Rabu, 19 November 2008

Semut Ternyata Lebih Doyan Garam

COBA perhatikan perilaku semut di sekitar rumah. Pisang goreng atau kerupuk di atas meja makan yang notebene tidak manis apakah tetap dikerumuni seperti halnya sejumput gula atau sirup yang tumpah.

KENYATAANNYA, sebagian koloni semut bahkan lebih menyukai garam daripada gula. Setidaknya perilaku ini terlihat pada semut-semut yang tinggal di pedalaman yang jauh dari laut.

"Ketertarikan terhadap garam meningkat seiring jarak dari laut," ujar Profesor Robert Dudley, salah satu peneliti dari Universitas California Berkeley, AS, belum lama ini.

Kesimpulan tersebut diambil setelah Dudley dan koleganya dari Universitas Arkansas Little Rock (UALR) dan Universitas Oklahoma membandingkan sejumlah populasi semut di Amerika.

Mereka mempelajari perilaku semut dari Amerika Tengah, Selatan, dan Utara yang hidup di lokasi berbeda-beda. Semut yang hidup di habitat berjarak 96 kilometer dari garis pantai ternyata lebih suka larutan garam satu persen daripada larutan gula 10 persen.

Kecenderungan ini tampak sekali pada semut pemakan daun daripada semut pamakan daging, seperti semut merah. Semut pemakan daun mungkin membutuhkan asupan garam tambahan lebih banyak karena tidak memperoleh sebanyak semut pemakan daging.

Alasan ini sama halnya dengan seekor bison, kijang, atau badak yang suka menjilat tanah untuk menambah asupan garam. Sementara hewan pemakan daging seperti singa gunung dan srigala tidak melakukannya karena sudah cukup mendapatkan garam dari mangsanya.

Semut sendiri tergolong dalam serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae. Semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon.
Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.

Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tersebut.

Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 hingga 20 persen jumlah biomassa hewan-hewan besar.

Satu hal lagi, rayap juga terkadang disebut semut putih. Meski mereka memiliki struktur sosial yang sama, rayap tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut.
Binatang lain yang juga sering disebut sebagai semut adalah semut beludru. Bentuknya memang menyerupai semut besar, tapi sebenarnya mereka adalah tawon betina yang tidak bersayap. (kcm/wkpd)

Makhluk Paling Perkasa
MESKI tubuhnya sangat kecil, semut memiliki sejumlah keajaiban yang membuatnya masuk dalam katagori makhluk paling perkasa di muka bumi.

Salah satu keajaiban semut adalah kemampuannya untuk bergerak 24 jam sehari. Semut juga memiliki kemampuan berduel yang luar biasa. Dalam berduel semut mampu mengimbangi binatang atau serangga yang lima kali lebih besar dari dirinya, kecuali lebah, laba-laba dan lipan.
Apabila diluruskan, sarang semut dapat mencapai panjang tujuh kilometar. Ini juga keajaiban lainnya mengingat ukuran tubuhnya yang sangat kecil.

Satu lagi keajaiban semut yang menakjubkan adalah kemampuannya untuk mengangkat benda yang 10 kali lebih berat dari dirinya. (*)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=25019&kategori=17

2 komentar:

  1. ah masa...?tetep aja ko kalo ada antara asin dan manis, tetap dipilih yang manis...:)

    BalasHapus
  2. ini hanya sebuah penelitian.
    bisa benar dan bisa salah...
    :)

    BalasHapus