Sabtu, 31 Mei 2008

Keanehan dan Keistimewaan Negeri Ini

Banyak keanehan dari sikap orang-orang pribumi di negeri ini. Ini menurut pengalamanku dan penuturan teman-temanku tentang negeri ini. Contohnya hari ini. Temanku seorang india (sopir) bernama Muhammad Ali pergi mengantar anak majikan ke rumah sakit. Berangkat sekitar jam 16:30. Baru datang lagi jam 21:45. Waktu yang cukup lama bukan?

Temanku india yang lain (seorang sopir juga) yang bernama Jabir dari tadi menunggu datangnya mobil tersebut. Karena dia perlu mobil itu untuk melaksanakan tugasnya. Dia bercerita bahwa anak majikan itu memang rada "hebat". Dia suka ingin tahu banyak hal. Alasan kenapa lama di rumah sakit yaitu karena anak tersebut selalu saja cari-cari "informasi" keliling rumah sakit. Padahal urusan dia dengan dokter sudah beres dan bisa segera pulang. Setiap kali ada pasien yang datang, apalagi pasien yang terluka akibat kecelakan, dia pasti bertanya ini itu kepada orang-orang sekitar. Makanya jadi terlambat datangnya. Jika saja Jabir yang mengantar, dia tidak akan menuruti keinginan anak tersebut.

Rasa keingintahuan anak-anak disini rata-rata memang cukup besar. Dan itu kebanyakan didukung oleh orang tua mereka. Contohnya aku pernah lihat beberapa kali seorang ayah "mengajarkan" anaknya yang masih kecil untuk mengendarai mobil. Sekadar iseng atau apa aku tak tahu. Yang aku tahu itu sangat berbahaya, apalagi di jalanan yang cukup ramai. Juga aku pernah lihat seorang pengemudi mobil sambil membaca koran, sambil minum, sambil lihat handphone dan kegiatan lainnya yang seharusnya tidak dilakukan pada saat mengemudikan mobil.

Aku sering lihat orang-orang yang sengaja atraksi mobil berputar-putar. Itu dilakukan di jalanan yang ramai. Memang sih seramai-ramainya jalanan besar disini tidak seramai di jalanan besar di Indonesia. Tapi hal itu tetap saja berbahaya. Jalan utama disini memang sangat lebar dan mulus kondisinya. Setiap sisi jalan memiliki empat jalur yang bisa dilalui oleh kendaran. Hal itu memungkin seorang pengemudi menjalankan kendaraannya dengan cepat. Walaupun jalanan disini tidak terlalu ramai, bisa saja tiba-tiba datang mobil yang lain dengan kecepatan tinggi.

Suatu ketika aku pernah lihat orang yang kecelakan akibat ulahnya sendiri beratraksi ria. Tepat di jalan depan kantorku dia melakukan atraksi memutar-mutarkan mobil. Dengan kecepatan yang cukup tinggi dia melakukan atraksi. Tujuanya ingin "unjuk gigi" eh tahu-tahunya malah celaka. Dia lepas kendali. Brak! Mobil itu menabrak pagar besi yang membentengi proyek pembangunan rumah sakit. Pagar besi itu sampai rusak sepanjang kurang lebih 6 meter. Untung saja pengemudi itu tidak terluka apa-apa. Sungguh beruntung sekali. Di dalam mobil tersebut juga terdapat dua orang wanita. Mereka semuanya selamat. Semoga saja bisa dijadikan pelajaran supaya tidak mengulangi keanehan dan kebrutalannya lagi.

Selain keanehan yang dimiliki, juga terdapat keistimewaan dari negeri ini. Ikuti kelanjutannya…

Bersambung…

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia

Ada 3 Objek wisata yang masuk nominasi dari 7 Keajaiban Dunia yaitu: Danau Toba, Krakatau dan Pulau Komodo. Namun sampai saat ini ketiganya masih berada dalam rating rendah. Silakan Baca: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/31/time/143737/idnews/948174/idkanal/10.

Mari Kita Dukung Alam Indonesia untuk Menjadi Salah Satu dari 7 Keajaiban Dunia lewat alamat situs resmi: http://www.new7wonders.com/nature/en/liveranking/

Rabu, 28 Mei 2008

Masjid Haram 10 Tahun ke Depan, Masjid dengan Lapangan Terluas di Dunia



Arab Saudi mulai mengerjakan enam proyek real estate sebagai bagian dari proyek perluasan Masjid Haram di Makkah. Proyek yang menelan biaya 50 milyar riyal ini baru akan selesai sampai 10 tahun ke depan dan bakal mengubah wajah kota Makkah.


Sesuai perintah Pelindung Dua Masjid Suci, Raja Abdullah, proyek ekspansi Masjid Haram disertai dengan pembangunan proyek pembangunan sarana pendukung lainnya, seperti perumahan, sarana transportasi dan fasilitas lainnya bagi warga setempat maupun jamaah haji.


Untuk membuat ruang terbuka yang dekat dengan Masjid Haram, dibuat Proyek Shamiya, karena proyek ini banyak mengambil wilayah Shamiya. Sedikitnya 1.000 bangunan di wilayah Shamiya digusur untuk keperluan proyek tersebut dan pemerintah Saudi menyediakan dana sebanyak 6 milyar riyal untuk dana kompensasi bagi warga yang bangunan miliknya kena gusur.


Proyek Shamiya didisain untuk menyediakan tempat salat yang lebih luas di sisi utara Masjid Haram, dilengkapi sarana transportasi bagi para jamaah haji. Beberapa hotel besar dan apartemen juga akan dibangun di kawasan itu berikut fasilitas publiknya.


Proyek lainnya yang akan dilakukan di dekat masjid Haram adalah Proyek Jabal Khandama di sisi timur masjid. Proyek yang akan dibangun di atas lahan seluas 150 ribu meter persegi ini, 15 persennya akan dialokasikan untuk penduduk Makkah.


Di sisi barat daya Masjid Haram akan dibangun Proyek Jabal Omar. Bukit-bukit yang terdapat di area ini diratakan dan dibangun komplek untuk keperluan tempat tinggal, hotel serta pusat-pusat belanja. Proyek Jabal Omar akan menyediakan fasilitas tempat tinggal dan tempat salat berpendingin udara yang bisa menampung 100 ribu orang serta tempat salat terbuka untuk 120 ribu jamaah.


Proyek pembangunan juga dilakukan di sisi tenggara Masjid Haram, di sekitar Rumah Sakit Ajyad. Di lokasi ini akan dibangun rumah sakit modern dan pusat kesehatan yang dilengkapi dengan fasilitas gawat darurat.


Untuk kelancaran transportasi ke Masjid Haram, akan dibangun jalan baru King Abdul Aziz Ring Road. Jalan lingkar sepanjang empat kilometer dengan lebar 80 meter ini, akan tersambung dengan jalan Jeddah Expressway.


Sementara di selatan Masjid Haram, sedangan dibangun kawasan Hijrah. Dengan pembangunan kawasan ini, tempat untuk salat di sisi selatan masjid luasnya bertambah dari 1.170 meter persegi menjadi 30 ribu meter persegi. Di tempat juga disediakan lahan parkir untuk 1.000 mobil.


Proyek perluasan Masjid Haram lainnya yang masih dalam perencanaan adalah proyek di pintu gerbang utara masjid, berupa proyek pembangunan menara dengan ukuran besar.


Total luas wilayah yang digunakan untuk membuat ruang terbuka dalam proyek perluasan masjid ini dipekirakan lebih dari 40 ribu meter persegi, yang bisa menampung sedikitnya 100 ribu jamaah. Dengan demikian, Masjid Haram di Makkah akan menjadi masjid dengan lapangan terluas dan terpenting di dunia. (ln/arabnews)


Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/int/8528155453-masjid-haram-10-tahun-ke-depan-masjid-dengan-lapangan-terluas-dunia.htm

Selasa, 27 Mei 2008

Kapolri Tak Mau Minta Maaf

SINGLE FIGHTER: Mahasiswa melempari para polisi yang akan membubarkan aksi mereka di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, kemarin (26/5).


Anggap Penyerbuan ke Unas untuk Jamin HAM Masyarakat

JAKARTA - Penyerbuan Universitas Nasional (Unas) yang dilakukan oleh polisi telah memunculkan protes dari berbagai kalangan. Komisi III DPR yang membidangi hukum, misalnya, langsung membentuk panja (panitia kerja) yang mengusut kasus tersebut. Sebelumnya, Komnas HAM juga membentuk tim investigasi.


Menghadapi tekanan publik yang memojokkan korps kepolisian, Kapolri Jenderal Pol Sutanto kemarin menggelar jumpa pers khusus di Mabes Polri terkait insiden penyerbuan kampus Unas. Menurut dia, polisi bukan mengebiri demokrasi, tapi mengawal demokrasi sesuai koridor hukum. Untuk itu, tak ada permintaan maaf.


"Tiap demo, sesuai dengan UU yang dibuat pemerintah dan DPR, ada aturannya, yakni sampai pukul 18.00. Tugas kami melayani dan mengamankan supaya unjuk rasa bisa tertib dan kami tidak diperlengkapi alat (mematikan, Red)," katanya.


Kapolri didampingi jajarannya. Misalnya, Irwasum Komjen Pol Jusuf Manggabarani, Kabareksrim Komjen Pol Bambang Hendarso Danuri, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman, Deops Polri Irjen Pol Rubiani Pranoto, dan Kadiv Humas Irjen Pol R Abubakar Nataprawira.


Kejadian di Unas pada Jumat (23/5) itu berawal dari demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. Para pendemo tersebut membakar ban bekas dan sempat menutup Jalan Sawo Manila, Jaksel, di depan Unas. Terjadi bentrok saat polisi membubarkan demo tersebut.


Lantas, Sabtu pagi, polisi menyerbu kampus Unas untuk membubarkan demo yang tetap berlanjut. Polisi menyeret dan memukuli sejumlah mahasiswa sehingga kampus itu berdarah. Selain itu, kaca dan kondisi kampus banyak yang berantakan.


"Yang terjadi di Unas kan demo sampai malam dan masyarakat setempat merasa terganggu. Kita sudah nego dan bertahan, tapi tidak bisa. Jadi, yang kami lakukan itu menjamin hak asasi masyarakat luas. Ini garis bawahi betul," jelas Kapolri.


Menurut dia, polisi punya kewajiban melindungi hak asasi masyarakat yang lebih luas dibanding demonstran yang terbukti melanggar hukum.


Saat disinggung apakah perlu polisi meminta maaf atas segala kerusakan dan kekerasan yang terjadi di Unas pada Sabtu kelabu itu, Kapolri menjawab, "Saya minta rekan-rekan pahami, demokrasi baik jika dikawal penegakan hukum yang kuat. Kita harus memperkuat. Termasuk Saudara-Saudara (wartawan) juga memperkuat." Menurut dia, juga tak ada pelanggaran HAM dalam peristiwa itu.


Menurut lulusan Akpol terbaik angkatan 73 itu, polisi bukannya tidak berbenah diri. Selain protap pengendalian massa saat ini, dan polisi dilarang membawa senjata api, juga ada sejumlah perbaikan, seperti pemberian materi HAM sejak pendidikan polisi di level awal. Karena itu, tidak mungkin polisi di lapangan melakukan perusakan. Tapi apa pun, polisi akan mengevalusi kejadian semacam itu supaya tidak terulang kembali.


Pascabentrok Unas, sesuai protap, Irwasum dan Propam turun ke lapangan. "Jangan sampai (kasus) ini dimanfaatkan pihak ketiga," tegasnya.


Mantan Kapolda Sumut itu menengarai peristiwa tersebut tak lepas dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan kondisi bangsa. Buktinya, dimulai kabar tertembaknya mahasiswa UI, Budi Darma, saat demo di gedung MPR/DPR Rabu lalu (21/5).


Juga isu melalui SMS akan ada kerusuhan besar di Jakarta pada Jumat sampai Minggu (23-25/5) dan isu hilangnya tiga mahasiswa Unas pascabentrok (24/5). Polisi juga masih menyelidiki siapa pemilik dua granat nanas yang ditemukan di Unas pascabentrok. Namun, Kapolri yang akan pensiun pada September 2008 itu tidak menyebutkan siapa pihak yang hendak memancing di air keruh tersebut.


Sementara itu, Irwasum -usai jumpa pers yang berlangsung 30 menit- mengatakan, pihaknya masih memeriksa sejumlah anggota polisi yang terlibat dalam bentrok berdarah itu. Karena itu, dirinya belum tahu hasil pemeriksaan. Termasuk apakah harus ada yang bertanggung jawab, mulai level Kapolrestro Jakarta Selatan Kombespol Chairul Anwar atau bahkan hingga level Kapolda.


Namun, apakah polisi dibenarkan menganiaya? "Upaya paksa yang dilakukan polisi seimbang dengan tekanan yang dia terima. Jadi, kalau (pelaku) ngamuk, ya harus dilumpuhkan dan baru dibawa ke kendaraan," jawab Jusuf yang pernah tersandung kasus UMI Makassar dan dicopot dari jabatan Kapolda Sulsel pada 2004 lalu itu. Bukti tayangan TV yang memperlihatkan aksi anarkis sekelompok polisi menggebuki mahasiswa Unas belum bisa dijadikan pedoman.


Begitu pula sikap Kapolda Metro Jaya. Dia membantah informasi yang menyebutkan bahwa dirinya telah menonjobkan Kapolrestro Jakarta Selatan. "Tidak benar itu. Tidak semudah itu. Kita tunggu hasil pemeriksaan internal," tambahnya. Pihaknya juga belum langsung mengganti kerugian yang diderita Unas dengan alasan belum tentu anak buahnya yang merusak.


Sumber koran ini di lingkungan Mabes Polri mengatakan, salah satu skenario untuk memperbaiki citra Polri sebagai buntut kasus Unas adalah mengambil tindakan di level Kapolrestro.


Mendiknas Bambang Soedibyo pun sepenarian dengan Kapolri. Dia memahami apa yang dilakukan mahasiswa. Namun, seharusnya aksi tersebut tidak anarkis. "Caranya jangan melanggar," kata Mendiknas usai rapat kerja bersama Komisi X di DPR kemarin (26/5). Menteri asal PAN itu menambahkan, tidak ada kampus yang steril terhadap hukum.


Menko Polhukam Widodo A.S. bahkan bersikap lebih keras. Dia berjanji bahwa pemerintah akan mencari dalang di balik bentrok Unas. "Kita mempercepat penyelesaian proses hukum dan mencari pihak-pihak yang berperan memprovokasi kekerasan," katanya dalam jumpa pers di Kantor Menko Polhukam siang kemarin. Hadir dalam acara yang dihelat pukul 11.00 itu Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Kapolri juga datang sebelum mengadakan jumpa pers khusus di Mabes Polri sorenya.


Menurut Widodo, langkah polisi juga didasarkan laporan dari masyarakat. "Mereka (demonstran) sudah diberi toleransi. Tapi, sampai pukul 04.30 menjelang azan subuh, mereka justru menyerang aparat. Masyarakat yang hendak menunaikan salat merasa terganggu dan meminta bantuan polisi untuk bertindak," katanya.


Karena itu, mantan Panglima TNI itu optimistis tindakan polisi masih dalam jalur yang benar. "Justru kami mengingatkan pengunjuk rasa agar mewaspadai pihak-pihak luar yang memanfaatkan aksi itu untuk kepentingan tertentu," katanya.


Namun, penjelasan itu tak meredam kalangan legislatif dan Komnas HAM. "Polisi sebenarnya tahu siapa yang dihadapi. Mahasiswa itu manusia Indonesia yang paling tidak punya kepentingan ketika berjuang," kata anggota DPD I Wayan Sudhirta di gedung DPR kemarin.


Dia menyesalkan tindakan polisi yang cenderung berlebihan. Misalnya, menginstruksi para mahasiswa jalan jongkok dan memukul secara membabi buta.


Dia mengingatkan, ujian terberat bagi Polri setelah tidak sepayung dengan TNI adalah mampu atau tidak melakukan kontrol dan pengawasan internal. Kasus Unas akan jadi batu ujian. "Kalau terbukti tidak mampu, gagasan menempatkan kepolisian di bawah kontrol Mendagri bisa menjadi kenyataan seperti di negara maju," katanya.


Komnas HAM juga maju satu langkah. Komisi pimpinan Ifdhal Kasim itu telah membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti temuan sementara Komnas HAM. "Kami sudah membentuk tim yang dipimpin komisioner Nur Kholis," ujar Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh kemarin (26/5). Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi komisioner Komnas HAM.



Panja Universitas Nasional


Aksi kekerasan aparat kepolisian di Kampus Universitas Nasional (Unas) menuai kecaman dari Senayan. Bahkan, Komisi III DPR memutuskan membentuk panitia kerja yang akan menginvestigasi perusakan kampus itu.


Keputusan tersebut diambil setelah Komisi III menerima perwakilan mahasiswa Unas kemarin (26/5). Selain itu, DPR akan mengundang kepala Polri dan jajaran pimpinan polisi di wilayah kejadian perkara. Mereka akan dimintai keterangan tentang kronolgi kejadian yang diduga ada unsur pelanggaran hak asasi manusia itu. "Dalam 2-3 hari pembentukan tim akan diselesaikan," ujar Ketua Komisi III Trimedya Panjaitan.


Tim tersebut akan melakukan investigasi di lokasi kejadian. Mereka akan mengumpulkan data tentang kerusakan fasilitas kampus, temuan dua granat nanas, hingga barang bukti narkoba. Hasil invenstigasi itu akan dijadikan bahan evaluasi dalam rapat kerja dengan Kapolri.


Bukan hanya mahasiswa Unas yang mendatangi Komisi III. Jajaran rektorat juga menghadap Ketua DPR Agung Laksono dengan agenda serupa. Mereka meminta dukungan legislatif agar mendesak kepolisian memenuhi janjinya mengusut tuntas kasus kekerasan di Unas. "Polisi melalui Kapolres Jakarta Selatan telah berjanji menindak oknum-oknum yang melakukan kekerasan dan perusakan di kampus," kata Rektor Unas Umar Basani saat bertemu pimpinan DPR.(naz/rdl/bay/pri/fal/cak/tof)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10533

Sabtu, 24 Mei 2008

Jadi ”Native Speaker” di Kelas Bahasa SMA Queensland, Australia

Siswa Tanya Tuyul, Guru Jawab Mirip Casper

Pernah jadi bahasa yang populer diajarkan di sekolah-sekolah di Australia, peminat kelas Bahasa Indonesia di Negeri Kanguru semakin menurun. Bukan hanya karena kasus Bom Bali, tapi juga karena bahasa Asia lain: Mandarin, Korea, dan Jepang, menjadi pesaing. Laporan ELIN YUNITA yang baru tiba dari Brisbane.

-------


PERJALANAN darat ke Ferny Grove, kawasan di barat daya Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, itu makan waktu sekitar satu jam. Beranjak dari pusat kota Brisbane yang sarat gedung-gedung tinggi, pemandangan lantas berganti dengan deretan pohon-pohon cemara dan permukiman. Beberapa rumah tua dari kayu warga Queenslander tampak sepanjang jalan. Beberapa digunakan sebagai kedai minum atau butik.


Di Ferny Grove, mobil yang kami tumpangi merapat di sebuah sekolah satu lantai yang dikelilingi pepohonan. Seorang perempuan berbaju kuning dengan rambut tersanggul rapi berdiri di tepi jalan.


"Selamat datang ke sekolah kami. Saya senang sekali bertemu Anda dan mempraktikkan Bahasa Indonesia saya," ujar Fiona Hudghton dalam bahasa Indonesia yang fasih. Suara keras dan lantang.


Wanita itu ditunjuk sebagai kepala Departemen Bahasa di Ferny Grove High School (SMA Ferny Grove), nama sekolah yang hari itu kami kunjungi. Dengan bersemangat, dia lantas membawa kami ke ruangannya. Dia tak asing dengan orang Indonesia. Sebab, sebelumnya, dia pernah jadi perawat di RS Dokter Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.


Dia menunjuk plang yang menunjukan arah dan jarak beberapa kota di dunia dari Ferny Grove. Salah satunya plang Semarang yang tertulis jaraknya 5.024 kilometer dari Brisbane. "Kami memang punya hubungan istimewa, Semarang adalah sister city Brisbane," ujar Fiona.


Menurut Fiona, Wakil Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz (sekarang gubernur) bahkan sempat berkunjung ke sekolah tersebut dan menghadiahkan seperangkat alat gamelan yang lantas ditempatkan di ruang musik.


Kami lantas dibawa ke ruang guru dan diperkenalkan dengan sebagian dari mereka yang tampak sibuk mengetik atau menyusun bahan pelajaran sebelum masuk kelas. Di rungan kecil miliknya tampak sang saka merah putih dan Bendera Jerman dipajang berjajar di sela-sela buku. "Di sini diajarkan dua bahasa asing, Bahasa Indonesia dan bahasa Jerman," ujar perempuan yang dipanggil Bu Fin oleh murid-muridnya.


Setelah mengambil beberapa buku, Bu Fin membawa kami ke ruang kelas Bahasa Indonesia. Ukuran ruangan hampir sama dengan sekolah di Indonesia. Tapi kalau soal fasilitas, sekolah negeri setingkat kecamatan di Australia itu tak bisa dibandingkan dengan sekolah kelas kecamatan di Indonesia.


Dua buah kipas angin terpasang di atap kelas dalam keadaan mati. Hawa musim gugur yang suhunya antara 15-20 derajat Celcius hari itu tak memerlukan kipas angin. TV berukuran 20 inci dilengkapi dengan DVD player jadi alat pendukung pelajaran. "Terutama untuk memutar film Indonesia. Kami pernah menutar Film Ada Apa dengan Cinta. Murid-murid sangat menyukainya," kata Bu Fin bersemangat.


Rak di kelas itu berisi kamus bahasa Indonesia, buku-buku, dan beberapa majalah (tentang Indonesia) berjejer merapat di dinding kelas. Selain itu ada peta Indonesia, berbagai alat peraga, sampai poster bertuliskan "Bahasa Indonesia Menyenangkan" dipasang untuk memotivasi murid.


Sebelas orang murid dengan seragam sekolah warna hijau duduk di meja yang ditata melingkar di tengah kelas. "Ini kelas 12," ujar Bu Fin memperkenalkan para siswanya. Menurut dia, Bahasa Jerman dan Indonesia ditawarkan di kelas 8 sampai 10. Sedangkan ekstensi di kelas 12.


Setelah perkenalan dalam Bahasa Indonesia, semua murid memberondong kami dengan pertanyaan yang mereka siapkan. Dengan bahasa Indonesia yang sedikit terbata-bata, mereka bertanya soal kerja wartawan dan apa yang kami liput. Jawa Pos dan dua wartawan majalah dari Indonesia pun larut dalam diskusi.


Dengan bahasa campur-campur Indonesia dan Inggris, staf pemerintah Queensland, Monique Barnes, yang jadi pemandu kami, sesekali tersenyum menyimak diskusi. Terutama jika kami berbicara bahasa Indonesia, karena perempuan berambut ikal itu sama sekali tak mengerti Bahasa Indonesia.


Soal media, koran ternyata tak begitu populer bagi remaja di Ferny Grove. Menurut Bu Fin, remaja malas membaca koran yang isinya politik, berita kriminal, maupun Australia. Kalaupun membaca koran, bukan berita serius yang mereka baca. "Remaja kebanyakan membaca koran dari belakang, halaman olahraga. Benar kan, siapa yang seperti itu?" ujarnya kepada murid-muridnya.


Tiga orang, yakni Rachel, Zack, dan Jack langsung mengacungkan jari. "Bisa dipahami, mereka bertiga atlet," ujar Bu Fin kepada Jawa Pos.


Beberapa murid yang lain mengaku tak pernah baca koran. Seorang murid dengan rambut warna coklat mengaku lebih suka fashion. Siswi lain bernama Jasmin Tilling juga mengaku tak membaca koran. Tapi, dia sering membaca berita politik ataupun nasional di internet.


"Koran memang tak populer bagi remaja disini. Kami lebih suka TV ataupun majalah remaja," ujar Jasmin Tilling ketika memandu rombongan kami keliling sekolah. Ketika Jawa Pos menceritakan ada rubrik di koran ini yang khusus melayani remaja (Deteksi), Jasmin langsung menghentikan langkahnya. "Oh ya? Menarik sekali. Mungkin perlu ditiru di sini," ujarnya.


Pembicaraan di dalam kelas mengalir dari isu korupsi (tak menarik minat mereka, almarhum Soeharto, perilaku masyarakat Indonesia, sampai tuyul. Setan kecil itu jadi bahan obrolan yang menarik. Bu Fin yang mula-mula menyinggung soal mahluk halus pencuri uang itu.


"Kalau ada orang yang meletakkan tangan di belakang sambil berjalan, besar kemungkinan mereka sedang membawa tuyul," ujar Bu Fin menceritakan kepercayaan sebagian orang Jawa tentang tuyul. Dia menambahkan tuyul sengaja dipelihara untuk menghasilkan uang.


Dengan pandangan bertanya, murid-murid lalu bertanya seperti apa wajah tuyul. Beberapa dari mereka bergumam tak percaya ada hantu yang digunakan untuk mencari uang. "Kalau kalian percaya Casper itu ada, mungkin tuyul benar-benar ada," ujar Bu Fin.


Usai pelajaran berakhir, kami tak langsung pulang. Suguhan teh dan kopi panas serta kue-kue tersaji di dapur guru yang kecil namun bersih. Guru Bahasa Indonesia di sana, Rosita Moesa, yang berasal dari Indonesia, mengakui tantangan yang dihadapi guru bahasa Indonesia lumayan berat. Sebab, peminat Bahasa Indonesia makin lama makin berkurang.


Salah satunya karena travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia pasca Bom Bali yang banyak mengakibatkan warganya jadi korban tewas. "Kami tak boleh membawa murid ke Indonesia dalam kapasitas sebagai pengajar," ujar perempuan yang sudah 15 tahun tinggal di Australia itu.


Akibatnya, saat "praktik lapangan" perjalanan ke Brunei Darussalam dan Malaysia jadi alternatif. "(tak bisa ke Indonesia, Red) Itu yang membuat mereka jadi tak bersemangat," ujarnya. (el)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10514

Jumat, 23 Mei 2008

POLDA METRO JAYA SIAGA I MENGAMANKAN KENAIKAN HARGA BBM

Metrotvnews.com, Jakarta: Polda Metro Jaya malam ini memberlakukan siaga satu untuk seluruh jajarannya. Status siaga satu diberlakukan setelah pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Status siaga satu diresmikan lewat apel pasukan malam yang dipimpin Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Budi Winarso.

Polda Metro Jaya menerjunkan anggota reserse, samapta dan intelijen. Malam ini mereka siap bergerak untuk mengamankan SPBU-SPBU di Jakarta. Mereka bertugas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kenaikan harga BBM.

