Yahudi lainnya yang ditemui Bollyn adalah Frau Marek yang bekerja untuk sejumlah agen intelijen termasuk agen intelijen Israel, Mossad. "Marek punya latar belakang ilmu fisika dan ia mengatakan pada saya bahwa ia punya informasi tentang senjata sinar infra merah yang bisa diarahkan energinya dan senjata itu dikembangkan oleh Uni Soviet," tulis Bollyn.

Mengutip keterangan Marek, Bollyn mengatakan bahwa senjata infra merah itu kemungkinan digunakan dalam peristiwa serangan 11 September 2001 ke menara kembar WTC. Senjata itu menurut Marek mampu meluluhlantakkan menara-menara beton seperti menara kembar WTC di New York. (ln/prtv)

Kamis, 19 November 2009

Surat dari Seorang Kristiani untuk Wanita Muslim



Oleh: Joanna Francis © 2006 (Penulis, Jurnalis USA)

note: versi bahasa inggris bisa dilihat di http://texasmuslims.lefora.com/2009/03/25/a-letter-from-a-christian-to-a-muslim-woman-by-joa/page1/


Selama serangan Israel ke Lebanon dan “perang melawan teror” Zionis, dunia Islam menjadi pusat perhatian di setiap rumah warga Amerika. Saya melihat pembunuhan, kematian dan kehancuran yang menimpa Lebanon, tapi saya juga melihat sesuatu yang lain: Saya melihat Anda. Saya tidak bisa menolong, tapi yang menjadi perhatian bahwa setiap perempuan yang saya lihat selalu menggendong bayi atau anak-anak disekelilingnya. Meskipun mereka berpakaian sederhana, kecantikan mereka tetap bersinar. Tapi bukan sekedar kecantikan lahiriah. Saya juga merasakan keanehan dalam diri saya: saya merasa iri. Saya merasa tidak senang atas kejadian mengerikan dan kejahatan perang yang rakyat Lebanon derita dan menjadi target oleh musuh kita bersama. Tapi saya hanya bisa mengagumi kekuatan, kecantikan, kesederhanaan, dan lebih dari itu, kebahagiaan kalian.


Ya, ini aneh, tapi itu yang saya rasakan bahwa meskipun dalam keadaan dibom, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari pada kami, karena kalian menjalani kehidupan natural sebagai seorang wanita. Cara yang selalu wanita jalani sejak masa awal. Cara yang digunakan di Barat hingga tahun 60-an, ketika kami dibombardir oleh musuh yang sama. Hanya saja kami tidak dibom dengan perlengkapan perang sesungguhnya, tapi dengan tipu daya licik dan kerusakan moral.


Melalui Godaan
Mereka menyerang kami—orang-orang Amerika—dari Hollywood, bukan dari jet tempur atau tank buatan Amerika. Mereka juga akan “membom” kalian dengan cara ini, setelah mereka selesai membom prasarana negara kalian. Saya tidak ingin hal ini terjadi pada kalian. Kalian akan merasa rendah sebagaimana yang kami rasakan. Kalian bisa menghindar dari bom semacam ini kalau kalian mendengar dengan ramah kepada mereka yang sudah menderita dan menjadi korban serius dari pengaruh jahat musuh. Karena segala sesuatu yang kalian lihat dari Hollywood hanyalah kumpulan kebohongan, penyimpangan realita, rokok dan bayangan semu. Mereka menghadirkan masalah seks sebagai “hiburan yang aman” karena tujuan mereka adalah menghancurkan susunan moral masyarakat menjadi apa yang mereka arahkan ke program beracun. Saya meminta kepada kalian agar tidak meminum racun mereka. Tidak ada penangkal baginya sekali Anda mengkonsumsinya. Kalian mungkin bisa pulih setengah-setengah, tapi tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Lebih baik menghindar dari racun sepenuhnya dari pada mencoba untuk sembuh dari penyebab kerusakan ini.


Mereka akan berusaha menggoda kalian dengan rangsangan film dan video musik; dengan licik menggambarkan kami, wanita Amerika, dengan bahagia dan senang, bangga berpakaian layaknya pelacur dan konten tanpa kekeluargaan. Banyak dari kami tidak bahagia, percayalah. Jutaan dari kami menjalani pengobatan anti-depresi, tidak menyukai pekerjaan, dan menangis semalaman karena lelaki yang mengatakan cinta kepada kami, kemudian dengan serakah menggunakan kami lalu pergi. Mereka ingin menghancurkan keluarga kalian dan meyakinkan kalian untuk punya sedikit anak. Mereka melakukan ini dengan menghadirkan pernikahan sebagai sebuah bentuk perbudakan, (tugas) keibuan sebagai kutukan, menjadi sederhana dan murni sebagai model kuno. Mereka ingin merendahkan kalian dan menghilangkan agama kalian. Mereka seperti ular yang menggoda Hawa dengan apel. Don’t bite!


Harga Diri
Saya melihat kalian sebagai mutiara berharga, emas murni, atau “mutiara bernilai tinggi” yang dibicarakan Injil (Matius 13: 45). Semua wanita adalah mutiara bernilai tinggi, tapi beberapa orang memperdaya kita ke dalam keraguan akan nilai kemurnian ini. Yesus (Nabi Isa as.) mengatakan: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7: 6) Mutiara-mutiara kita tak ternilai harganya, tapi musuh meyakinkan kita bahwa hal itu bernilai rendah. Tapi percayalah; tidak ada pengganti yang dapat memandang ke dalam cermin dan melihat kesucian, kemurnian dan rasa harga diri yang ada pada kalian.


Mode atau fashion yang datang dari para penjahit Barat dirancang agar kalian yakin bahwa asset tak ternilai milik kalian adalah seksualitas. Tapi keindahan busana dan hijab kalian sesungguhnya lebih menarik dibandingkan mode Barat manapun, karena pakaian itu menyelubungi kalian dalam misteri dan menunjukkan harga diri serta kepercayaan. Seksualitas seorang wanita harus dijaga dari mata-mata yang tak layak, karena hal itu seharusnya menjadi hadiah bagi lelaki yang benar-benar mencintai dan menghormati untuk menikahi Anda…


Asset tak ternilai milik kalian adalah inner-beauty, kemurnian, dan segala hal yang membuat kalian apa adanya. Tapi saya melihat beberapa wanita Muslim mendorong batasan itu dan mencoba menjadi kebarat-baratan sebisa mungkin, meskipun tetap menggunakan kerudung (dengan memperlihatkan sebagian rambut mereka). Mengapa meniru wanita yang sudah menyesal, atau akan menyesal, karena kehilangan kebaikannya? Tidak ada pengganti atas kehilangan hal tersebut. Kalian adalah permata yang sempurna. Jangan biarkan mereka menipu kalian dengan menjadi berlian palsu. Karena segala hal yang kalian lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah kebohongan. Itu adalah jebakan setan. It is fool’s gold.


Hati Seorang Wanita
Saya akan beri tahu kalian sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian ingin tahu: seks sebelum menikah tidaklah “sehebat” yang kalian kira. Kita memberikan tubuh kita kepada lelaki yang kita cintai, yakin bahwa itu adalah cara agar mereka mencintai dan menikahi kita. Sebagaimana yang kita lihat di televisi belakangan ini. Tapi tanpa jaminan pernikahan dan kepastian pengetahuan bahwa ia akan bersama dengan kita, ini bukanlah hal yang menyenangkan! Inilah ironinya. Ini adalah hal yang sia-sia. Hanya akan meninggalkan air mata pada kalian.


Berbicara sebagai seorang wanita kepada wanita lain; saya percaya bahwa kalian sudah mengerti. Karena hanya seorang wanita yang benar-benar mengerti apa yang ada di hati wanita lain. Kita benar-benar sama. Ras kita, keyakinan, atau kebangsaan kita bukanlah persoalan. Hati seorang wanita sama di mana pun mereka berada. We love. Itu hal terbaik yang kita lakukan. Kita memelihara keluarga kita dan memberikan kenyamanan dan kekuatan kepada lelaki yang kita cintai.


Tapi kami wanita Amerika telah dibodohi untuk percaya bahwa kita lebih bahagia dengan berkarier, rumah sendiri untuk hidup sendiri, dan kebebasan memberikan cinta kepada siapapun yang kami pilih. Itu bukanlah kebebasan, dan itu bukanlah cinta. Jangan menerima sesuatu yang penuh kekurangan. Itu tidaklah berharga. Kalian tidak akan menyukainya dan bahkan setelah itu kalian tidak akan menyukai diri kalian sendiri. Lalu dia akan pergi meninggalkan kalian.


Pengorbanan
Sin never pays. It always cheats you. Meskipun saya memperoleh kembali kehormatan, tetap saja tidak ada gantinya… Kami wanita di Barat telah didoktrin ke dalam pemikiran bahwa kalian, wanita Muslim, tertindas. Tapi sejatinya, kamilah yang sedang tertindas; diperbudak oleh mode yang merendahkan kami, terobsesi dengan berat badan, mengharap cinta dari pria yang tidak menginginkan kami bangkit. Jauh dalam diri, kami tahu bahwa kami telah ditipu. Kami dengan diam-diam mengagumi dan iri pada kalian, meski sebagian dari kami tidak akan mengakui hal ini.


Please, jangan remehkan kami atau berpikir bahwa kami menyukai hal-hal seperti ini. Ini semua bukan kesalahan kami. Banyak dari kami tidak memiliki ayah yang menjaga kami sewaktu kami muda karena keluarga kami telah berantakan. Kalian tahu siapa dibalik semua rencana ini. Don’t be fooled, my sisters. Jangan biarkan mereka merampas kalian. Stay innocent and pure. Kami wanita Kristiani butuh untuk melihat bagaimana hidup selayaknya seorang wanita. Kami butuh kalian untuk menyiapkan sebuah teladan bagi kami, karena kami telah kehilangan kesempatan. Jagalah kemurnian kalian. Remember: you can’t put the toothpaste back in the tube. Jadi, jagalah “pasta gigi” kalian dengan baik!

Saya harap kalian menerima pesan ini dalam semangat persahabatan, rasa hormat, dan kebanggaan. Dari saudari Kristiani kalian—with love.

Penerjemah(Bebas)© ejajufri
Catatan:Dipublikasi ulang tanpa izin penulis

Sabtu, 05 September 2009

Ajang Festival Film Internasional Jadi Sarana Propaganda Israel



Lebih dari 50 seniman, akademisi, dan pembuat film melayangkan protes pada Toronto International Film Festival dan menuduh festival film tersebut telah berubah menjadi "mesin propaganda Israel".

Toronto International Film Festival tahun ini lebih memilih untuk menyajikan film-film di 10 kota metropolitan Yahudi oleh para pembuat film lokal untuk program "City to city" , yang mana setiap tahun fokus lensanya di kota yang berbeda.

Tapi pilihan tersebut menuai protes karena festival film tersebut dianggap telah "melancarkan kampanye propaganda" negara Israel, mengingat tidak adanya pembuat film Palestina dalam program ini," kata sebuah surat terbuka yang dilayangkan para seniman kepada organisator festival. Mereka juga menuduh festival mengambil kesempatan untuk kampanye meningkatkan citra "negara Israel".

Pembuat film Kanada John Greyson minggu lalu menarik film dokumenternya "Covered" dari festival tersebut sebagai bentuk protes, dan sebuah pernyataan yang diterbitkan online pada hari Kamis dan ditandatangani oleh lebih dari 50 seniman, akademisi, dan para pembuat film telah menyamakan perayaan festival film tersebut seperti era apartheid Afrika Selatan.

"Festival ini mengabaikan penderitaan ribuan penduduk dan keturunannya yang saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsi di Wilayah Pendudukan atau yang telah tersebar ke negara-negara lain," kata para penandatangan, termasuk aktor Jane Fonda dan Danny Glover, penulis Naomi Klein, dan pembuat film Ken Loach.

"Kami tidak memprotes pembuat film individu Israel termasuk program "City to city" , kita juga tidak dengan cara apa pun menyarankan bahwa seharusnya film-film Israel tidak diterima di TIFF," kata mereka.

"Namun ... kita keberatan dengan penggunaan seperti festival internasional sebagai ajang propaganda dan kampanye dari negara Israel."

Pejabat di konsulat Israel di Toronto sampai saat ini belum memberikan komentar.(fq/agencies/aby)


Sumber:

http://eramuslim.com/berita/dunia/ajang-festival-film-internasional-jadi-sarana-propaganda-israel.htm

Rabu, 12 Agustus 2009

Fobia Israel Terhadap Hamas


Meski mengklaim berhasil menghancurkan kekuatan Hamas saat agresinya bulan Januari lalu, fobia Israel terhadap Hamas belum pupus. Sumber-sumber intelijen Israel mengungkapkan bahwa Hamas sedang membangun kekuatannya kembali di Gaza.

Untuk membangun kekuatannya itu, kata Israel, Hamas menyelundupkan misil-misil anti-pesawat dan anti tank ke Gaza. Israel juga mengklaim Gaza kini menjadi tujuan para jihadis yang selama ini melakukan perlawanan terhadap pasukan AS di Irak.

Menurut agen-agen intelijen Israel, para pejuang asal Irak itu masuk ke Gaza selama satu tahun belakangan ini dan mereka merupakan bagian dari jaringan yang oleh Israel disebut jaringan Jihad Islam Internasional dan Al-Qaida Israel meyakini bahwa para jihadis itu beralih ke Gaza karena menurunnya tensi perlawanan di Irak terhadap militer AS dan koalisinya.

Di Gaza, masih menurut sumber-sumber di Israel, para jihadis itu membentuk kelompok-kelompok perlawanan kecil dan menimbulkan persoalan bagi Hamas karena Hamas sulit mengkoordinir mereka. Meski demikian, Israel meyakini Hamas sengaja menahan diri untuk tidak melakukan serangan Israel dan memanfaatkan masa gencatan senjata untuk membangun kembali kekuatannya dan mempertahankan kontrolnya atas Jalur Gaza. (ln/imemc)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/palestina/fobia-israel-terhadap-hamas.htm

Seorang Yahudi untuk Perjuangan Palestina?


Benarkah Fatah berjuang untuk Palestina? Sudah sejak lama, Hamas tidak pernah mau mengakui Fatah sebagai rekan perjuangan—sebagaimana juga terhadap PLO-Yasser Arafat.

Saat ini, Fatah tengah mempersiapkan pembentukan Dewan Revolusi yang baru. Dan salah satu yang direkomendasikan untuk menjadi ketuanya adalah Dr. Uri Davis, dan yang mengejutkan (ataukah sebenarnya tidak?), Uri Davis adalah seorang Yahudi.

Menurut Ma’an—sebuah harian yang cukup populer di kawasan Palestina dan Israel—saat ini Fatah mempunyai kelemahan dalam berdialog dengan dunia luar, baik partai politik, pemerintahan, dan organisasi kemanusiaan. Dengan majunya Davis, maka hal-hal itu akan mampu diselesaikan.

Davis yang dilahirkan di Jerusalem menyebut dirinya sebagai bangsa Palestina Hebron. Ia menulis banyak buku salah satunya adalah tentang kebijakan Israel terhadap Palestina, termasuk kewarganegaraan Palestina di Israel. Ia juga menyebut Israel sebagai Negara Apartheid.

Saat ini Dewan Revolusi Fatah mempunyai 120 orang anggota, dan keanggotaannya terbuka untuk siapapun. Di dalam Dewan ini ada juga mereka yang berkeyakinan Kristen, dan juga Yahudi seperti Uri Davis. Jika terpilih, maka Davis akan menjadi Yahudi pertama yang menjadi ketua Dewan Revolusi.

Davis direkrut oleh Fatah pada tahun 1980 melalui PLO (Palestine Liberation Organization) yang didirikan oleh Khalil Al-Wazir yang juga ironisnya dibunuh oleh tentara Israel pimpinan Ehud Barak yang saat itu masih menjabat sebagai menteri pertahanan.

Menurut Davis, ia bergabung dengan Fatah karena organisasi ini mempunyai format kerja yang liberal dan percampuran berbagai ideologi yang harmonis. “Gerakan (Fatah) telah berjuang untuk membebaskan tanah air dan rakyat (Palestina) dari penjajahan,” ujar Davis.

Hmm, seorang Yahudi untuk perjuangan Palestina? Sesuatu yang tak akan pernah terjadi sampai datang akhir zaman, mungkin! (sa/haaretz)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/palestina/seorang-yahudi-untuk-perjuangan-palestina.htm

Itinerario, Buku Penyebab Indonesia Dijajah Belanda 3,5 Abad


Tahukah Anda bahwa karena sebuah bukulah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad? Buku tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, yang ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595. Inilah kisahnya:

Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi Nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.

Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara. Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah.

Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya.

Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas.  Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru—kini disebut Benua Amerika—kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis. Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda.

Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri. Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.

Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan. Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, dan Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini. Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap.

Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah, “Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis. Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.

Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.

Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.

Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. [] (Ridyasmara)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/itinerario-buku-penyebab-indonesia-dijajah-belanda-3-5-abad.htm

Ilusi Keamanan di Iraq


Lebih 100 orang tewas dalam serangan bom selama tiga hari di berbagai wilayah di Iraq. Serangan diarahkan ke kota Bagdad dan Mosul, pada hari Jum’at dan Senin. Serangan ini merupakan terbesar sejak pasukan AS di tarik dari kota-kota Iraq.

Serangan ini menjadi berita-berita utama di berbagai media internasional, di mana total korban yang tewas akibat serangan itu mencapai 157 orang, peristiwa yang mengerikan berlangsung di awal Agustus. Peristiwa ini menjadikan pemerintahan Iraq, nampaknya gagal menciptakan kondisi aman di seluruh Iraq, pasca pasukan AS ditarik dari kota-kota di Iraq, sejak Juni lalu.

Sejauh ini yang menjadi target sasaran aparat keamanan, kantor pemerintahan, dan kota-kota Syiah. “Serangan yang sekarang ini adalah Al-Qaidah, dan mereka melakukan koordinasi dengan menggunakan teknologi tinggi”, ucap Jendral Abdul Karim Khalaf. Dan, belakangan ini konflik antara golongan Syiah dan Sunni, semakin memuncak, dan ini adalah buah dari politik divide et impera, yang dijalankan AS, yang dapat mendorong pemerintah Nur Maliki akan meminta kembalinya pasukan AS.

Situasi keamanan yang diharapkan akan semakin membaik pasca penarikan pasukan AS, justru yang terjadi sebaliknya, di mana sejak Agustus ini, terus mengalami eskalasi yang sangat dahsyat, serangan bom yang berlangsung diberbagai tempat di Iraq. Meskipun, pemerintahan Nur Maliki, masih tetap yakin dapat menjaga keamanan kota Bagdad, dan bahkan seluruh wilayah Iraq, pasca penarikan pasukan AS dari negeri itu.

Nanun, menurut Alia Nusasif Jasim, anggota parlemen, yang bergabung dalam group komite anti korupsi, yang menegaskan milyaran dolar,yang raib dan tidak jelas rimbanya. “Sekarang, korupsi menjadi ancaman terbesar bagi Iraq, karena semuanya lembaga yang ada di Iraq terlibat dalam korupsi, termasuk lembaga keamanan, dan dari situ mereka mendapatkan pekerjaan”, ucap Jasim. (m/bbc)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/dunia/ilusi-keamanan-di-iraq.htm