Sabtu, 12 Juli 2008

Otak Juga Punya Saklar

BERBAGAI masalah belajar pada anak sering disebabkan penerapan cara dan strategi belajar yang tidak tepat. Akibatnya, aktivitas belajar jadi tidak menyenangkan. Anak menjadi tak kreatif, mudah lupa, dan stres karena otaknya terasa penuh.

DALAM workshop Be An Absolute Genius! di Grha Kompas Gramedia Jalan RE Martadinata, tempo hari, Direktur The Brainic Institute Sutanto Windura menyampaikan bahwa masalah belajar ini sebenarnya bisa diatasi jika para orangtua mau mengubah paradigma.

“Orangtua perlu belajar tentang cara kerja alami otak, mengamati gaya dominan belajar, serta menerapkan cara dan strategi belajar yang tepat. Mereka belajar bagaimana caranya belajar. Bukan sebatas menjejali anak dengan beragam materi pelajaran,” ungkap Tanto serius.

Bagian otak yang digunakan untuk belajar dan mengelola beragam informasi tersebut, terang Tanto, adalah neocortex. Otak kanan menangani aspek kreativitas, konseptual, seni, dimensi, emosi, dan imajinasi. Sedangkan otak kiri bekerja memahami logika matematika, bahasa, tulisan, dan sebagainya.

Di bagian bawah neocortex terdapat apa yang disebut dengan otak limbik (limbic brain) yang mengatur memori, emosi, hormon seksualitas, dan sebagainya. Semua informasi dari luar diantarkan melalui batang otak (brain stem).

“Otak limbik ibarat saklar yang meneruskan semua informasi ke neocortex. Otak limbik bekerja optimal bila seorang anak dalam kondisi rileks. Misalnya saat anak-anak istirahat di sela aktivitas belajar. Saklar ini tak bisa berfungsi jika anak berada dalam kondisi tertekan atau stress,” papar Tanto.

Ada kalanya orangtua secara sengaja atau tidak, terus memaksa anak belajar tanpa memperhatikan prinsip keseimbangan. Si kecil yang sudah mendapat berbagai matapelajaran di sekolah, masih harus ikut macam-macam les matematika dan sebagainya, tanpa menyediakan waktu bermain yang cukup buat anak.

“Padahal penerapan cara sama saja memaksa otak anak bekerja tidak secara alami. Anak jadi merasa jenuh karena asupan informasi untuk otak kanan tak seimbang dengan otak kiri. Ketika asupan informasi seimbang, kegiatan belajar pasti lebih menyenangkan,” tandas penulis buku Be An Absolute Genius! ini. (ricky reynald yulman)

Sumber: http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=13926&kategori=16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar