Kamis, 15 Mei 2008

Gus Dur Raih Medali Perdamaian



Minta AS Tak Berpangku Tangan Hadapi Fundamentalis

JAKARTA - Pengakuan internasional terhadap KH Abdurrahman Wahid sebagai tokoh yang memiliki dedikasi tinggi dalam menyuarakan toleransi dan dialog antaragama kembali diperlihatkan.


Minggu lalu, misalnya, kiai yang biasa disapa Gus Dur itu menerima medal of valor atau medali kesatria dari Yayasan Simon Weisenthal di Amerika Serikat atas komitmen perdamaiannya itu.


"Penghargaan itu diberikan atas jasa Gus Dur memperjuangkan pesan perdamaian dan toleransi di dunia," kata Ali Masykur Musa, ketua umum DPP PKB versi MLB Parung, di Kantor DPP PKB, Jalan Kalibata, Jakarta Selatan, kemarin (14/05). Gus Dur berada di AS sejak 4 Mei lalu dan baru kembali ke tanah air Rabu kemarin.


Acara penyerahan penghargaan di Los Angeles itu berlangsung meriah dan dihadiri lebih dari seribu orang. Tak terkecuali sejumlah tokoh papan atas Hollywood, seperti sutradara film The Da Vinci Code Ron Howard, penguasa studio film DreamWorks Jeffrey Katzenberg, dan aktor Will Smith.


"Pidato Gus Dur mendapatkan standing ovation (aplaus sambil berdiri, Red) dan banyak orang menitikkan air mata," jelas Ali Masykur.


Selain menerima medali perdamaian, Gus Dur sempat mengadakan pertemuan dengan sejumlah senator terkemuka di Amerika Serikat. Misalnya, anggota senior Komite Hubungan Internasional Kongres AS Robert Wexler yang pernah mengusulkan agar Presiden SBY mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006 dan Ketua Kaukus Anti Terorisme Kongres AS Sue Myrick.


Ada juga Joe Rockefeller dan Christopher Bond, dua senator yang sangat berpengaruh menentukan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. "Mereka ikut menentang invansi negaranya ke Iran," imbuh Sekjen DPP PKB Yenny Wahid.


Gus Dur menyampaikan, dirinya juga sempat berdialog dengan Wakil Presiden AS Dick Cheney di Gedung Putih, Washington DC. Seperti ketika berbicara dengan para senator, dia juga berusaha meyakinkan para pengambil keputusan di AS agar tidak berpangku tangan menyikapi gejala menguatnya kelompok fundamentalis.


"Saya minta AS jangan kayak sekarang. Mereka harus lebih jelas sikapnya," ujarnya. Tentu penyikapan itu tidak diterjemahkan sebagai aksi kekerasan atau invasi. Menurut Gus Dur, kelompok fundamentalis cenderung mengajak umat untuk menghadap-hadapkan Islam dengan kelompok yang lain. "Saya termasuk yang menginginkan terjadinya dialog antaragama," tegasnya. (pri/mk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=341648

5 komentar: