Sabtu, 12 Juli 2008

Anggota TNI Tewas Berkelahi dengan Anggota Polri

Makassar - Keributan kembali terjadi antara anggota TNI dan Polri. Kali ini, anggota TNI yang meregang nyawa.

Keributan antar aparat negara itu terjadi di depan sebuah klinik kesehatan alternatif di Jl Kapasa Raya, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/7/2008).

Peristiwa tersebut berawal dari kedatangan Koptu Mustajab ke klinik alternatif tersebut untuk berobat sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah 30 menit, proses terapi pun selesai. Mustajab pun diminta untuk keluar dari kamar terapi batu giok itu.

Namun Mustajab menolak permintaan tersebut. Dia bahkan mengamuk saat pengobatan dihentikan.

Keributan di klinik tersebut akhirnya menarik perhatian beberapa orang polisi berpakaian preman. Klinik tersebut memang berada di dekat kantor Polsek Biringkanaya. Keempat polisi ini kemudian berusaha menenangkan Mustajab. Namun tentara itu tidak terima sehingga akhirnya terjadi perkelahian.

"Kakak saya dikeroyok dan luka-luka. Kemudian dibawa masuk ke dalam kantor Polsek," kata adik Mustajab, yang tak mau disebutkan namanya.

Namun, sambung dia, sekitar pukul 14.00 Wita pihak keluarga mendapat kabar Mustajab meninggal dunia. Jenazahnya dibawa ke RS AD Pelamonia.

Peristiwa kematian Mustajab ini memicu emosi pihak keluarga. Mereka kemudian mendatangi Mapolsek Biringkaraya.

Hingga pukul 19.00 Wita, suasana di depan Mapolsek Biringkaraya masih tegang. Puluhan keluarga korban mondar-mandir. 3 Anggota Koramil Biringkaraya juga terlihat di antara mereka.

Belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai peristiwa ini.(djo/djo)
 

Jumat, 11 Juli 2008

Maroko Denda Kepala Biro Al Jazeera karena Laporan Kerusuhan

Rabat-RoL-- Pengadilan Maroko Jumat mendenda kepala biro Al Jazeera Rabat 50.000 dirham Maroko (6.860 dolar AS) karena laporan yang pengadilan itu katakan sebagai informasi tidak benar bahwa sejumlah pengunjuk rasa telah tewas dalam bentrokan dengan polisi.

Pemerintah membantah bahwa sejumlah pengunjuk rasa telah tewas bulan lalu ketika polisi bergerak untuk membubarkan demonstrasi sepekan lamanya karena kemiskinan dan pengangguran oleh para pemuda di kota pelabuhan Sidi Ifni di Maroko baratdaya.

Penuntut Maroko menuduh Hassan Rachidi dari al Jazeera dan pejabat Pusat Hak Asasi Manusia Brahim Sbaalil pada 3 Juni telah mempublikasikan informasi dan konspirasi palsu menurut pasal 42 kode etik pers kerajaan itu.

Rachidi yang beririko dipenjarakan selama enam bulan mengatakan stasiun televisi yang bermarkas di Qatar itu hanya melaporkan komentar atas konferensi pers yang diadakan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Maroko bahwa ada orang yang tewas dalam bentrokan itu.

Ia menambahkan bahwa laporan itu seimbang dan menonjolkan bantahan pejabat atas kematian tersebut. Aktivis HAM dan wartawan, yang mengkhawatirkan hukuman lebih keras, tersenyum dan mengucapkan selamat pada Rachidi tak lama setelah hakim ketua pengadilan Rabat Mohamad Alaoui membacakan putusannya.

Pada Kamis, pengadilan yang sama memenjarakan aktivis hak asasi manusia Sbaalil selama enam bulan karena mengatakan pada Al Jazeera dan organisasi pers lainnya bahwa pasukan keamanan telah membunuh dan memerkosa pemrotes pada saat kerusuhan di kota Maroko selatan itu bulan lalu.

Pemerintah telah mengatakan setiap perlakuan kejam oleh pasukan keamanan, jika terbukti, akan dihukum berat. antara/reuters/abi

Sumber: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=341027&kat_id=248

TKW Indramayu Diperlakukan tak Manusiawi

Indramayu-RoL -- Kisah pilu nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di luar negeri, belum juga sirna. Kali ini, penderitaan itu dialami Sri Wahyuningsih (20 tahun), TKI asal Desa Balongan RT 04/02 Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Keluarga Sri pun mengharapkan agar pihak terkait dapat membantu memulangkan TKI tersebut. Menurut Enah, ibu kandung Sri, anak keenam dari tujuh bersaudara itu, pertama kali berangkat ke Singapura melalui perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) PT Panca Asma Tunggal, Bekasi Timur, pada Desember 2007. Di Singapura, sambung dia, Sri dipekerjakan di rumah keluarga India bernama Rafi S dan Danam Lasmi, di Jurong West Apartement.

Di rumah itu, kata Enah, Sri ternyata dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Padahal sebelum berangkat, Sri dijanjikan akan bekerja sebagai baby sitter. ''Di keluarga itu, setiap hari Sri diperlakukan secara kasar dan tak manusiawi,'' ungkap Enah saat ditemui di kediamannya, Jumat (11/7).

Jurni (27) bibi korban menambahkan, keponakannya itu bercerita sering dipukul, ditampar, dan ditendang oleh majikannya. Tak hanya itu, Sri pun diharuskan bekerja siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Bahkan, setiap akhir pekan, Sri malah diperintahkan untuk bekerja di rumah orang tua majikannya, dengan beban pekerjaan yang lebih berat. ''Padahal, di Singapura ada aturan yang mengharuskan pekerja diberikan waktu libur setiap akhir pekan,'' kata dia mengungkapkan.

Jurni menambahkan, Sri pun mengeluhkan tidak pernah menerima gaji sejak dirinya pertama kali bekerja. Sedangkan dalam kontrak kerjanya, Sri dijanjikan bakal menerima gaji sebesar Rp 2 juta per bulan. Meskipun ada potongan sebesar Rp 600 ribu untuk membayar kepada agen yang memberangkatkannya, namun potongan itu hanya berlaku selama delapan bulan.

Kisah serupa juga terdengar dari Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, dilpaorkan, ada seorang TKI asal Blok Benda, Desa Sidamulya, Caswati (25), meninggal saat bekerja sebagai PRT di Dubai. Caswati yang baru bekerja di Dubai selama empat bulan, dilaporkan meninggal sejak sebulan yang lalu akibat sakit. ''Jenazah tiba di kampung halaman pada Kamis (10/7) pukul 18.30 WIB dan dimakamkan hari ini (kemarin),'' kata Kapolsek Bongas, AKP Didi S Fansuri.pur

Sumber: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=341033&kat_id=23

Kamis, 10 Juli 2008

Perampokan di Sebuah Toko HP

Lagi-lagi terjadi perampokan di sekitar tempat kerjaku. Kali ini yang menjadi korban adalah sebuah toko HP yang berada tepat di samping kantorku. Modusnya pura-pura menjadi pembeli. Setelah penunggu toko memperlihatkan dua buah HP, tiba-tiba saja pembeli gadungan tersebut membawa lari barang berharga itu.

Ada dua orang pelaku perampokan. Mereka melarikan diri memakai sebuah mobil. Tidak jauh dari toko HP tersebut terdapat beberapa mobil yang melintasi jalan. Karena perampok tersebut terburu-buru, akhirnya menabrak tiga mobil secara beruntun. Sayangnya kedua perampok itu berhasil melarikan diri. Kasihan sekali si penunggu HP. Padahal sekitar sepuluh menit sebelum kejadian itu, aku bersamanya mengobrol di dalam toko itu.

Mobil yang kena tabrak juga lumayan parah. Beberapa pekan sebelumnya terjadi juga perampokan di sebuah apotek yang berada di samping toko HP itu. Ada tiga orang pelaku. Yang pertama masuk ke dalam apotek sambil membawa sebuah botol. Dia mengancam untuk memecahkan botol itu dan mengarahkannya kepada apoteker itu. Yang kedua menunggu di depan pintu apotek sambil mengawasi keadaan di sekitarnya. 

