Selasa, 08 April 2008

DPR Isyaratkan Gugat Slank


Gara-gara Lagu Gosip Jalanan Dianggap Lecehkan Dewan
JAKARTA - DPR sedang sensitif. Nyanyian karya grup musik Slank berjudul Gosip Jalanan, yang berisi kritik ke parlemen, membuat panas para wakil rakyat.

Karena itu, mereka bakal menggugat Slank. "Grup band ini melecehkan lembaga dewan," tegas anggota komisi III Gayus Lumbuun. Menurut Gayus, secepatnya Badan Kehormatan (BK) DPR berkonsultasi dengan komisi hukum dan HAM (komisi III) untuk mencari pintu hukum pengajuan gugatan atas lagu tersebut.

"Lagunya menistakan dewan," ujarnya seraya menjelaskan bahwa dalam lagu itu ada potongan lirik yang berbunyi, "Pembuat undang-undang yang ujung-ujungnya duit".

Padahal, lanjut Gayus, grup band Slank saat ini menjadi mitra Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengampanyekan antikorupsi melalui seni musik. Penciptaan lagu yang dinilai mencederai citra DPR tersebut sudah direkam dan diedarkan secara komersial. Alasan itulah yang akan dijadikan anggota dewan untuk menggugat secara hukum isi lagu tersebut. "Sepertinya, Slank ingin mencari keuntungan dengan memperburuk citra DPR," tambahnya.

Kenapa DPR baru mempermasalahkan lagu Slank, padahal banyak sekali karya seni dari penyanyi lain yang juga mengkritik DPR dan bisa bebas beredar? Misalnya, lagu Iwan Fals berjudul Wakil Rakyat yang dengan jelas menyebut lembaga dewan. Menjawab pertanyaan itu, Gayus mengatakan, "Kalau lagu Iwan Fals itu, isinya kritik membangun. Bukan seperti lagu ini yang men-judge DPR koruptor," tandasnya.

Dihubungi terpisah, personel Slank, Ridho, mengklarifikasi bahwa lagu itu diciptakan tiga tahun lalu. Judulnya Gosip Jalanan dan sudah beredar di masyarakat dalam album PLUR (Peace Love Unity and Respect). "Judulnya saja Gosip Jalanan, Mas. Ya kalau namanya gosip, terus ada yang merasa, terus marah, berarti gosipnya bener dong?" ujar gitaris Slank tersebut.

Dia menyayangkan respons DPR yang berlebihan atas kritik sosial yang disampaikan Slank. Seharusnya, masukan dari masyarakat direspons dengan memperbaiki diri. "Seharusnya, tidak perlu marah. Sebab, kritik yang baik bisa dijadikan bahan untuk koreksi diri," tambahnya. (cak/mk)

Sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=334970

Tidak ada komentar:

Posting Komentar