Kamis, 15 Mei 2008

Terobsesi pada Gondola Venecia



Seorang perempuan Belanda Tirza Mol sangat terobsesi dengan gondola, perahu dayung wisata yang hanya ditemukan di Venecia Italia. Perempuan berusia 38 tahun itu susah payah belajar segala hal yang terkait dengan perahu khas negeri pizza tersebut. Mulai dari cara mendayungnya, lagu-lagu yang dilantunkan saat menjalankan gondola, sampai cara membuatnya.


Dia pun sukses membuat gondola sepanjang sebelas meter, yang kini didayungnya di kanal-kanal di Amsterdam. Misinya menarik wisatawan asing ke Belanda, sebagaimana sukses gondola Venecia.


Namun ketika mimpi itu terwujud, dia sampai pada kesimpulan bahwa gondola tidak bisa dipisahkan dari Venecia. Dia bahkan tidak berminat lagi untuk membuat gondola lain untuk dijalankan di kanal-kanal Belanda. "Gondola harus tetap menjadi yang special di Venecia," katanya.


Mol sukses membuat gondola pertama - yang sangat mungkin akan menjadi satu-satunya - setelah empat bulan "belajar" pada seorang ahli pembuat gondola di Venicia. Selama kurun waktu tersebut, dia nyaris putus asa.


Bukan karena sulitnya membuat perahu dayung tersebut, namun pantangan-pantangan dan tradisi membuat gondola, yang tidak bisa ditolerir. Selama empat bulan itu, dia tidak boleh menyentuh gondola, apalagi belajar membuatnya. "Bahkan anak pembuat gondola harus magang selama 25 tahun sebelum dia diizinkan membuat sendiri gondola pertamanya," katanya.


Meski belum puas dia pun kembali ke Amsterdam mencoba membuat gondola sebisanya berdasarkan pengamatannya selama empat bulan itu. Selesai membuat kendaraan air itu, dia kembali ke Venicia untuk belajar mendayung perahu khas tadi.


Sekali lagi dia terbentur tradisi kaku. Banyak pendayung gondola yang menolak mengajarinya mendayung dengan dalih gender.


Sampai suatu saat ada pendayung gondola yang bersedia mengajarinya. Dengan catatan, dia tidak diizinkan mendayung gondola di tengah kota Venecia.


Secara sembunyi-sembunyi dia berulangkali melanggar larangan tersebut. "Namun selalu saja ada yang mengetahuinya dan marah," tambahnya.


Setelah sukses membuat gondola sendiri dan belajar mendayung, dia tidak serta merta bisa menjalankan gondolanya di kanal-kanal di Amsterdam. Pihak pemerintah tidak memberikan izin resmi. (Rtr/ruk)


Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=341660

Tidak ada komentar:

Posting Komentar