Setelah apoteker Mesir menyerahkan sejumlah uang, dia lari keluar. Ada pekerja India yang berusaha menghadang orang itu. Botol yang dipegangnya itu dipecahkan untuk menakuti pekerja itu. Lalu mereka berdua berlari menuju ke mobil yang diparkir agak jauh dari apotek itu. Di dalam mobil itu sudah menunggu orang yang ketiga. Kasihan sekali, orang Mesir itu padahal baru bekerja di apotek tersebut.

Duh kenapa di negeri ini sering terjadi kriminalitas seperti ini? Ada apa gerangan?

Jumat, 04 Juli 2008

Ibuku Sakit

Ya Allah… Berikanlah aku kesempatan untuk bertemu kembali dengan ibuku. Sembuhkanlah dia, hilangkanlah segala penyakit yang ada dalam dirinya. Aku sadar, mungkin aku telah membuat ibuku cemas dan khawatir. Aku salah karena berencana untuk menunda kepulanganku ke Indonesia semata-mata hanya karena materi. Mungkin aku telah melukai hatinya. Ya Allah… Maafkanlah atas segala kesalahanku. Berikanlah aku kesempatan untuk membuat ibuku bahagia.

Bukannya aku hendak durhaka dengan mengatakan bahwa aku akan menunda kepulanganku. Aku hanya ingin mengumpulkan sejumlah modal untuk masa depan adik-adikku. Aku hanya ingin mereka dapat menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang kuliah. Itulah obsesiku. Tapi yang terpenting adalah restu dari kedua orang tuaku.

Setelah dapat kabar dari ayahku bahwa ibuku sedang sakit, aku langsung cemas dan sedih. Sudah tiga hari ini ibu jatuh sakit, tekanan darahnya tinggi. Mengapa tidak ada satu pun pihak keluargaku yang berterus terang mengenai hal ini. Mereka berusaha menutup-tutupinya dariku. Sampai akhirnya Ayahku memberitahuku. Aku sedikit kecewa bercampur dengan sedih. Mereka tidak ingin aku cemas. Tapi semestinya tidak seperti itu.

Semoga saja ibu cepat sembuh. Aku putuskan untuk mengambil cuti karena aku khawatir terhadap kondisinya. Sembuhkanlah dia ya Allah… Hilangkanlah segala penyakit dalam dirinya. Ya Allah… Aku mohon kepada-Mu. Dengan segala kerendahan hati dan kelemahanku, kumohon kabulkanlah…

Minta do'anya dari sahabat-sahabat semua. Semoga ibuku cepat sembuh. AMIN.

Rabu, 02 Juli 2008

Gunakan Komputer dengan Ujung Lidahmu Saja!



Kiri: Maysam Ghovanloo (Georgia Tech)


Washington - Cukup dengan menggerakkan ujung lidah, seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik dapat menjalankan kursi roda, bahkan mengoperasikan komputer. Wow!!

Ini semua berkat kehadiran sebuah alat yang dikembangkan para peneliti di Georgia Institute of Technology. Alat ini menggunakan sebuah magnet mungil, seukuran butiran beras. Orang yang menyandang kelumpuhan dapat mengoperasikan kursor di layar komputer atau mengendalikan kursi roda untuk berkeliling ruangan. Alat ini ditanamkan di bagian bawah lidah.

Sebuah headset dengan sensor medan magnet mendeteksi gerakan magnet di lidah, kemudian memancarkan sinyal nirkabel ke komputer portable, yang diletakkan di pakaian pengguna atau kursi roda.

"Kami memilih lidah untuk mengoperasikan sistem ini, karena tak seperti tangan dan kaki yang dikendalikan oleh otak melalui tulang belakang, lidah secara langsung dihubungkan ke otak oleh saraf tengkorak sehingga terhindar dari kerusakan akibat penyakit tulang belakang atau cedera otot," jelas Maysam Ghovanloo, asisten profesor yang membantu proyek ini.

Selain itu pergerakan lidah juga cepat, akurat, dan tidak perlu banyak berpikir, konsentrasi atau usaha keras untuk menggerakkannya, demikian seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (1/7/2008).

Para peneliti mengklaim, komputer dapat diprogram untuk memahami gerakan-gerakan khusus lidah, yang dilakukan tiap-tiap pengguna. Masing-masing individu dapat melatih sistem untuk memahami sentuhan di tiap-tiap gigi sebagai perintah yang berbeda.