Malam ini sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah diserbu warga. Mereka berbondong-bondong ke SPBU untuk bisa membeli harga premium dengan harga lama, Rp 4.500 per liter. Mulai besok, sesuai penjelasan pemerintah, harga premium akan naik menjadi Rp 6.000 per liter. Seperti yang diumumkan pemerintah, selain premium, harga solar akan naik dari Rp 4.300 menjadi Rp 5.500 per liter, dan minyak tanah dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500 per liter.

Salah satu SPBU yang diserbu warga adalah SPBU Tanah Abang II, Jakarta. Antrean kendaraan mulai padat sejak pukul 22.00 WIB. Antrean mulai padat, bahkan kendaraan --baik roa dua maupun roda empat-- terus berdasatngan. Makanya, antrean sudah sampai ke badan jalan. Pihak SPBU mengaku belum ada pembatasan pembelian BBB. SPBU ini menyediakan tujuh kanopi, empat kanopi untuk mobil premium, dua untuk solar dan satu untuk motor.

Seperti yang terlihat di SPBU di Jalan Basuki Rahmat, Kampung Melayu Besar, Jakarta Timur. Tidak hanya mobil, sepeda motor juga ikut antre. Antrean sudah terjadi sejak sore dan berlanjut hingga malam ini. Aparat kepolisian disiagakan untuk menertibkan antrean juga untuk menghindari terjadinya kemacetan di badan jalan. Agar tidak cepat kehabisan stok BBM, pengelola SPBU membatasi pembelian hanya Rp 15 ribu untuk sepeda motor dan Rp 75 ribu untuk mobil pribadi.

Antrean juga terlihat di SPBU Kemanggisan, Jakarta Barat. Di SPBU ini puluhan kendaraan terlihat antri membeli BBM. Antrean mulai terjadi pukul 19.00 WIB, sebelum kenaikan harga BBM secara resmi diumumkan oleh pemerintah. Warga memutuskan membeli BBM sebagai langkah antisipasi. Tidak hanya mobil, tapi sepeda motor juga ikut antre membeli BBM di SPBU ini.(DOR)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=59540

Ketua MPRRI: BLT Timbulkan Kegamangan di Masyarakat

Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid menilai, Bantuan Langsung Tunai yang mulai akan digulirkan hari ini (23/5) sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak akan menimbulkan kegamangan di tingkat lokal, seperti yang terjadi pada saat kenaikan BBM tahun 2005.

"Banyak orang mengkhawatirkan data-data yang ada bukanlah data yang valid. Dan uang yang diberikan itu setara dengan uang yang diberikan pada tahun 2005 lalu 100 ribu rupiah, padahal jelas harga-harga sudah melambung tinggi. Kalau dulu 100 ribu rupiah mungkin masih cukup, tetapi sekarang belum naik harga minyak, harga-harga sudah naik. 100 ribu rupiah itu mungkin nilainya tidak sama dengan 100 ribu rupiah pada tahun 2005 yang lalu, " ujarnya kepada pers, di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Jum'at (23/5).

Menurutnya, apabila keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dan mengganti dengan pemberian BLT menimbulkan kegalauan di tengah masyarakat. Hidayat meminta agar pemerintah untuk empertimbangkan kembali keputusan tersebut.

"Saya kira belum terlambat kalau pemerintah betul-betul mengkaji ulang kenaikan BBM itu, untuk pada akhirnya betul-betul berpihak pada rakyat dan kepentingan negara, " tandasnya.

Mengenai maraknya aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM diberbagai daerah hingga menjurus pada tindakan anarkis. Hidayat mengaku, sangat prihatin dengan hal itu, apalagi kalau demontrasi malah menimbulkan korban, dan perilaku anarkis dan permusuhan sesama anak bangsa. Hidayat sangat menyayangkan demonstrasi yang seharusnya menjadi bagian dari demokrasi proses demokrasi, justru menjadi ajang permusuhan.

Dengan maraknya aksi penolakan kenaikan BBM, Hidayat berharap hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah memilih langkah-langkah yang lebih bijak, untuk tidak menaikkan harga BBM. (novel)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nas/8523143948-ketua-mprri-blt-timbulkan-kegamangan-masyarakat.htm