SEMARANG - Mobil angkot yang nangkring di atap rumah di Semarang kemarin bukan iklan sebuah bank yang populer beberapa waktu lalu. Juga bukan atraksi sirkus. Itu peristiwa kecelakaan yang nyaris membawa celaka enam penumpang dan dua pemilik rumah.
Angkot jenis Toyota Kijang dengan rute Johar-Banyumanik tersebut meluncur tanpa kendali di Jalan Karanganyar Ledok pada Kamis kemarin (24/4). Kecelakaan itu diduga disebabkan keteledoran sang sopir.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.30 itu berawal ketika sopir angkot bernama Maryadi, 47, berhenti di jalan menurun. Salah seorang penumpang minta turun. Maryadi menghentikan kendaraannya di jalan pada kemiringan (kondisi jalan menurun) sekitar 30 derajat.
Begitu berhenti, Maryadi membantu menurunkan barang belanjaan penumpang bernama Ny Didik, 45. Sial, sopir warga Kampung Sleko RT 1 RW 11 itu lupa menarik tuas rem tangan angkotnya. Akibatnya, kendaraan itu meluncur deras di jalan menurun itu.
Bisa dibayangkan betapa paniknya enam penumpang angkot tersebut. Mereka menjerit dalam angkot yang meluncur tanpa sopir. Sisi kiri jalan memang lebih rendah ketimbang jalan raya. Bahkan, atap rumah warga di situ lebih rendah daripada bahu jalan.
Setelah meluncur lebih dari seratus meter, angkot oranye itu lompat ke atap rumah Emi Wongsosudiro, 76, di Karanganyar Ledok no 586 RT 4 RW 4, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari. Posisi rumah tersebut memang lebih rendah dan berjarak hanya sekitar 1,5 meter dari sisi tebing jalan.
Bodi mobil nahas tersebut menjebol atap rumah dan bagian depan menerobos dapur. Reruntuhan kayu dan genting rumah yang ambrol sempat menimpa dua penghuni rumah. Selain itu, enam penumpang dewasa dan seorang anak mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Menurut saksi mata bernama Jubaedah, 50, putri Emi, saat kejadian, dirinya sedang mencuci piring di dapur. Tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh di luar.
"Saya kira gempa. Karena penasaran, saya lari keluar, tahu-tahu di dapur terdengar suara lebih keras lagi," kisahnya.
Setelah dilihat, ternyata sebuah mobil angkot menerobos masuk ke dapur melalui atap rumahnya. Jubaedah pun bersyukur karena saat itu langsung lari keluar rumah.
"Kalau saya tetap di dapur, entah bagaimana jadinya. Lihat saja, ruangan dapur rusak semua," katanya, sambil menunjuk angkot yang nangkring di atap rumahnya dengan moncong menembus atap.
Dia lebih kaget lagi karena di angkot tersebut penuh penumpang. "Ada sekitar lima orang dan seorang anak kecil. Mereka berteriak histeris dan segera keluar," ungkapnya.
Dia mengaku tak sempat menolong penumpang karena sibuk mengurusi ayah dan ibunya, Emi dan Sadiyah. Pasangan suami istri itu mengalami luka di tangan dan pungung akibat terkena reruntuhan tembok.
"Saya saat itu sedang duduk di ruang tamu. Saat atap dan tembok ambrol, saya tak sempat menghindar," tutur Emi.
Maryadi pun menuturkan bahwa angkotnya berhenti karena dirinya membantu menurunkan barang belanjaan penumpang. "Saya ikut turun membantu membawakan belanjaan. Penumpang yang lain berada di dalam," kata pria yang masih terlihat shock tersebut. Saat itu, mesin angkot dalam keadaan hidup. "Saya kaget dan mencoba naik untuk mengerem. Namun, mobil terus ngelondor. Apalagi, jalanan menurun," imbuhnya.
Enam penumpang yang terluka adalah Ivana W. Arisokha, 26, warga Gombel Lama; Ny Triyono, 60, dan Djunaedi, 50, keduanya warga Karanganyar Ledok; Ny Suratmin, 60, warga Jangli; Elvianingsih, 34, warga Jatingaleh; serta Ny Nawarti, 24, warga Jalan Durian, yang mengalami luka paling parah di bagian kepala.
Kapolres Semarang Selatan AKBP Imran Yunus melalui Kanitlaka Iptu Agni Wisnu Brata mengatakan, pihaknya menduga kecelakaan terjadi akibat pengemudi lalai. "Dari keterangan para penumpang, sebelum kejadian mesin dibiarkan dalam keadaan hidup," ungkapnya. (ric/jpnn/tof)
Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=10371
Tidak ada komentar:
Posting Komentar