Fransiska Ari Wahyu - detikinet

Sumber: http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/07/tgl/01/time/075559/idnews/965122/idkanal/511

We Are Your Brothers...

Kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Indonesian Islamic Society of Brisbane (IISB) di salah satu kawasan suburban Brisbane ini telah memasuki akhir sesi kedua. Para peserta silih-berganti keluar untuk mengambil wudhu guna menunaikan shalat Ashar. Di luar ruangan acara, saya melihat pemuda itu. Dari wajahnya, saya belum bisa memastikan apakah ia keturunan Australia atau Melayu, semacam ada kombinasi antara keduanya. Berhubung saya masih baru di sini, saya tidak langsung menyapanya, mungkin saja ia sudah biasa mengikuti acara IISB.

Ia sedikit canggung ketika bergabung dengan kami menikmati snack sore. Akhirnya ia menyapa saya terlebih dulu. Kami pun berkenalan. Sebut saja namanya Hashim, tentu bukan nama sebenarnya. Ia sudah lama tinggal dan bekerja di Brisbane, berayah orang Australia dan beribu orang Malaysia; dan sedikit mengerti bahasa Melayu. Yang jelas, saya menangkap ekspresi murung dari pemuda blasteran itu. Ia terlihat pendiam, lesu, dan berbicara dengan suara pelan. Kemudian, ia lebih banyak mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari ibu-ibu IISB, karena mereka mengenal ibunda Hashim. Ternyata Hashim belum pernah mengikuti kegiatan IISB sebelumnya. Ketika sesi selanjutnya dimulai, saya mengajaknya bergabung, “Why don’t you come in and join us?”

Ia pun mengikuti acara yang dibawakan dalam bahasa Indonesia itu. Kehadirannya tentu saja menarik perhatian rekan-rekan IISB. Banyak yang kemudian mengajaknya berbincang, terutama ketika jeda acara untuk makan malam. Ketika acara yang berkesan itu berakhir sekitar pukul 21.30, saya membantu rekan-rekan panitia membereskan ruangan. Sebagai peserta, tidak masalah jika Hashim memilih berpamitan. Tetapi tidak. Ia menunggui kami, lalu menemui Ketua IISB untuk menanyakan kegiatan IISB dan pengajian di mushalla University of Queensland.

Saya dan tiga orang rekan berencana pulang dengan bus, yang berarti harus menempuh jarak cukup jauh menuju tempat tinggal kami. Hashim menawari kami untuk mengantar kami hingga Brisbane Central Business District (CBD), yang kami terima dengan senang hati. Di jok belakang mobilnya, kami mendapati kursi balita di bagian tengah.

You have babies, Hashim?” tanya saya.

Ia menjawab dengan pelan, tetapi lancar, “Yeah … my wife left me to marry someone.”

Oh, I’m sorry …” saya dan rekan yang mendengarnya serentak mengungkapkan penyesalan. Astaghfirullah al-‘Azhim. Tentu kami tidak perlu menanyakan detailnya, apalagi menanyakan siapa yang bersalah. Yang kami tahu, ia baru saja mengungkapkan sebuah kejadian yang mungkin menjadi memori paling menyakitkan dalam hidupnya.

Mobil mulai melaju memasuki kawasan CBD yang gemerlap di akhir pekan. Kami berbincang santai. Tetapi berbagai pertanyaan berkecamuk di benak saya. Hashim sedang mengalami masalah yang demikian berat. Apakah ia merasa sendirian? Apakah alasan yang membuatnya datang ke Masjid Buranda? Apakah ia merasa memerlukan asupan spiritualitas setelah mengalami cobaan itu? Wallahu a’lam.

Kami berhenti di dekat sebuah perhentian bus di CBD. Sebelum turun, saya menyempatkan diri menyampaikan pesan, “Hashim, we’ll be very happy to welcome you anytime. All of us are your brothers and sisters …”

Okay. See you insha Allah …”

Kembali mobil itu melaju membelah keramaian malam Brisbane CBD. Semoga Allah senantiasa melimpahi petunjuk dan melapangkan jalanmu, Brother.

Sunshine State, Juni 2008

Salim Darmadi salimdarmadi.multiply.com

Sumber: http://www.eramuslim.com/atk/oim/8702041953-we-are-your-brothers....htm